webnovel

Haruskah ?

Dengan masih menggunakan sweater yang sebelumnya ia gunakan, tanpa memakai kumis nya dan hanya menggunakan topi saja Mr.K jalan keluar rumah sakit berniat menghirup udara lepas, setelah kecanggungan yang terjadi di ruang rawat inap Clara tadi.

Baru saja Mr.K hendak melangkahkan kaki nya dari lobby rumah sakit, tanpa di duga ia menatap dari seberang rumah sakit seorang pria paruh baya dengan topi dan kacamata khasnya.

'Sialan .... penguntit itu!' kaget Mr.K saat melihat pria paruh baya itu.

Dengan cepat Mr.K mengurungkan niatnya, dan mengambil panggilan cepat pada papa nya.

"Pa ... identitas pasi-"

"Ya aku tahu ... identitasnya tak akan muncul di rumah sakit ini ... aku sudah merahasiakannya .. dan sudah kusampaikan pada bawahanku"

"Ahh .. baiklah ... terimakasih pa"

Terdengar suara kelegaan dari suara Mr.K.

"Hng ... jaga menantuku dengan baik...aku tak ingin dia terluka seperti itu ... dan hasil lab sudah keluar ... dia memang terkena infeksi lambung ... pola makannya harus dirubah"

Mr.K membeku ditempatnya.

'Papa apaan sih .... menantu ? siapa bilang Clara kekasihku ? akukan tak suk—' gumam Mr.K pada dirinya sendiri dengan diakhiri dengan kebingungan karena entah mengapa hati nya menolak mengucapkan bahwa ia 'Tak suka' dengan Clara.

Mr. K tampak menggaruk leher nya yang tak gatal, dan hati nya tampak bergemuruh tak karuan.

"Kev ... apa kau masih disana ?"

Mr.K dengan cepat menetralkan deru nafasnya.

"Ya ... aku akan balik ke kamar pa .... pa rahasiakan baik baik"

"Ya"

Setelah pembicaraan itu selesai Mr.K memutuskan telefonnya, dan berbalik arah kembali menuju ruangan Clara.

'Aish mengapa pria paruh baya itu ada dimana mana sih ... dari pakaian yang ia gunakan seharusnya ia orang penting di perusahaan , tapi mengapa ia berkeliaran disini .... atau mungkin dia—'

Itulah hal hal yang ada difikiran Mr.K kali ini.

Mr.K mempercepat langkah nya menuju ruang rawat Clara yang berada diruangan khusus itu.

...

...

Ceklek

Chris yang sedari tadi masih berada di sana langsung menoleh ke arah pintu.

"Aku kira siapa" ucap Chris saat mendapati Mr.K yang berada di ambang pintu ruang rawat inap Clara.

"Apakah dia tertidur ?" tanya Mr.K saat melihat Clara dari jauh tampak memejamkan maniknya.

Chris menganggukan kepala nya sebagai jawaban.

Mr.K lalu mendudukkan dirinya di sebelah Chris pada space bangku sofa yang kosong.

"Apakah ada seseorang yang mencurigakan datang kesini ?" tanya Mr.K memastikan pada Chris.

Chris menautkan alisnya sejenak lalu menggelengkan kepala nya.

"Tenang saja, tidak ada seorang pun yang kemari selama aku berada disini" ucap Chris menatap kakak nya itu.

"Baguslah" ucap Mr.K singkat.

"Sekarang katakan padaku .... sebenarnya apa hubunganmu dengan Clara Ka ? mengapa ia tampak cemas dan gelisah saat tak mendapat kabar darimu sejak beberapa hari lalu"

Mr.K memejamkan manik nya sejenak, sebelum memulai pembicaraannya pada Chris.

"Mmm ... aku dan Clara seperti seolah terikat dengan pekerjaan ... hanya saja aku merasa aku bertanggung jawab atas dirinya" ucap Mr.K pada Chris.

"Pekerjaan ? pekerjaan apa yang kau maksud ka ? sampai saat ini saja kau tak pernah memeberitahu ku ataupun papa mengenai pekerjaan mu" tanya Chris penasaran.

