webnovel

ANALISIS INSTAN

Minggu pagi di kota Jieshou, di suatu ruangan yang terdapat berbagai barang elektronik bekas, Chen Fan yang saat ini berusia 10 tahun sedang asik menguatak-atik sebuah komputer dengan tampilan serius terpampang di wajah dan tindakannya.

Berkat buku panduan serta pengalaman selama 5 tahun mengamati ayahnya yang sering melakukan bisnis servis barang elektronik di ruangan ini, Chen Fan mencoba memperbaiki komputer milik keluarganya dengan tujuan berlatih untuk membantu ayahnya dalam menjalankan bisnis.

Layaknya seorang amatir pada umumnya, gerakannya awalnya masih terlihat kaku.

Namun berkat iq nya yang tinggi ia dapat menganalisis segala tindakan yang perlu dilakukan sehingga terhindar dari membuat kesalahan.

Seiring berjalannya waktu, gerakannya semakin membaik dan kecepatannya pun meningkat hingga setelah 30 menit iapun selesai memperbaiki komputer tersebut.

Sambil mengusap keringatnya akibat kelelahan, ia pun mulai melihat kembali hasil kerjanya untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewati.

Setelah beberapa kali pemeriksaan ia pun yakin telah memperbaiki semua bagian yang bermasalah dan mulai menyusun kembali komputer tersebut sesuai dengan buku panduan.

Kurang lebih 5 menit, Chen Fan telah selesai menyusun komputer tersebut dengan rapi seperti sebelum di utak-atik dan mulai menjalankannya untuk mengetes hasil kerjanya.

10 menit kemudian iapun selesai memeriksa semua program pada komputer dan mendapati semua program berjalan lebih baik dari sebelumnya layaknya komputer baru.

Sangat puas dengan hasil kerjanya, iapun segera merapikan peralatan servis dan bergegas kembali kerumahnya untuk memberitahu ayahnya akan hasil kerjanya tersebut setelah memastikan telah mengunci ruang servis.

Saat ini tepat pukul 09.00 am dikarenakan hari Minggu dimana bisnisnya sedang libur, seperti biasa Chen Pa ayah Chen Fan bangun agak siang begitu pula ibunya Yao Ma yang biasanya telah menyiapkan sarapan pukul 07.00 am baru saja keluar dari kamar mereka untuk memulai aktivitas rutin mereka di hari Minggu.

Seperti biasa, Chen Pa yang hendak mengetuk pintu kamar Chen Fan untuk membangunkannya tiba-tiba menghentikan tindakannya setelah mendengar suara Chen Fan yang memanggilnya dari arah pintu masuk rumah.

Berdiri di depan pintu Chen Fan berteriak memanggil ayahnya

"Ayah,, ayah,, ayah,, ayo ke ruang servis, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu !"

Serunya kegirangan.

Melihat tingkah Chen Fan, Chen Pa tidak merispek panggilannya dan berkata

"Oh ?

Fan'er kecil, rupanya kau sudah bangun.

Dari mana saja kamu dengan keringat sebanyak itu?

Ayo segera pergi mandi dan bersiap untuk sarapan."

Pintanya dengan senyum lembut.

Mendapat respon yang tidak dirispek, Chen Fan sedikit kesal dan mengeluh

"Ayolah !!!

Itu nanti saja, sekarang ikut aku dulu ke ruang servis ada yang ingin aku tunjukkan ini sangat penting."

Keluhnya dengan wajah cemberut.

Melihat wajah cemberutnya, Chen Pa merasa sedikit bersalah dan segera mengiyakan

"Hmmh,, baiklah.

Cepat pimpin jalan !"

katanya lembut.

Dengan persetujuan ayahnya suasana hati Chen Fan kembali membaik dan segera bergegas kembali keruang servis bersama ayahnya.

Sesampainya diruang servis yang berjarak sekitar 70 meter dari rumahnya, Chen Fan segera membuka pintu ruangan dan menuntun ayahnya untuk melihat komputer yang telah ia perbaiki.

Tanpa buang waktu Chen Pa segera mengecek komputer tersebut dan membuat dia sangat terkagum dengan hasilnya.

Menahan rasa kagum dihatinya, Chen Pa menoleh ke arah Chen Fan yang saat ini sedang tersenyum percaya diri berdiri di samping meja komputer dan segera sadar bahwa itu hasil kerjanya.

Sebagai ayahnya, ia sangat tahu tentang kemampuan anaknya dan merasa sangat bangga padanya.

