webnovel

Menanti Pertemuan Esok

Lain dari pagi biasanya kali ini Clara sudah terbangun lebih pagi dari hari hari sebelum nya semenjak ia tinggal bersama Mr.K

Seperti janji Mr.K sebelumnya, ia membawa Clara ke tempat persembunyiannya, bukan di rumah tempat yang belom lama ini Clara tinggali.

Walaupun tempat yang mereka tinggali kali ini bukanlah rumah besar dengan perabotan lengkap yang biasa Clara tinggali, namun Clara cukup nyaman berada disana.

Alasan Clara cukup nyaman tinggal disana adalah .....

.....Mr.K, karena dimanapun ada Mr.K Clara merasa jauh lebih nyaman, dan aman.

Clara kini tengah disibukkan dengan membuat sarapan untuk keduanya.

Tidak terlalu susah memang, Clara hanya membuat sandwich dan susu sebagai pelengkap sarapan.

Baru saja Clara hendak berjalan membangunkan Mr.K, Mr.K sudah datang ke arah Clara yang sedang berada di dapur dengan wajah yang masih sedikit mengantuk.

"Morning" sapa Clara riang pada Mr.K

"Clara ??" tanya Mr.K sedikit kaget.

Clara hanya dapat memberikan senyumannya.

"Sedang apa ? tumben kamu bangun lebih pagi dari aku ?"

"Hng ... aku sudah nyiapin sarapan buat kamu Kev" ucap Clara riang.

Mr.K pun mengedarkan pandangannya menuju meja makan dimana sudah tersedia sandwich dan 2 gelas susu untuknya dan Clara.

Dengan sedikit tertegun Mr.K pun berjalan ke arah meja makan, dan duduk di salah satu bangku yang berada disana.

"Makanlah ... aku sengaja membuatnya untukmu" ucap Clara, yang diangguki oleh Mr.K.

Mr.K pun mulai memakan sandwich yang dihidangkan Clara.

"Terimakasih sudah selalu menolongku" ucap Clara tiba tiba.

Mr.K menghentikan makannya lalu menatap ke arah Clara sejenak.

"Anggap saja yang aku lakuin selama ini adalah bagian dari pekerjaanku" ucap Mr.K

"Hng aku tahu ... tapi sepertinya hal yang kamu lakukan menurutku sudah lebih dari itu" ucap Clara.

Mr.K tak menyanggah maupun mengiyakan perkataan Clara melainkan hanya tersenyum tulus pada Clara dan mengusap pipi Clara lembut.

"Selama kau bersamaku ... maka kau akan menjadi tanggung jawabku"

Clara sungguh tersentuh mendengar penuturan itu.

'Boleh kah aku menyukainya ? ..... a..-ah sepertinya ada yang salah dengan otakku'

Hal itu yang tiba tiba terlintas di otak Clara.

...

...

Ayah dan Ibu Clara dan juga Jacob kini sudah berada di meja makan hendak sarapan seperti biasanya, hanya saja raut wajah Ayah Clara lebih ceria dari biasanya.

"Yah seperti nya kau sedang senang ?" tanya Jacob saat melihat raut wajah ayahnya itu.

"Tentu saja ayah senang, besok adalah hari yang harus kau catat dan ingat !" ucap ayah Clara.

Jacob dan ibunya sontak bingung dibuatnya.

"Maksud ayah ?"

"Iya besok Clara dan juga pemuda yang kau bilang waktu itu akan kemari makan malam bersama kita" ucap Ayah Clara santai.

"Sungguh hubby ? kenapa kau tak memberitahuku bahwa putri kita akan pulang sebelumnya ?" ucap Ibu Clara yang sedikit merajuk.

"Kejutan" pekik Ayah Clara.

"Woah kok bisa yah ... dan bagaimana ayah membujuk Clara membawa Ken ?"

"Ya bisa dong ... ayah" jawab Ayah Clara sedikit menyombongkan diri.

"Siapa yang kalian bicarakan ?" tanya Ibu Clara bingung.

"Besok saja kamu lihat" ucap Ayah Clara menanggapi.

"Yasudah berarti besok Ibu akan menyiapkan makan malam yang lezat buat keluarga kita"

"Hng, ingat besok kau tak boleh lembur Jacob" ucap Ayah Clara mengingatkan Jacob.

"Oke ..."

Jacob sungguh senang akhirnya keluarganya dapat berkumpul kembali walaupun sekedar hanya makan malam.

Terkadang Jacob selalu berandai andai jika saja ibu kandung Clara merupakan ibu kandung nya, bukan hanya sekedar ibu tiri.

Bukankah akan lebih bahagia, dan terlihat sempurna ?

Bagi Jacob ibu Clara adalah ibu yang baik, ia tak pernah membedakan antara anak kandungnya maupun anak tirinya, bahkan ibu tirinya itu selalu memanjakkan dirinya sama seperti anak kandung sendiri.

...

...

Seorang wanita tua tampak serius berbicara dengan pemuda paruh baya yang ada di hadapannya.

Sesekali wanita tua itu mengambil nafas panjang dan menghela nya dalam satu kali helaan.

"Jadi bagaimana kau sudah dapat menemukan wanita gila itu ? aku mempunyai firasat dia akan mengincar cucuku"

"Belom bu ... semenjak ia memutuskan pergi ... aku belom berhasil menemukannya"

"Walaupun ia belom ditemukan... kuyakin dia tidak mungkin akan meninggalkan begitu saja ... kau juga sangat tahu kan apa yang sangat ia suka ?"

"Ia aku tahu bu .... tapi .."

Wanita tua itu tampak mengerutkan dahinya saat pria paruh baya yang ada di hadapannya tiba tiba menggantungkan kalimatnya.

"Bagaimana kalau ternyata ia sudah berubah bu ? dan kita salah sangka ?"

"Aku sangat tahu wataknya... dia tak akan mungkin berubah"

Pemuda itu menghela nafasnya sejenak.

"Baik bu aku akan mencarinya kembali .."

"Oh iya ... bagaimana dengan cucuku ??"

Pria paruh baya itu tampak sedikit gelisah, pasalnya ia belom berhasil menemukan cucu wanita tua itu.

"Maaf.."

"K..-kau !!!" geram wanita tua itu.

"Maafkan aku bu ... aku akan mencarinya kembali dan memberi kabar terbaru untukmu"

"Pergilah ! jangan kembali jika kau belom mendapati informasi apa apa mengenai cucuku maupun wanita gila itu!"

Pria paruh baya itu membungkukan tubuhnya ke arah wanita tua itu memberi penghormatan padanya.

—————

Leave comment and vote 😊

Next chapter