"Kau tak perlu tahu .... dan kalau bisa jangan banyak orang ataupun dokter yang mengetahui keberadaan ku sebagai anak papa disini .... aku tak bisa mengatakannya padamu saat ini .... yang harus kau ingat .... aku akan melindungi orang ku" ucap Mr.K tulus.

'Apa maksud kakak ? kenapa dia terlalu misterius ?' gumam Chris dalam benak.

"Terserah kau saja ... tapi aku akan menuruti ucapanmu ... dan ka ..... bisakah kau seperti ini tidak terlalu dingin padaku dan papa ?" tanya Chris.

"Akan kufikirkan" ucap Mr.K.

"Ka aku ingin memberi sedikit saran .... ya terserah kau mau mendengarnya atau tidak" gumam Chris sedikit ragu.

"Apa ?"

"Ikuti kata hatimu ka .... aku rasa kau dan Clara cocok... terlebih untuk orang sepertimu yang dingin dan tak mau di bantah .... kurasa baru Clara yang aku lihat dapat membantahmu"

Mr.K diam dan tampak memikirkan perkataan Chris lamat lamat.

Ia sejujurnya sempat berfikir mengenai yang Chris katakan, hanya saja selama ini ia berusaha menyangkal nya sebisa mungkin.

Chris tampak menghela nafasnya saat melihat reaksi wajah Mr.K yang terlihat serius dan merenung.

"Aku akan keluar sebentar ka ... gantian sekarang kau yang menjaga Clara" ucap Chris pada Mr.K.

Tanpa menunggu jawaban Mr.K, Chris melangkah kan kaki nya keluar dari ruangan rawat inap Clara.

'Apakah mungkin bagiku membuka hatiku padamu pada saat seperti ini' gumam Mr.K dalam hati sambil menatap Clara yang masih berbaring tertidur di ranjang rawat inap itu.

...

...

"Pak Mike apakah sudah ada kabar mengenai adikku ?" tanya Jacob pada seseorang di telefon.

"Belom ... aku sekarang sedang mencarinya juga di rumah sakit"

"Rumah sakit ? kenapa mencarinya disana ?" Tanya Jacob bingung.

"Hanya jaga jaga saja, kurasa tak ada salah nya mencari disana juga"

"Hah ~~ baiklah, kabari aku secepatnya pak Mike, aku dan ayah menunggu kabarmu"

"Baik"

Setelah telefon tersebut Jacob langsung mematikan telefonnya.

Tok Tok Tok

"Masuk" ucap Jacob yang kini masih berada di dalam ruang kerjanya.

"Kau sedang sibuk ?" tanya gadis yang kini menghampirinya.

"Ah ... tidak" jawab Jacob sambil meregangkan otot otot lehernya yang kaku.

"Oh iya bagaimana dengan pertemuanku dengan adikmu ? apakah kau sudah mengatur pertemuan kita"

Deg

Seketika tubuh Jacob terasa menegang.

Oh ayolah kenapa pertanyaan itu yang keluar dari mulut kekasih nya.

"Ah itu adikku sedang sibuk ... jadi dia belom bisa menemukan waktu yang tepat untuk bertemu denganmu .... nanti aku akan menanyakan kembali padanya okai" ucap Jacob berbohong pada Jessi.

Jacob dan Ayahnya telah berjanji untuk menutup rapat rapat mengenai keberadaan Clara yang sampai saat ini belom dapat terlacak oleh mereka.

"Baiklah kalau begitu" ucap Jessi dengan raut mukanya yang sendu.

"Hei ... kenapa mukamu seperti itu ?" tanya Jacob pada kekasih nya.

Jessi hanya menggelengkan kepala nya sebagai jawaban.

"Nanti aku akan menelfonnya lagi ... jangan seperti itu heum" ucap Jacob senatural mungkin, sambil menggenggam tangan Jessi.

Jessi hanya menganggukan kepalanya.

'Sial aku belom bisa bertemu dengan gadis itu' gumam Jessi dalam benak

————

Leave comment and vote 😊

Next chapter