webnovel

Tak Dapat Menghindar

Prof.Hans sibuk mondar mandir di luar ruangan menunggu hasil operasi yang tengah berlangsung, sedangkan Clara sibuk menangis dan berteriak memanggil nama Mr.K.

Ya sebelumnya seseorang yang tertabrak mobil adalah Mr.K, hal itu terjadi lantaran Mr.K menarik Clara ke samping jalan saat mobil yang tiba tiba datang melaju cepat dengan mengklakson panjang ke arah Clara yang sedang melangkahkan kaki nya, tepat saat itu terjadi Mr.K dengan cekatan mendorong Clara ke arah Prof.Hans, sedangkan Mr.K yang sudah berusaha menghindar dengan melompati mobil tersebut dengan kuda kuda kaki nya tetap gagal menghindari kecelakaan yang terjadi berhubung mobil tersebut melaju terlalu kencang, dan kabur begitu saja.

'Apa maksudnya anak itu dengan mengatakan Clara harus dalam pengawasan dirinya & banyak yang mengincar gadis itu ? .... mengapa ia memberiku nomer ini sebagai referensi ?' gumam prof.Hans dalam benak.

Ia sungguh tak paham apa yang sesungguhnya terjadi.

'Apa mungkin kecelakaan itu disengaja ?' monolog Prof.Hans pada dirinya sendiri.

"Kev .... maafkan aku ... hiks ... ini salah ku .... bodoh mengapa kau masih saja tersenyum disaat terluka seperti tadi dan malah menyerahkan ku pada prof.Hans" gumam Clara merutuki hal yang terjadi.

Tubuh Clara beringsut semakin melemah, dan menyusut, berakhir dengan tangan nya memeluk kaki nya yang terlipat, dengan mata yang sembab dan merah.

"Kau ... harus kuat ....hiks... siapa yang akan menjagaku ? ... aku hanya percaya padamu ... hiks" ucap Clara menangisi Mr.K yang masih di dalam ruang operasi.

Prof .Hans melangkahkan kaki nya dengan susah payah ke arah Clara dan merengkuh tubuh Clara yang kecil.

"Sudah ... jangan menangis ... Kevin tak akan suka jika kau begini, tadi saja dia sempat tersenyum kearahmu .... menandakan ia tak ingin kau bersedih ... ia hanya ingin kau selamat" ucap Prof Hans menenang kan Clara.

"Ta...-tapi prof semua ini salahku !" lirih Clara pelan. "Apa yang harus kulakukan ... anakmu bodoh ... mengapa menyelamatkan ku ? ... mereka mengincarku" ucap Clara menyalahkan dirinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi ?" tanya Prof.Hans pada akhirnya karena merasa penasaran.

Clara tak menjawab, ia masih terisak menunggu Mr.K yang berada dalam ruang operasi.

Prof.Hans yang mengerti keadaan Clara saat ini akhir nya mengalah tak mau menyudutkan Clara agar membuka mulutnya menjawab pertanyaan dirinya.

"Prof .Hans .... Kevin tak akan meninggalkanku kan ?" cicit Clara pelan sambil menatap wajah Prof .Hans lekat.

Prof.Hans tertegun sejenak, lalu menganggukan kepalanya.

"Dia anak yang kuat tak mungkin dia meninggalkan mu" ucap Prof.Hans pada Clara seraya menenangkan.

"Apakah kau menyukai anakku ?" tanya Prof.Hans pada Clara karena melihat tingkah Clara.

Clara menatap manik Prof.Hans sejenak, dan tak lama ia menganggukan kepalanya.

"Seperti nya begitu .... a..-aku tak ingin kehilangannya .... hiks .... aku rasa aku tak pernah seperti ini sebelumnya ....aku takut" isak Clara dengan posisi yang sama memeluk lututnya.

Prof .Hans tak tega melihat Clara yang semakin rapuh, dengan perlahan prof.Hans menarik lengan Clara pelan dari lutut nya dan memeluk Clara yang lemah.

"Hei .... kau tak sendiri ... jangan seperti ini .... tenang saja anakku orang yang kuat ... dan aku akan memprioritaskan yang terbaik untuknya" ucap Prof.Hans sambil mengusap punggung Clara.

"Akan kuberitahu suatu rahasia yang mungkin Kevin juga belom memberi tahumu" bisik Prof Hans di telinga Clara.

