Seorang dokter yang telah ditugas kan oleh Prof.Hans kini tengah memeriksa kondisi Mr.K.
"Kau sudah memeriksanya dengan detail ?" tanya Prof.Hans pada dokter yang bertanggung jawab menangani anaknya.
"Sudah prof, nanti hasilnya akan saya serahkan langsung pada anda" ucap sang dokter itu pada Prof. Hans, yang diangguki oleh Prof. Hans sebagai jawaban.
"Ka ... kami menunggu mu disini hingga kau sadar .... kau tak mau melihat Ka Clara menjadi terbaring lemah karena menjaga mu terus menerus disini hingga kau bangun bukan ?" bisik Chris pelan pada telinga Mr.K mencoba berbicara pada Mr.K untuk memicu responnya.
Entahlah Chris merasa membicarakan mengenai Clara dapat memicu respon kakak nya itu.
Setelah bisikan Chris selesai, terlihat sekali lagi pergerakan pada jari jari Mr.K.
'Apa dugaan ku benar ... bahwa pemicu respon kakak adalah ka Clara ?' lirih Chris dalam benak.
"Apa yang sedang kau lakukan Chris ?" tanya Prof.Hans yang melihat tingkah laku anaknya itu yang sedikit aneh.
"Pa kurasa kakak dapat bangun lebih cepat jika Ka Clara yang mengajak ngobrol dengannya" ucap Chris yakin, sedangkan Prof. Hans mengerutkan alisnya.
"Apa maksudmu ?" tanya Prof. Hans bingung.
Dengan sedikit antusias Chris pun dengan cepat menjelaskan mengenai hal sebelumnya yang ia coba pada Mr.K, dan Prof. Hans pun mendengarkannya dengan baik.
"Mungkin ide mu benar ... tapi jangan terlalu dipaksakan seperti itu ... aku tak mau ada efek samping yang nantinya mungkin terjadi pada kakakmu, jika kau terus menerus memicunya dengan hal itu" ujar Prof. Hans setelah melihat layar rekam denyut jantung pada Mr. K yang terlihat lebih tinggi dari sebelumnya.
"Ah... maafkan aku pa ... aku hanya ingin kakak segera bangun, tidak dengan maksud lain" ucap Chris tulus.
Ceklek
Ruang kamar rawat inap Mr. K terbuka.
Clara melangkahkan kaki dengan perlahan ke arah Prof. Hans yang sedang menepuk pundak Chris pelan.
"Adakah hal yang terlewat kan oleh ku ?" tanya Clara pelan menghentikan pergerakan yang sebelumnya Prof. Hans lakukan pada Chris.
"Kau sudah selesai makan ?" tanya Prof. Hans mengalihkan pandangannya pada Clara yang baru saja masuk.
Clara dengan cepat menganggukan kepala nya sebagai jawaban.
Manik Chris langsung tertuju manik Prof. Hans seolah ingin mengatakan sesuatu padanya, Prof. Hans yang mengerti tatapan anaknya itu segera menggelengkan kepala nya perlahan, namun tidak menimbulkan kecurigaan pada Clara.
"Apakah sudah ada berita lebih lanjut mengenai Kevin ?" tanya Clara sambil menoleh kan pandangannya pada Prof. Hans dan Chris secara bergantian.
Chris tampak meneguk saliva nya kasar, sedangkan Prof. Hans berusaha setenang mungkin sebelum memberikan jawaban pada Clara.
"Kevin tadi sudah di periksa ulang oleh dokter yang bertanggung jawab menanganinya, namun hasil nya jauh lebih baik dari sebelumnya, kini Kevin jauh lebih merespon dari sebelumnya" ucap Prof.Hans.
"Benarkah begitu ?" tanya Clara antusias.
Keduanya serempak menganggukan kepala.
Raut wajah Clara seakan berubah, ia tampak lebih cerah dari sebelumnya.
Tanpa basa basi Clara segera menggenggam tangan Mr. K dan berbicara pelan pada Mr. K seolah Mr. K mendengarkan dirinya dengan baik.
"Kev ... berhubung kondisi mu berangsur membaik, bukan berarti kau akan segera membuka manik mu ? aku sudah menunggu mu disini ... kau harus bangun Kev ... apa kau tak ingin melihatku ? ... ada hal yang ingin kukatakan padamu jika kau bangun" ucap Clara panjang lebar pada Mr. K tanpa ia sadari.
Baru saja Clara memejamkan manik nya sambil mengambil nafas panjang mengontrol nafasnya yang tadi menggebu gebu, tangan yang di genggam lemah oleh Clara tampak menggenggam erat tangan Clara.
"Cla .... -ra"
Sontak Clara membuka manik nya dan menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
"Ke..-Kevin...." lirih Clara saat mendapatkan Mr. K yang sedang menatap nya lekat.
Chris dan juga Prof. Hans yang awalnya memilih duduk disofa membiarkan Clara berdua dengan Mr. K langsung beranjak dari tempat nya setelah mendengar ucapan Clara yang menyebutkan nama 'Kevin'.
"Kau sudah bangun ?" tanya Prof. Hans di samping Clara kearah Mr. K yang baru saja membuka maniknya lemah.
Mr.K tak menjawab melainkan hanya tersenyum tipis.
"Apa kau terluka ?"
Kalimat itulah yang perta kali Mr. K ucapkan setelah menyebutkan nama 'Clara' sebelumnya.
Manik Clara kini telah berkaca kaca.
"Bodoh ... untuk apa kau menanyakan hal itu padaku ? sudah jelas kau yang celaka disini bukan aku" dengus Clara.
"Tak apa aku dibilang bodoh ... asalkan kau tak apa" ucap Mr.K lemah.
"Kau ini ... semua orang mengkhawatirkan dirimu ... sedangkan kau masih mempedulikan hal lain" kesal Chris pada sang kakak.
Mr.K hanya menatap Chris sejenak, lalu pandangannya kembali lagi pada Clara yang sedang berusaha menahan tangisnya sebisa mungkin.
Prof. Hans yang melihat nya hanya dapat tersenyum tipis.
'Terimakasih... kau sudah membuka manik mu kembali .... anakku' monolog Prof. Hans dalam benak.
***
"Bagaimana apakah kalian menemukan orang yang tadi hampir mencelakakan Clara ?" tanya pria paruh baya yang kini sedang menanyakan anak buahnya melalui telefon.
"Aku sedang berusaha mengikuti nya pak ... dia sangat lincah, dan langsung melesakkan dirinya pada pertokoan yang ramai ... sepertinya dia sudah membaca pergerakan ku yang mengikuti dirinya"
"Hati hati .... dia memang seorang profesional.... dan terkenal licik, aku tak mau dia lolos lagi kali ini"
"Baik pak"
Setelah kalimat terakhir yang diucapkan anak buahnya, telefon terputus, hanya terdengar suara derapan orang berlari dan helaan nafas berat berkali kali sebelum telefon tersebut benar benar terputus.
————
Leave comment and vote 😊