Namun ia segera menekan kekagumannya tersebut dan menunjukkan ekspresi lumayan puas agar Chen Fan tidak besar kepala sembari berkata

"Ini ?

Apakah kau yang telah mengerjakannya ?"

Tanyanya.

Melihat ekspresi lumayan puas diwajah Chen Pa, ekspresi percaya diri Chen Fan perlahan berganti menjadi kebingungan.

Awalnya ia mengira ayahnya akan sangat puas dan akan memberikannya pujian besar.

Sehingga ia menjawab

"I-iya.

Apa ada yang salah ayah ?"

katanya dengan nada kurang percaya diri.

Melihat perubahan tingkahnya, Chen Pa tidak tau mau tertawa atau menangis, namun ia tetap bersikap tenang dan menjawab

"Hmmh,, Yang salah sih tidak ada.

Hanya saja kalau dibandingkan dengan kemampuan ayah waktu seumuran mu dulu lebih hebat dari ini.

Jadi yah menurut ayah ini lumayan untuk kamu."

Katanya sembari membual sambil tersenyum tenang.

Mendengar jawaban tersebut, Chen Fan tidak segera mempercayai ayahnya dan mencoba mengklarifikasi

"Benarkah ?

Kalau begitu jadi apa yang kurang dari hasil kerjaku ini ?"

Tanyanya dengan ekspresi keraguan.

Melihat ekspresinya, Chen Pa pura-pura tidak senang dan menegur

"Eh ?

Anak nakal, apakah sekarang kamu mulai meragukan dan mulai membangkang pada ayah ?

Biar ayah kasih tau ya, waktu ayah seumuran kamu jangankan memperbaikinya ayah bahkan dapat membuat yang baru.

Kamu yang baru saja belajar memperbaikinya mau meragukan ayah mu ?"

katanya dengan nada tidak senang.

Seperti dugaan, Chen Fan yang terkenal sebagai anak yang patuh dengan cepat menjawab

"ma-maaf ayah, aku yang salah.

Aku akan belajar lebih keras lagi untuk bisa setara atau bahkan melebihi ayah"

Katanya dengan sedikit nada penyesalan.

Mendapatkan respon itu, Chen Pa sangat puas dan segera mengusap kepala Chen Fan sambil berkata

"Anak baik.

Ok, bekerja keraslah ayah menantikan kesuksesanmu.

Baiklah, ayo balik ke rumah takut ibu sudah menunggu kita untuk sarapan."

Katanya dengan senyum lembut.

Disemangati oleh ayahnya, rasa percaya dirinya seketika kembali dan menjawab

"Ok, ayah tunggu saja !"

Katanya dengan tekad yang kuat terpampang diwajahnya.

Merekapun meninggalkan ruang servis dan balik kerumah untuk sarapan.

Sesampainya dirumah, Chen Fan segera bergegas mandi.

Adapun Chen Pa, ia segera kedapur untuk memberitahukan kelakuan Chen Fan kepada Yao Ma.

Sambil tersenyum bangga Chen Pa berkata

"Haha,, sayang kamu pasti akan terkejut dengan kemampuan anakku."

Katanya sambil tertawa girang.

Yao Ma yang sedang menyiapkan sarapan menanggapinya dengan senyum sinis sembari berkata

"Anak mu ?

Anak aku kali !

Emangnya apa lagi yang ia lakukan sehingga kau begitu gembira ?"

tanyanya lumayan penasaran.

Tanpa berbasa-basi Chen Pa segera menjawab

"Kamu tahukan komputer lama kita yang sudah rusak ?

Tadi pagi Chen Fan memperbaikinya.

Dan setelah ku cek semua programnya berjalan dengan sangat baik seperti baru.

Hebat kan ?"

katanya masih dengan nada sombong.

Mendengar hal tersebut, Yao Ma sangat bangga akan putranya itu dan menjawab

"Hehe,, siapa dulu ibunya ?

Ia pasti mewarisi kecerdasan ku."

katanya dengan nada bangga pula.

Mendengar jawaban itu, Chen Pa tidak bisa berkata-kata.

Hal ini dikarenakan ia sangat tahu kecerdasan istrinya dan itulah salah satu yang membuatnya rela meninggalkan klan Chen dan memperjuangkan cintanya.

Setelah hening sesaat Chen Pa menjawab dengan senyum malu-malu

"Hehehe,, iya-iya.

Ngomong-ngomong aku mau minta bantuanmu agar ia tidak besar kepala.

Kau harus mengakui bualan ku yaitu...."

katanya sembari menjelaskan bualannya yang ia katakan pada Chen Fan takut istrinya kelepasan di depan anaknya.