"A..-apa ? hiks" tanya Clara.

"Mmm... sejujurnya rumah sakit ini adalah milikku ... dan aku akan memberikan dokter terbaik yang akan menanganinya" bisik Prof.Hans di telinga Clara.

Mendengar perkataan Prof.Hans ada sedikit ketenangan dalam diri Clara.

Tak lama warna lampu operasi berubah redup, Prof.Hans yang menyadari bahwa operasi telah selesai, langsung melepaskan pelukannya pada Clara, dan menyenderkan Clara pada bangku yang kosong yang ada disana.

Pikiran Clara masih dalam mode 'blank', Ia hanya dapat menurut tanpa menolak apa yang dilakukan prof.Hans.

Setelah dirasa Clara sudah nyaman dalam duduknya, barulah Prof.Hans berdiri diambang pintu operasi menunggu salah satu dokter yang akan keluar dari ruangan tersebut.

Ceklek

"Bagaimana operasi nya ?" tanya Prof.Hans tenang dan dingin.

Dokter tersebut tampak mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum menjawabnya.

"Pasien sekarang sudah dalam kondisi stabil .... walaupun tadi sempat dalam keadaan kritis" ucap dokter tersebut.

Clara yang mendengar kata 'kritis' langsung berusaha berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah sang dokter.

"Kevin baik baik saja kan ?"

satu kalimat yang terlontar dari mulut Clara.

Dokter tersebut menganggukan kepalanya.

"Ya ... pasien telah berhasil melewati masa kritis nya... dan sekarang masih kami pantau untuk perkembangannya... dan untuk kaki nya kami sudah melakukan hal yang terbaik ... ada sedikit keretakan pada kaki nya ...., apakah sebelumnya pasien mengalami cedera pada kaki nya?" ucap sang dokter, dengan diakhiri dengan pertanyaan pada keduanya.

Sontak prof.Hans dan Clara saling menatap satu sama lain.

Keduanya tak ada yang mengetahui, satu satunya yang Clara tahu Mr.K pernah membalut kaki nya dengan perban dan dikatakan hanya keseleo saja waktu itu.

"Sepertinya kalian tidak tahu bahwa sebelumnya pasien mendapat luka pisau di kaki nya" ucap Dokter itu kemudian di hadapan Clara dan Prof.Hans.

'Jadi perban waktu itu ...—' lirih Clara dalam benak.

Prof.Hans melirik kearah Clara melihat respon Clara.

"Ada apa ?" tanya Prof.Hans melihat Clara yang sedikit kaget dengan penuturan itu.

Clara menggelengkan kepala nya pelan.

'Maafkan aku yang tak mengetahui nya Kev' lirih Clara dalam benak.

"Untuk sementara waktu ... pasien tak dapat menggerakan kaki kanan nya secara leluasa akibat keretakan yang terjadi, sekaligus luka yang kembali terbuka pada tungkai kaki nya" ucap dokter tersebut.

Prof.Hans menganggukan kepalanya, dan bertanya pada dokter tersebut mengenai hal yang lebih detail dengan bahasa kedokteran yang Clara tak mengerti.

Satu satu nya yang Clara tangkap bahwa Mr.K sudah dalam keadaan stabil namun belom sadar, dan setelah ia sadar ia tak langsung bisa berjalan dengan sempurna.

Sungguh rasanya Clara ingin menyalahkan dirinya sendiri karena telah meminta bantuan Mr.K.

'Maafkan aku ...'

...

...

"Sial mengapa bocah itu menghalangi pekerjaan ku yang sudah mulus" decak seorang pemuda yang hendak membakar mobil yang ia pakai sebelumnya.

Ddrrt

Ddrrt

"Hallo ..."

"Hallo ... bagaimana kau sudah melakukannya dengan baik ?"

"Maafkan aku ... aku sedikit melenceng ..."

"Apa ?!! ... lalu siapa yang kau tabrak ?"

"Asistennya .... dia menarik gadis itu dan melompat ke arah mobil"

"Ck seperti nya asistennya menyukai nya sehingga merelakan dirinya yang celaka"

"Kau pantau gadis itu"

"Baik"

Setelah itu telefon pun terputus.

"Siapa pemuda itu ... mengapa sorot matanya penuh kebencian seolah mengenalku saat kutabrak ?" lirih Anthony.

—————

Please leave comment and vote 😊

Next chapter