webnovel

Merindukan Ayah

Clara dan juga Mr.K kini sudah berada di salah satu resto yang ia janjikan pada Clara.

Resto tersebut tak begitu ramai, namun dapat dilihat dari penampilan pelayannya, bahwa resto itu bisa di bilang adalah resto yang elit dimana hanya orang orang berada saja yang bisa makan di tempat itu.

Mr.K lebih memilih tempat private untuk mereka makan.

"Mr.K kenapa kau membawaku ke resto seperti ini ... bukankah ini sama saja seperti menghamburkan uangmu untukku ?" tanya Clara bingung.

"Agar aku merasa tenang" ujar Mr.K singkat, dan berakhir dengan tatapan yang masih terlihat bingung di wajah Clara.

'Tenang ?? apa maksudnya ? bukankah uang nya akan terkuras dan menjadi tidak tenang ?'

gumam Clara dalam benak.

Clara duduk di bangku yang sudah di siapkan disana.

Awalnya Mr.K sempat menanyakan pada Clara apa yang ingin ia makan, namun Clara justru mendorong menunya agar Mr.K lah yang memilih menu tersebut.

Oh ayolah bukankah suasana Clara dan Mr.K sekarang seolah mereka sedang berkencan ?.

"Mr.K .... bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan nama aslimu ?" tanya Clara hati hati.

Sontak hati Mr.K sedikit menghangat. Sejujurnya terkadang ia ingin mendengar nama aslinya di panggil oleh orang terdekatnya, hanya saja selama ini jika memanggilnya dengan sebutan nama aslinya akan mempersulit pergerakannya, dan takut membuat bahaya yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.

Mr.K tampak menimbang sejenak, sebelum memutuskan.

"Baiklah kau boleh memanggil nama asliku ... hanya saja saat kita berdua, atau dengan keluargaku saja" ucap Mr.K pada akhirnya.

"Hng ... aku mengerti ... Kevin" ucap Clara sambil tersenyum ke arah Mr.K.

Rasanya kedua ujung bibir Mr.K ingin sekali terangkat, hanya saja rasa gengsi Mr.K lebih besar, sehingga ia berusaha menahan senyumnya itu.

Tak berapa lama pelayan datang dengan membawa beberapa menu yang di pesankan oleh Mr.K.

"Makanlah ... hari ini anggap saja sebagai permintaan maafku karena sempat membuatmu khawatir tidak memberi mu kabar" ucap Mr.K tanpa menoleh ke arah Clara, melainkan sibuk dengan piring yang ada di hadapannya.

"Baiklah ... terimakasih ~~" pekik Clara senang.

"Lain kali kau harus mengajak keluargamu, terutama prof .Hans" lanjut ujar Clara tiba tiba.

"..."

'Apa yang papa berikan pada otak Clara ? kenapa dia sangat senang sekali dengan papa ?'

"Ada apa ? apakah aku salah bicara ? mengapa kamu diam tidak menggubris ku ?" tanya Clara.

"Tidak apa apa ... hanya saja bisakah kau tidak membawa keluargaku di saat makan siang seperti ini ?"

Clara mengendikkan bahunya.

Sejujurnya semenjak kehadiran prof.Hans Clara jadi rindu dengan ayah nya itu, namun jika ia membicarakan mengenai kerinduan dengan ayah nya, apakah saat ini adalah waktu yang tepat ?.

"Mmm... Kevin ... boleh kah aku bertanya ?" tanya Clara pada Mr.K.

"Apa ?" tanya Mr.K bingung sambil menautkan alisnya.

"Boleh kah aku membuat panggilan untuk keluargaku ... terutama ayahku ?" tanya Clara sedikit sendu.

'A..-ah aku baru paham mengapa Clara jadi senang dengan papa ... ternyata dia rindu dengan ayahnya ..... bodoh kenapa kau tidak memikirkan hal itu .. Kevin ??' rutuk Mr.K pada dirinya sendiri.

"Baiklah nanti kau bisa membuat panggilan menggunakan handphone ku" ucap Mr.K tegas.