Mendengar hal tersebut, Yao Ma tidak tau mau tertawa atau menangis sehingga ia terkekek jijik dan berkata

"Hehe,, dasar tidak tau malu.

Baiklah karena ini untuk kebaikan putraku, aku akan membantumu."

katanya lembut.

Mendengar jawaban tersebut, tanpa malu Chen Pa mengecup pipi Yao Ma dan berkata

"Hehe,, kau memang yang terbaik."

katanya sembari memuji istrinya.

10 menit kemudian akhirnya Yao Ma selesai menyiapkan sarapan bersamaan selesainya Chen Fan mandi dan bergegas sarapan.

Seperti yang di pertimbangkan Chen Pa, Chen Fan belum sepenuhnya mempercayai bualannya dan menanyakan kebenarannya kebada Yao Ma saat mereka sedang sarapan.

Karena mereka sudah sepakat dan untuk kebaikan putra mereka, Yao Ma tidak membantah bualan tersebut.

Setelah sarapan, Seperti biasa Chen Pa mengajak Chen Fan berlatih seni beladiri dari klan Chen.

Klan Chen sebagai salah satu klan patriak di zaman Huaxia, tetap mewajibkan generasi mereka untuk berlatih seni bela diri.

Chen Pa sendiri adalah patriak berbakat di klannya.

Namun seiring berjalannya waktu mengikut perkembangan zaman dimana kecerdasan yang lebih dijunjung tinggi seni beladiri pun mulai berkurang penggunanya serta kualitasnya.

Hal ini juga berlaku untuk klan Chen yang seni bela diri mereka juga mulai menurun kualitasnya karena terlupakan yang membuat praktisi terkuat di klan Chen sekarang hanya pada tingkat Emas tahap akhir yang tidak lain ayah Chen Pa yaitu Chen Gepa.

Ada pun Chen Pa saat ini telah berada pada tingkat hitam tahap tengah, di mana hingga 5 tahun lalu ia masih berada di tingkat kuning tahap tengah.

Pada pencapaiannya ini ia bisa disebut jenius langka dalam praktisi beladiri masa kini yang telah mencapai tingkat itu pada usia 35 tahun yang masih terbilang cukup muda.

Adapun Chen Fan bahkan lebih hebat lagi, yang sekarang telah mencapai tingkat mistik tahap akhir setelah berlatih selama 5 tahun bersama Chen Pa.

Hal tersebut berkat kemampuan Chen Fan dalam menganalisis kelemahan tekhnik seni bela diri yang diajar kan Chen Pa dan menutupi kelemahan tersebut.

Hal ini juga yang membuat Chen Pa sampai pada tingkat ini dengan bimbingan Chen Fan, dan yang menyebabkan perkembangan yang sangat cepat pada Chen Fan adalah kemampuan tersembunyi nya yang bahkan tidak diketahui oleh Chen Pa dan Yao Ma.

Namun hal tersebut tidak membuat mereka risih sedikitpun kepadanya, yang mereka yakini hanyalah bakat Chen Fan sangatlah tinggi.

Chen Fan sendiripun tidak mengetahui tentang kemampuannya tersebut, sehingga ia hanya bisa menganalisisnya dan mendapati fakta bahwa ia dapat meningkatkan setiap aspek kemampuannya sesuai keinginannya.

Sehingga ia menamai kemampuannya dengan sebutan "UNDEFINED POWER" dan berkat kemampuan inilah ia memperoleh tekhnik ANALISIS INSTAN.

Tekhnik analisis ini berhasil ia ciptakan berkat seringnya ia menganalisis sesuatu dengan di padukan dengan UNDEFINED POWER.

Namun ia hanya menggunakan tekhik ini disaat ia tidak lagi bisa menganalisis sesuatu yang di luar kemampuannya atau dalam keadaan genting.

Hal ini dikarenakan ia ingin terus merangsang kemampuan analisisnya jika suatu saat nanti ia mendapati keadaan tidak dapat menggunakan tekhnik tersebut.

NOTE :

TINGKAT SENI BELADIRI

1. KUNING (AWAL, TENGAH, AKHIR)

2. HITAM (AWAL, TENGAH, AKHIR)

3. EMAS (AWAL, TENGAH, AKHIR)

4. BERLIAN (AWAL, TENGAH, AKHIR)

5. MASTER (AWAL, TENGAH, AKHIR)

6. GRAND MASTER (AWAL, TENGAH, AKHIR)

7. MISTIK (AWAL, TENGAH, AKHIR)

Next chapter