webnovel

#2

Walaupun dimas merasa canggung, namun ada suatu hal yang mengganjal dalam pikirannya, dan itu membuatnya mau tidak mau harus menanyakan hal itu kepada yulia.

Dimas memulai pembicaraan dengan mengobrol biasa terlebih dahulu, agar rasa canggungnya memudar dan menciptakan suasana akrab di kedua belah pihak.

"Kamu dulu kan akrab banget sama putri" Ceplos dimas tiba tiba. Perasaan tidak enak pun seketika menjalari yulia, ia mulai bisa menerka kemana arah pembicaraan mereka.

"Aku gak tau apa apa soal putri" Ungkap yulia langsung menyudahi obrolan mereka.

Yulia langsung saja beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan dimas. Dan dimas yang tau kenapa yulia bersikap seperti itu, hanya pasrah saja tanpa berusaha menghalangi yulia.

Dimaspun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah meja bar untuk membayar minumannya. Kemudian berjalan keluar dari coffee itu.

Setelah keluar dari ambang pintu coffee dimas justru terlihat mematung, matanya terbelalak bagaikan tengah melihat sesosok makhluk astral paling menyeramkan di bumi.

Tanpa berkedip sedikitpun, dimas terus menatap kearah depan. Seorang wanita cantik nanti anggun baru saja turun dari sebuah mobil sedan dengan anggunnya.

"Itu.. Putri" Pikir dimas dan tetap mematung memandangi gadis cantik itu.

Tak lama kemudian keluar pula sesosok lelaki gagah dengan pakaian yang rapih dari mobil yang sama.

Mereka berdua berjalan beriringan kearah pintu masuk coffee itu. Putri nampak sedikit melirik kearah dimas, namun kembali memalingkan pandangannya lalu memeluk tangan pria di sebelah nya dan berlalu saja melewati dimas.

Dimas termenung, berjalan santai dengan pandangan mengarah kebawah. Kedua tangan nya dimasukkan kedalam saku celananya. Terus berjalan sembari menendang nendang kaleng bekas minuman di bawahnya.

Dia tahu jika tak ada alasan untuk dia merasa cemburu, bahkan sudah 2 tahun lamanya mereka tak bertemu. Sama sekali tidak ada alasan untuk putri masih mengingat dirinya.

Itulah yang dia pikirkan sembari berjalan menuju motornya.

Akhirnya dimas sampai di tmpat kostnya, ia langsung saja masuk kedalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur di samping juna.

"Lu gx ngampus?" Tanya juna yang heran karena dimas sudah pulang.

"Lagi males gw" Jawab dimas datar.

"Lesu amat lu, dari mana emang?"

Dimas tak mencoba untuk menjawab pertanyaan juna, dia hanya diam dan memejamkan matanya. Dimas hanya merasa bahwa tidak perlu ada yang harus ia bahas bersama juna. Lebih baik dia mencoba melupakan kejadian hari ini.

Juna yang tahu bahwa sahabatnya itu sedang ada masalah pun juga tak ingin mengganggunya. Akan lebih baik jika membiarkannya dan jika nanti sudah merasa lebih baik, juna akan mencari cara untuk menghibur sahabatnya itu.

******************************************

"Dimas.." Panggil seseorang yang suaranya begitu di kenal oleh dimas. Iapun menoleh kearah suara itu. Terlihat sesosok wanita cantik dengan rambut panjang yang tergerai berlari kearah dimas dan langsung memeluk nya dengan erat.

"Putri.." Dimaspun membalas pelukan itu. Begitu hangat, begitu intens, sebuah pelukan yang sangat ia rindukan sekian lamanya.

"Kamu kemana aja.. Aku kangen sama kamu dimas.." Ucap putri sambil menangis hingga air matanya membasahi bahu dimas.

"Aku nyari kamu selama ini.. Aku gak bahagia sekarang" Ungkap putri sambil terus menangis dalam pelukan dimas.

Dimas hanya terdiam, berpikir sejenak, mengingat kembali apa saja yang baru ia alami hari ini.

Namun sebelum ia berhasil mengingat semuanya, perlahan tubuh putri memudar dan menghilang. Dan tak lama kemudian dimaspun terbangun dari mimpinya.

"Ternyata mimpi" Pikir dimas. Lalu dia mengecek hpnya dan sudah ada 3 panggilan tidak terjawab dari nomer yang tidak dikenal.

Dimaspun menghubungi nomer itu karena penasaran, dan tak butuh waktu lama langsung terhubung dengan seseorang di sebrang sana.

"Hallo dimas.." Terdengar suara seorang wanita di sana.

"Yulia.. Kok tau nomer gua?" Tanya dimas karena heran.

