webnovel

Mengambil Keputusan

Setelah kepergian Mr.K, David masih merenung di dalam mobil nya, dan mencerna perkataan perkataan Mr.K dengan baik.

David terus berkutat pada pikirannya, dan setelah ia tersadar ia langsung membuat panggilan telefon pada seseorang yang sempat ia utus saat ia tidak dapat mengintai Clara sementara waktu karena adanya pekerjaan lain.

"Hallo"

"Hallo, ada apa tuan ?"

David menarik nafasnya perlahan.

"Apakah ada kejadian saat aku tak sempat mengintai gadis itu ?"

Hening

Tak ada sahutan langsung dari seberang telefon.

'Kenapa dia tak langsung menjawab ? apakah memang ada yang terjadi ?'

"Sebenarnya ..... ada Tuan"

"Kenapa kau baru memberitahu ku sekarang ??!!!"

David tak dapat membendung emosi kemarahannya yang meluap.

"Maaf Tuan a.-aku kira itu bukan masalah besar ... karena gadis itu tidak di rawat lama di rumah sakit"

David berusaha menstabilkan deru nafasnya.

"Lalu apa kau sudah mencari dalang nya ?"

"Su ..-sudah Tuan tapi .... ternyata dia salah satu kolega nona Clara"

David menautkan alisnya tak percaya.

"Apa maksudmu ?"

"Ja...-jadi dalang dibalik kejadian tempo lalu itu adalah artis yang bernama Jackson Tuan"

"A..-apa ??!! ... bukankah gadis itu lumayan dekat dengan pemuda itu ?"

"Ya ... betul Tuan, Jackson lumayan dekat dengan gadis itu... namun saya masih belom menemukan motif dari Jackson"

David menghela nafasnya kasar, ia tak menyangka ternyata sebelumnya sempat terjadi hal buruk pada Clara.

'Sial berani beraninya kau mendekati keponakanku' gumam David dalam benak.

Ia tak pernah menyangka bahwa ternyata ia sempat lengah dari pemantauannya.

"Kalau begitu kau cari tahu motifnya, dan kabari aku secepatnya"

"Baik Tuan"

'Atau mungkin Jackson bekerja sama dengan wanita gila itu ? ..... haish .... jika ia ....berarti benar prediksi ibu' monolog David pada dirinya sendiri.

Setelah percakapan panjang itu, David memutuskan telefonnya, dan melirik secarik kertas yang tadi di berikan oleh Mr.K.

'Kurasa mengambil keputusan ini adalah cara yang terbaik untuk menjaga keponakanku dari wanita gila itu' gumam David dalam benak, yang kemudian menyenderkan badannya pada jok mobil untuk merilkeskan apa yang sedang berputar di otaknya.

***

Seorang pemuda datang berjalan santai dengan tangan memegang 2 tentengan yang berada di kedua tangannya.

Gadis yang mendapati pemuda yang baru saja datang itu langsung berlari kecil menghampirinya.

"Kau sudah pulang ?" tanya gadis itu dengan senyuman cerah yang tergambar di wajahnya.

"Hng .... ini!" dengung pemuda itu sambil menyerahkan tentengan yang ia bawa.

Gadis itu memiringkan kepala nya bingung dengan apa yang dia bawa, namun masih mengambil tentengan yang pemuda itu bawakan.

"Ini ??" gadis itu mengeluarkan salah satu isi yang berada di kantung tersebut.

"Baju, jaket dan keperluanmu .... kan kau tak membawa pakaian yang banyak selama kau disini .... dan yang satu lagi makanan yang kau suka" ucap pemuda itu yang kemudian meninggalkan gadis itu.

Hati Clara seakan menghangat dengan perlakuan Mr.K yang semakin aneh menurutnya, tapi sangat menyentuh hatinya dan Clara berusaha menepis keanehan yang Mr.K lakukan untuknya seolah perlakuan itu hanyalah tindakan normal semata.

"Kev ... terimakasih" panggil Clara pada Mr.K.

Mr.K menghentikan langkah sejenak, yang setelah itu ia hanya melambaikan tangannya seolah berkata 'Tak masalah' tanpa membalikkan badannya pada Clara, namun sesungguh nya ia tak henti hentinya tersenyum mendengar ucapan Clara itu.

'Hah ~ kurasa Clara seolah telah menyihirku'

Tak berapa lama setelah nya Mr.K mendapat pesan singkat dari orang tak terduga menurutnya.

