13 Rencana Menjebak

Hari ini adalah hari dimana misi penyelamatan keduaku dimulai, karna yang menjadi incaran mereka kali ini adalah teman sekolahku. Mau tidak mau aku harus memberitahu Michael tentang ini, karna ini juga berhubungan dengannya.

Aku mendatangi MPD dan langsung menuju ke ruangan Michael, aku membenarkan pakaianku yang sedikit berantakan. Lalu masuk ke ruangan Michael dan bersikap formal, karna ini dalam batas pekerjaan.

"salam jendral" sapaku pada Michael.

"ada apa? Kenapa kau terburu-buru seperti itu?" tanya Michael bingung.

"ada berita buruk, kita sudah ketahuan oleh mafia segitiga bintang. Mereka sudah tau kalau Yuri menyelediki tentang mereka, dan mereka berniat menghabisi Yuri malam ini." jelasku dengan nada cemas.

"bagaimana kau tau itu?" tanya Michael memastikan.

"aku mempunyai mata-mata disana, dan dia terpercaya. Dan kejadian pencurian data itu sebenarnya bukan untukku, tapi untuk Yuri. Mereka memberi peringatan pada Yuri, namun kita salah menduganya." jelasku lagi.

"jadi mereka hanya mengetahui Yuri yang menjadi mata-mata, dan tidak tau jika kau juga seorang detektif?" tanya Michael penasaran.

"ya, begitulah. Tapi aku juga dalam posisi tidak aman sekarang, karna diantara mereka ada yang curiga padaku. Dan dia sering mengetahui aksi penyamaranku, mungkin dia juga akan menyadari siapa mata-mata yang aku kirimkan." jelasku datar.

"siapa? Apa kau kenal dengannya?" tanya Michael heran.

"Ronald, aku tidak mengenalnya." jawabku jelas.

"baguslah, setidaknya kau aman untuk sementara." balas Michael tenang.

"ya, lalu Yuri dimana?" tanya ku cemas.

"dia sudah kembali, dan sekarang berada di sekolahnya." jawab Michael santai.

"aku harus segera bertemu dengannya, sebelum mereka." gumamku cukup keras.

"tenanglah Kisha, aku akan pikirkan cara untuk menyelamatkan Yuri." balas Michael mencoba menenangkanku.

"aku sudah memilikinya, tapi sepertinya aku butuh bantuanmu." ungkapku serius.

"baiklah, ini perintah! Kau akan menjalankan misi penyelamatan Yuri bersamaku. Dan kau tidak boleh bertindak gegabah, ikuti titahku." kecam Michael serius.

"siap, jendral." balasku menurut.

~~~~~

Aku menyusuri lorong sekolah dan sampai di kelas, aku sudah mengganti pakaianku dengan seragam sekolah. Seluruh siswa dan siswi memperhatikan diriku setelah sampai disana, dan menurutku itu wajar saja. Karna aku datang di waktu jam pelajaran ketiga akan dimulai, iti artinya aku sudah membolos 2 pelajaran sebelumnya menurut mereka.

Aku duduk di kursi kosong samping Yuri, yang merupakan tempat yang biasa ku duduki saat di pelajaran berlangsung. Yuri memangdangku aneh, namun aku memberu kode padanya untuk diam sementara.

Wali kelas kami datang dan pelajaranpun dimulai. Seperti biasa pelajaran-pelajaran itu sangat membosankan bagiku, sangat sangat sangat membosankan bahkan sampai membuatku mengantuk.

Bel istirahat berbunyi setelah rasa bosan menguasai diriku, dengan jengah aku menarik Yuri ke atap sekolah. Sedangkan Yuri yang terlihat bingung hanya mengikutiku saja, sepertinya ia paham aku ingin membicarakan sesuatu dengannya.

Sesampainya di atap, tempat dimana aku dan Yuri menghabiskan jam istirahat. Aku duduk di ujung teras, dan Yuri ikut duduk di sampingku.

"ada apa?" tanya Yuri serius.

"mafia segitiga bintang sudah menjadikanmu target, kau harus berhati-hati." jawabku datar.

"ya, sudah ku duga. Aku sudah ketahuan oleh mereka, mau bagimana lagi aku tidak pandai menyamar." balas Yuri dengan santainya.

"Yuri aku punya rencana untuk itu, maukah kau bekerja sama denganku?" pintaku pada Yuri.

"ya, aku mengerti. Ayo kembali, bel masuk sudah berbunyi." ajak Yuri, lalu berjalan meninggalkan ku.

Aku berdiri, menatap langit yang terlihat cerah dengan warna birunya.

'rasa yang ku hindari, kenapa kambali?' batinku bertanya.

Aku melangkah keluar dari atap, untuk kembali tapi bukan kembali ke kelas melainkan aku akan kembali ke markas setelah ini. Jendral Michael memintaku kembali untuk persiapan, jadi setelah bicara dengan Yuri aku melangkah segera menuju markas.

