1 PROLOG

Reunian bersama teman-teman itu adalah hal yang paling menyenangkan apalagi bahagia. Ya, bahagia bukan karena hidup itu enak atau berhura-hura.

"Jadi, berapa bulan kehamilan mu?" Seorang wanita berambut pendek menanyakan pada salah satu wanita yang cantik walau usianya tak muda lagi, wanita itu adalah Ferawati Christian Sugiono.

"Bulan ini masuk 6 bulan, dan kamu kapan menyusul?" jawab Fera antusias.

Kehidupan Fera yang dulu tak seindah, begitu banyak rintangan terus datang. Tetapi sekarang ia sadar tidak semua orang-orang beranggapan tentang dirinya. Meskipun sebagian merasa iri memiliki seorang suami penuh perhatian, sabar, selalu pengertian apa yang Fera mau.

Putri pertamanya juga tidak terlalu rewel atau manja, walau pun di usia Claudia telah memasuki sekolah dasar. Sebenarnya Claudia seharusnya masuk sekolah kanak-kanak. Karena kepintaran itu pula membuat Claudia lompat kelas lebih tinggi.

"Aku? Aku masih lama, mungkin aku perlu mengelus perutmu bisa tertular hamil sepertimu," tawanya bercanda sembari Fera memukulnya.

"Enak saja, kamu pikir aku ini para dewa bisa berikan sesuatu untukmu. Nanti malam kamu buat sana sama suami tersayangmu," balas Fera ikut bercanda. Wanita itu merengut setiap membahas suaminya.

"Kok merengut seperti itu?" Fera bertanya.

Semasa reunian yang telah lama tak bersuang. Banyak perubahan yang dilihat oleh Fera. Wanita yang mengajak Fera bercanda, adalah Monika Anatashia Lutan, 32 tahun. Menikah dengan seorang pria bernama Nicholas Halim, 39 tahun.

Di pernikahan Monika tak seindah Fera. Teman satu angkatan sekolahnya. Meskipun Monika telah menikah dengan Nico yang telah memasuki 2 tahun. Keharmonisan rumah tangganya tak bahagia.

Monika masih bebas ke mana saja, karena hidupnya mewah. Monika seorang wanita mandiri, pekerjaan tetap selalu ia dapatkan dari hasil pencapaian target pemasaran produk kebutuhan bayi dan perabot rumah tangga.

Beda dengan Nico, hidupnya selalu membuat Monika bersabar. Walau pria yang selalu Monika gelar adalah pria mengerikan. Setiap Monika melihat wajah Nico, ia ingin mengunci dirinya.

Monika melihat jam tangan dipergelangannya. Ia pun bersiap untuk kembali ke kantor. Fera mengamati kepanikan Monika untuk beranjak pergi dari acara reunian.

"Kamu sudah mau balik?" Fera bertanya kembali.

"Iya, Fer, aku harus kembali. Aku lupa hari ini, aku harus bertemu klien. Aku duluan, ya, thanks ya, Fer. Lain kali kita kumpul lagi. Sorry ya semuanya. Aku pamit dulu, bye!" ujar Monika panjang lebar, ia pun meninggalkan tempat kafe Mandura.

Fera masih mengamati Monika dari jauh sedang mengangkat telepon dari seseorang. Dari kejauhan Fera bisa membaca setiap gerak-gerik Monika.

Monika tengah menerima panggilan telepon dari seberang. Logat bicaranya sangat marah sekali. Monika hanya bisa menjawab, kata "maaf"

"Cepat kembali?! Kamu pikir waktu jam santai mu seperti orang kaya? Ingat ya! Kamu itu kerja dibawahku! Aku yang mengaji kamu, jangan seenak jidatmu pergi tanpa seizin hadir acara reunian teman-teman mu?!" omel dari seberang, hingga membuat Monika bisa diam mendengar makian di telepon.

"Iya, saya minta maaf. Ini saya sudah di jalan. Kamu sudah makan? Kamu ingin makan apa? Biar saya beli selagi masih di jalan." Monika terus mengucap kata "maaf" tetapi percuma orang yang menelepon hanya bisa menggomel.

Entah kenapa Monika begitu sabar menghadapi orang itu tak lain suaminya sendiri, Nico. Monika tak bisa bayangin sampai kapan ia bertahan atas rumah tangga yang ia jalani sekarang.

Monika tak bisa menyalahkan Tuhan, bukannya sudah karmanya yang ia terima. Menikah dengan pria paras biasa-biasa namun protektif, dan hidup yang Monika jalankan sekarang tak seindah kehidupan Fera dengan Chandra.

Akankah Monika bisa mengubah hidup keluarganya.

****

Author Notes :

Hai... Ini sekuel Ugly Husband kisah Fera - Chandra..

Tetapi ini akan memasuki kisah Monika - Nico.

Cerita akan sama seperti kehidupan Fera sebelumnya.

Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Jangan lupa berikan vote lebih banyak ya!

avataravatar
Next chapter