"Tadi nanya sama pak angga, terus pas aku bilang aku temen SMA kamu, dia mau ngasih.." Jawab Yulia menerangkan. Dimas terdiam dan merenung sejenak.

"Kamu lagi sibuk gak?"

"Ee.. Enggak siih.." Jawab dimas.

"Aku lagi di taman nih, kamu kesini bisa gak?"

"Ya udah.. Tapi gua lama, mandi dulu soalnya" Jawab dimas lagi.

"Iya.. Gak apa kok" Yulia langsung menutup telponnya. Dan dimaspun buru buru mandi serta bersiap siap serapih mungkin.

Melihat dimas yang sepertinya begitu buru buru membuat juna merasa heran.

"Nemu cewe dimana lu?" Tanya juna heran. Juna tahu betul seperti apa sahabatnya itu, dimas tak akan berpenampilan serapih itu jika hanya bertemu teman biasa saja.

"Udah ganteng belom gua?" Tanya dimas sambil sengengesan.

"Perasaan tadi siang lesu banget kayak gak di kasih makan setahun" Ledek juna

"Ah kampret lu, gua pulang malem kayaknya jun" Ucap dimas seraya berjalan meninggalkan juna menuju motor kesayangannya.

Walaupun juna merasa ada yang aneh dengan dimas, namun ia juga merasa lega. Karena pada akhirnya dimas mampu mengatasi keterpurukan nya dan berhasil melupakan masa lalunya itu.

Dimas memacu motornya cukup kencang, karena tak ingin membuat Yulia lebih lama menunggu. Dan dalam beberapa belasan menit kemudian akhirnya dimas sampai di tempat yang sudah dijanjikan dengan Yulia.

"Ganteng amat, mau kondangan kemana pak.." Ledek Yulia sesaat melihat kedatangan dimas.

"Sialann" Batin dimas. Namun dimas membalasnya dengan senyum dan berjalan menghampiri Yulia lalu duduk di sampingnya.

"Kita gak kemana mana nih?" Tanya dimas memecahkan suasana untuk memulai obrolan.

"Aku lagi pengen disini aja, liatin kota Bandar lampung" Tutur Yulia, terlihat ia seperti menikmati pemandangan taman itu.

"Lo pake baju kayak gitu emangnya gak dingin tah?" Tanya dimas sembari memberikan jaketnya dan mengenakannya ketubuh Yulia.

"Belom apa apa udah sok jadi pangeran" Ejek Yulia. Namun ia juga merasa senang karena perlakuan dimas kepadanya.

"Tadi siang kamu mau nanya apa soal putri?" Ceplos Yulia tiba tiba, ia masih merasa bersalah karena tadi siang begitu saja meninggalkan dimas tanpa permisi.

"Gak jadi kok.. Kayaknya dia juga udah bahagia" Jawabnya lalu menyandarkan punggungnya kebangku tempat ia duduk.

"Yakin niih... Kirain ada yang gx bisa move on.." Ledek Yulia karena tidak yakin dengan jawaban dimas.

"Kalo yang bikin move on secantik kamu mah bisa dong" Sadar tidak sadar secara spontan terucap dari mulut dimas. Dimaspun merasa sangat kikuk dan malu setelah mengatakan itu, bahkan ia rasanya ingin menarik kembali kata katanya itu.

Yulia terkejut mendengar pernyataan dimas itu, dan ia jua turut merasa malu serta bingung harus berkata atau menjawab apa kepada dimas.

"Ngomong apaan sih gua" Pikir dimas dan menundukkan kepalanya serta mencari cara agar tidak terlalu lama mereka berdua hanyut dalam kecanggungan.

"Akuu..." Sama sama mereka mengucapkan itu dan terhenti karena merasa mengatakan hal yang sama. Lalu kembali sunyi dan keduanya semakin merasa canggung dan tak tahu harus bagaimana.

Terlihat Yulia seperti mengayun ayunkan kedua kakinya, sementara dimas menatapnya karena merasa bersalah dengan ucapannya tadi. Ia berpikir pasti akan ada konsekuensi dari ucapannya itu di kemudian hari.

"Cieee yang udah nemuin tambatan hati" Suara seseorang dari belakang yang tiba tiba mengejutkan keduanya.

Mereka yang sama sama terkejut langsung menoleh kearah suara itu, dan ternyata dia adalah juna bersama dengan seorang wanita yang tak kalah cantiknya dengan Yulia.

"Sialan lu ngagetin anjirr!!!" Spontan dimas berdiri dan memukul juna. Diikuti Yulia yang ikut berdiri di samping dimas.

"Gua kira bidadari dari mana, ternyata temen SMA tohh" Ledek juna begitu tahu bahwa wanita di samping dimas adalah Yulia.

Bersambung...

Next chapter