Manik Clara tampak bersinar, ia tak menyangka Mr.K akan langsung mengizinkan nya seperti itu ... bukankah berarti hal yang dia minta tidak akan mengancam dirinya ?.

Tanpa berbasa basi lagi Clara langsung memfokuskan dirinya pada makanan yang ada di hadapannya, dan menghabiskan makanan tersebut dengan tenang.

'Kau lucu sekali saat seperti ini ..... Clara' monolog Mr.K dalam benak.

...

...

Jacob kini sudah berada di rumah nya.

Dengan cepat ia melangkahkan kaki nya kedalam rumah nya itu mencari ayahnya.

"Yah !" pekik Jacob saat mendapati ayahnya yang berada di ruang TV.

Sontak Ayahnya menoleh kearahnya.

"Aku mendapat informasi terbaru" ucap Jacob dengan yakin.

Ayah Clara dan Jacob langsung berdiri dari tempat duduk nya dan menggiring Jacob ke ruang kerjanya.

Ia tak ingin jika istrinya akan mendengar apa yang mereka bicarakan, terlebih Ibu Clara belom mengetahui mengenai hal yang mereka sempat khawatirkan.

"Apa informasi terbarunya ?" tanya Ayah Clara to the point pada putra nya itu.

"Clara ternyata tidak bisa dihubungi karena ia kemarin ternyata sedang di rawat di rumah sakit yah"

"Apa ?! sakit apa anak itu ? kenapa tidak memberitahu ayah ? lalu bagaimana keadaannya sekarang ? apakah ia baik baik saja ?" tanya panjang lebar Ayah Clara itu pada Jacob.

Ya bagaimanapun ayah Clara sangat menyayanginya, hanya saja Clara tak ingin terlalu dimanjakan oleh sang ayah, untuk itu selama ini ia memohon pada sang ayah agar bisa hidup mandiri.

"Hah ~~ seperti nya aku tahu mengapa Clara tidak menjawab telefonmu yah untuk pertama kalinya" delik Jacob menjawab pertanyaan panjang ayahnya.

"Apa maksudmu ?" tanya Ayahnya bingung.

"Karena Clara tak ingin mendengar pertanyaan panjang darimu yah, terlebih membuatmu khawatir seperti itu" ucap Jacob.

Ayah Clara menghela nafas nya panjang.

"Apa mungkin alasannya itu ? tapi kan tetap saja dengan dia tak mengangkat telefon ayah membuat ayah khawatir juga" ucap sang Ayah sebagai pembelaan.

"Hng... aku fikir juga begitu ... tapi yang jelas Pak Mike bilang Clara sudah baik baik saja ... dia sudah keluar dari rumah sakit dengan di temani asistennya Ken" ucap Jacob menjelaskan pada sang Ayah.

"Syukurlah .... tunggu dulu ... Ken ?? ayah baru mendengarnya" ucap sang ayah.

"Tenang saja Ken orang baik ... aku pernah menemuinya ... dan kurasa mereka sebenarnya saling suka satu sama lain ... hanya saja saling menyangkal" ucap Jacob tanpa disaring memberi penjelasan pda ayahnya itu.

"Benarkah ?"

"Hng ... aku bisa melihat dari sorot manik Clara yah"

"Ayah jadi penasaran dengan orang yang kau maksud" ucap Ayah Clara antusias.

"Lain kali aku akan membujuk Clara agar membawa Ken saat kita berkumpul " ucap Jacob dengan senyuman penuh makna.

"Coba kau hubungi adikmu lagi !" perintah sang ayah pada Jacob, yang diangguki oleh Jacob.

Baru saja Jacob hendak mengambil handphone nya dari sakunya, tiba tiba handphone ayah Clara berdering.

Ayah Clara menautkan alisnya bingung, karena tidak mengenali nomer yang tertera pada layar handphone nya, namun tanpa berfikir panjang Ayah Clara mengangkatnya.

"Hallo"

"..."

Hening tak ada jawaban dari seberang telefon.

"Bisakah kau berbicara ?"

"A...-ayah"

——————-

Leave comment and vote 😊

Next chapter