1 Satu

"Ayo cepet! kita akan terlambat," seru seorang gadis berambut cokelat tak sabar menunggu temannya yang terlihat kerepotan membawa dua koper di tangan kanan dan kirinya.

"Oh ayolah Siena, kita akan di tinggal jika kamu berjalan sepelan itu!" ucap gadis berambut cokelat lagi.

"Daripada kamu hanya bicara dan menyuruhku untuk cepat-cepat, lebih baik kamu bantu aku membawa salah satu koperku ini, Sil." Gadis bernama Siena itu terlihat bersungut-sungut marah atas kecerewetan hakiki Sila, sahabatnya.

"lagipula, untuk apa kamu membawa barang sebanyak itu? apa kamu berencana pindah rumah?"

"Kamu tau? aku tidak bisa tidur di sembarang tempat. Aku juga tidak bisa di tempat terlalu dingin, jadi aku membawa bedcover beserta jaket-jaket tebal koleksiku." Siena tersenyum sumringah.

"terserah kamu saja." Sila berjalan cepat ke arah bus meninggalkan Siena tanpa mau membantunya.

"Hai... tunggu!!" seru Siena kesal sambil berjalan sedikit lebih cepat lagi supaya tidak tertinggal terlalu jauh.

Siena tersenyum lega setelah berhasil naik bus walaupun mendapatkan tatapan sebal dari yang lainnya. pasalnya mereka sudah menunggu lama sejak tadi hanya untuk menunggu Siena.

Sepanjang perjalanan, Siena memikirkan banyak hal. Ia ingin membuat list kegiatan apa saja yang ingin ia lakukan saat sampai di tempat liburan nanti.

Sungguh, Siena tak sabar. Ia ingin segera sampai merealisasikan apa pun yang sudah ia tulis di buku.

***

Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh sampai Siena tertidur saat di perjalanan tadi. Saat ia bangun, ternyata sudah sampai, bahkan yang lain sudah turun.

Siena cemberut, ia tak habis pikir kenapa Teman-temannya tega meninggalkannya.

Berbekal kecanggihan ponsel miliknya. Siena meminta temannya untuk share lokasi. Setelah mendapatkan balasan, Siena mulai berjalan menuju tempat dimana mereka akan berkemah mendirikan tanda.

Awalnya sinyal ponsel Siena lancar-lancar saja namun semakin masuk hutan, sinyal ponselnya mulai menghilang.

"Aduh, gimana ini? gumam Siena bingung. Ia melihat kanan dan kirinya yang membuatnya semakin bingung karena tidak tau arah sama sekali.

Dengan modal keberanian yang seujung kuku, Siena terus melangkah berusaha mencari teman-temannya yang lain.

Siena memperlambat jalannya ketika melihat hutan di hadapannya terlihat sangat gelap. "Mungkin mereka ada di sana," ujar Siena kembali melangkah masuk ke hutan.

Semakin lama semakin jauh dan suasana semakin gelap berkabut. Siana memilih untuk berhenti untuk mencari senter yang ada di dalam kopernya.

Di tengah asyik mencari senter, Siena tak sadar jika ada bahaya mengintai.

Grooarrrrrr....

Siena terkejut bukan main, kini di hadapannya gerombolan singa lapar yang siap menyantapnya.

"Akhhh....!! Siena berteriak dan menutup matanya. Ia sudah lemas karena takut. Ia juga pasrah saat salah satu singa hendak menerkamnya.

Groarrrrrr....

Suara aumam singa terdengar lebih keras dan anehnya, Siena mendengar auman serigala.

Bulu kuduk Siena berdiri semua, ia ketakutan setengah mati tapi ia juga penasaran apa yang terjadi karena ia merasa dirinya baik-baik saja tidak merasakan sakit apapun. Akhirnya Siena memberanikan diri untuk membuka matanya.

Siena terkejut melihat Singa dan serigala besar tengah bertarung. Serigala yang berjumlah hanya satu melawan gerombolan singa hingga terluka parah. Namum serigala itu tetap bertahan sampai para singa kalah dan pergi.

"Hebat." Refleks Siena membekapn mulutnya merasa menyesal karena ulahnya, saat ini serigala itu tengah mendekat kearahnya.

Siena terperangah sembari mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang ia lihat saat ini nyata atau mimpi.

"Kau baik-baik saja?"

Brukkk....

Siena pingsan

avataravatar
Next chapter