Antonio merasa risih, karena dua mahluk dibelakangnya terus menatap dirinya tanpa berkedip sedetik pun. Ia sudah tak tahan lagi. Dia harus menghentikan dua mahluk dibekangnya ini agar tak terus-terusan memandangi dirinya.
"Bisakah kalian berhenti melihatku seperti itu!" Antonio berpaling dan memarahi Liana dan Leon.
Antonio menganga, tanpa merasa bersalah Liana dan Leon pura-pura santai dan bersiul-siul ria.
"Apa?" tanya Liana. "Kami tidak sedang memperhatikanmu kok," elaknya.
"Ya, kau saja yang terlalu percaya diri dan merasa sedang diperhatikan. Ish memalukan sekali," ejek Leon. Dia mengulum senyum tanda menahan diri untuk tidak tertawa.
Perempatan imajiner menghiasi dahi Antonio yang tidak tertutup poni tersebut. "Kalian jalan di depan!" perintahnya pada Liana dan Leon.
"Ups, marah terus. Seperti perempuan yang sedang menstruasi."
"Wah, tuan berkacamata takut sendirian di depan ya? hihihi."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com