Mr.K mengeryitkan alisnya seolah tak percaya dengan nama pengirim pesan yang tertera di layar handphone nya.

Dengan sedikit keraguan Mr.K membuka pesan tersebut.

'Sender : Papa

Aku ingin menemui menantuku, dimana aku dapat bertemu dengannya ?

Kalau kau tak mau memberi tahu, berikan padaku nomor handphone nya aku yang akan menghubungi nya. '

Mr.K tercengang melihat pesan yang singkat tersebut.

Tak bisakah Papa Mr.K basa basi dulu terhadap Mr.K menanyakan kabar akan anaknya ? Oh bukankah berarti Mr.K hanya sebagai perantara disini ?

Itulah yang tiba tiba terbesit di pemikiran Mr.K kali ini. Ia tak menyangka jika papa nya memang sangat dekat dengan Clara, bahkan hubungan jauh lebih baik dibandingkan dirinya dan papanya.

Mr.K tak langsung menjawab pesan itu, dan awalnya ia memutuskan untuk mengabaikan pesan tersebut, hingga ....

Drrtt

Drrtt

"Papa ??!!" pekik Mr.K kaget saat mendapatkan telefon tersebut.

Dengan terpaksa Mr.K akhirnya mengangkatnya.

"Hallo"

"Hallo"

"Kenapa kau tak membalas pesanku ?"

Terdengar suara yang terkesan dingin dari seberang telefon.

Mr.K tertegun dibuatnya.

Bukankah pesan tersebut hanya belom ia balas beberapa menit yang lalu ?

"Aku sibuk"

Terdengar helaan nafas dari seberang telefon.

"Kalau begitu cepat berikan nomor menantuku"

Hening.

Tak ada jawaban dari Mr.K

"Kenapa diam ?"

"Aku akan memberikan telefon padanya"

"Baik"

Dengan langkah malas ia berjalan mencari keberadaan Clara yang kemungkinan besar ia berada disana.

Sesuai prediksi Mr.K, Clara sedang berada di sofa ruang tamu.

"Ini" lirih Mr.K sambil menyodorkan handphone nya, tanpa memberi tahu apa maksudnya.

Clara dengan ragu ragu mengambil handphone tersebut dari Mr.K.

Baru saja Clara ingin menanyakan pada Mr.K apa tujuan ia memberikan telefonnya....

"Clara ..."

Clara terdiam dan mengerjapkan maniknya pelan.

"Bukankah ini suara prof.Hans ?" gumam Clara pada dirinya sendiri.

Clara akhirnya menoleh ke arah handphone tersebut, dan melirik nama yang tertera disana.....

"Prof. Hans !" pekik Clara riang.

"Woah ... seperti nya kau antusias dengan telefonku ?"

"Ya ... tentu saja !"

"Kalau begitu mari kita bertemu"

"Benarkah ? kau ingin bertemu dengan ku prof.Hans ?"

Mr.K yang masih berdiri tak jauh dari tempat Clara hanya dapat memutar maniknya malas.

Ia selalu tak suka jika papa nya lebih dekat dan lebih banyak tersenyum dengan Clara.

'Meyebalkan!' gumam Mr.K dalam benak.

"Ya ... tentu saja aku ingin bertemu denganmu .... untuk apa aku akhirnya menelfon anakku yang dingin itu"

Clara terkekeh mendengar penuturan papa dari Mr.K itu.

"Baiklah ... kalau begitu dimana kita dapat bertemu ?"

"Mmm ... dimana kau berada saat ini ?"

"Ah ... i..-itu ... aku tak dapat memberi tahumu prof.Hans kecuali anakmu mengizinkannya"

Terdengar helaan nafas dari ujung telefon.

"Baiklah kalau begitu temui aku di Resto X"

"Oke ... nanti aku akan mengabarimu prof.Hans"

"Oh iya berapa nomormu ? aku malas menelfon anak itu"

"Aku tak hafal ... nanti aku akan menelfonmu"

"Baik..."

Setelah percakapan itu telefon pun terputus.

Dengan langkah riang Clara langsung mencari Mr.K untuk meminta izin padanya. Karena bagaimanapun kali ini Clara tak ingin membuat ke khawatiran Mr.K untuk kesekian kalinya.

—————-

Leave comment and vote 😊

Next chapter