~~~~~

Aku masuk ke ruangan peralatan, terlihat Michael sedang memilih senjata yang akan digunakan olehnya. Aku menghampiri rak senjata bagian lain, aku ingin menggunakan senjata jarak jauh untuk misi ini.

Pistol dengan peluru 3cm sepertinya cocok untuk misi ini, aku akan membawa pistol ini. Aku menghampiri Michael yang sepertinya sudah memilih senjata yang pas untuknya.

"sudah selesai memilihnya?" tegurku pada Michael yang sudah menyiapkan tempat untuk senjatanya.

"sudah, aku akan membawa belati ini. Kecil tapi ketajamannya tidak di ragukan, dan lagi jika di taruh racun setitik di ujung belati ini maka saat itu juga si korban akan tewas. Ini sangat pas untukku, dan bagaimana denganmu?" jelas Michael dengan yakin.

"hanya mainan kecil, ayo waktunya kita melangkah." balasku dengan seringai yang membuat Michael tersenyum tipis.

Aku dan Michael keluar dari markas, Michael melajukan ferrari orange dengan kecepatan mencapai 120 km/jam. Cukup untuk membuat orang-orang jantungan jika naik di tempatku saat ini, namun ketakutan itu sama sekali tidak berlaku untukku.

"bagaimana rencananya?" tanya Michael sambil fokus pada kemudinya.

"untukmu, sembunyi di lantai satu tepat didalam kamar Yuri. Yuri akan berada di ruang tv, dan aku ada di dapur. Kita perhatikan dulu apa yang akan mereka lakukan pada Yuri, jika suasana tidak aman baru kita menyerang. Tapi lihat situasi dan kondisi, karna jika salah langkah kita akan terjebak dalam rumah itu." jelasku serius.

"baiklah, aku mengerti." balas Michael memahami maksudku.

"ya, untuk saat ini itu saja." lanjutku.

"apa kau yakin rencana ini akan berhasil?" tanya Michael memastikan.

"kita lihat saja" balasku singkat.

Baik aku atau Michael kembali terdiam dan keheningan pun terjadi. Sampai akhirnya kami sampai di rumah dinas milik Yuri, Michael memarkirkan mobilnya di garasi rumah di samping rumah Yuri. Lalu pintu garasi itu tertutup otomatis dengan tembok yang terbelah menjadi dua, tembok itu menyatu seperti satu tembok yang utuh.

"tempat itu selalu ada di rumah dinas milik detektif, sebagai jalan terakhir untuk bersembunyi." jelas Michael yang melihatku penasaran.

Aku mengangguk mengerti, lalu kami mengetuk pintu rumah ke rumah Yuri. Tidak lama Yuri membukanya dan mempersilakkan kami untuk masuk. Aku bersiap dengan senjataku, begitu juga Michael. Setelah suara-suara gesekan rumput dengan sepatu mulai terdengar, aku dan Michael masing-masing sembunyi di tempat yang sudah di tentukan sebelumnya. Sedangkan Yuri sendiri mencoba tenang dan bersikap biasa, sampai akhirnya pintu itu terbuka lebar.

Orang-orang berpakaian hitam memenuhi tempat ini, Yuri bahkan terlihat bergetar ketakutan. Sampao seorang pria tua yang memakai tongkat sebagai sanggahan tubuhnya menghampiri dan berdiri di hadapan Yuri. Di ikuti oleh pria muda yang begitu familiar bagiku, Ronald dan Rino juga ada disana.

Aku terus memantau apa yang mereka lakukan pada Yuri, sambil terus terhubung dengan Michael melalui chip kecil yang menempel di baju bagian atas. Dapat kulihat pria tua itu menatap Yuri dengan tajam, dan memperhatikan sekitar tempat ini. Aku kembali bersembunyi, sambil sesekali mengintip situasi Yuri yang di kepung oleh anak buah pria tua itu.

.

.

.

.

.

avataravatar
Next chapter