6 PART 06

Pintu mobil terbuka paksa saat Jimin hendak mencium y/n, Taehyung menarik y/n keluar hingga terhuyung namun Taehyung dengan kuat membuatnya tetap berdiri.

Jimin keluar dari mobil, "sebenarnya apa urusanmu Kim Taehyung?!".

Taehyung menggenggam tangan y/n dengan kuat, "aku calon suaminya. Lebih baik kau pergi jika ingin tulangmu masih sempurna untuk ikut audisi".

Jimin berdecih, "brengsek. Y/n katakan itu tidak benar", ia menatap y/n yang masih terisak. Jimin tidak bisa berfikir sekarang.

"Urus pelatih cantikmu itu! Aku akan mengambil alih y/n dan tidak akan membiarkan manusia kotor sepertimu menyentuhnya lagi".

Dengan bodohnya Taehyung menggendong y/n ala bridal style, y/n terkejut, "aku bisa jalan sendiri Taehyung".

"Sudah terlalu lama aku membiarkanmu jadi jangan harap aku akan diam lagi".

Eomma terkejut saat membukakan pintu dan melihat Taehyung menggendong y/n.

"Omo! Ada apa nak Taehyung?".

"Eomma... boleh aku antar y/n ke kamarnya? Dia sedang bersedih, biar aku yang merawatnya".

Y/n hanya menyembunyikan wajahnya didada Taehyung agar Ibunya tak melihat bahwa ia menangis karena itu akan menyulitkannya.

Eomma dengan mudahnya percaya pada Taehyung. Ia menutup pintu kamar y/n dan berjanji tidak akan mengganggu Taehyung dan y/n didalam. Diam-diam juga Eomma senang karena itulah keinginannya.

Dengan hati-hati Taehyung menurunkan y/n diatas ranjangnya yang bersprei warna putih.l

Y/n menekuk kakinya dan membenamkan kepala pada lututnya. Ia terisak sekaligus merasakan Taehyung duduk didepannya.

Tangan Taehyung kini mengusap pucuk kepala y/n yang tertegun. Perlahan ia mengangkat kepalanya dan menatap Taehyung yang menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat y/n artikan.

Tatapan mereka saling bertemu dan Taehyung semakin intens mengusap kepala y/n membuat y/n merasakan hal yang berbeda dari Taehyung.

"Uljima! Kau ingin aku tidur disini memangnya?", kata Taehyung lalu ia menarik tangannya kembali.

Y/n mengusap wajahnya, "cih! Kau memang sangat narsis".

Taehyung merebahkan tubuhnya, "ah aku lelah sekali. Kegiatan kalian sangat membosankan", Taehyung menumpu kepalanya dengan tangannya dan menatap y/n, "jika membuatmu jatuh cinta semudah itu jangan salahkan aku jika kau tergila-gila nantinya padaku".

Y/n menendang betis Taehyung, senyum mengembang sedikit di bibirnya, "jadi kau juga seorang penguntit?".

"Aku belum menerima terima kasih darimu".

"Untuk apa?".

"Menyadarkanmu dari lelaki hidung belang seperti Jimin", Taehyung kembali duduk dengan tegap. "Mereka sudah menjalin hubungan ini 2 tahun lebih".

Seperti terasa diperas mengetahui kenyataan, "apa salahku?", lirih y/n, matanya kembali basah.

"Salahmu? Karena kau bodoh. Itu saja".

"Taehyung... Bagaimana bisa kau bilang ingin merawatku pada Eomma tapi kau malah semakin menyakitiku".

Taehyung menaikkan bahunya, "aku hanya berusaha jujur. Kau terlalu banyak makan gombalan selama ini y/n".

"Darimana kau tahu hubungan mereka?", tanya y/n yang sekarang sembari memeluk bantal dan bersandar dikepala ranjangnya sedangkan Taehyung kembali merebahkan tubuhnya.

"Sudah lama... sejak aku memergoki mereka sedang bercumbu diruang ganti saat agency sudah sepi. Jimin seperti orang yang tidak bisa menahan nafsunya".

Taehyung langsung mengangkat kepalanya, menatap tajam ke arah y/n, "apa kau sudah tidur dengannya?".

"Kalau sudah kenapa, kalau belum kenapa?".

"Ah sudahlah tidak penting bertanya, nanti aku juga akan tahu kau virgin atau tidak".

Y/n kembali menendang betis Taehyung.

"Yak! Sakit! Ini hartaku tahu!", tukas Taehyung berlebihan.

"Gomawo Taehyungie".

Jimin membuka pintu apartementnya, ia mencari Nora dan wanita itu baru selesai mandi. Jimin langsung menarik tubuh Nora ke atas ranjang, membuka bathrobenya dengan kasar. Namun sebagai wanita berdarah latin, itu yang Nora gemari dari Jimin.

Itu mengapa Jimin pun sulit melepaskan Nora karena wanita itu selalu bersedia melakukan apapun yang Jimin mau untuk menurutkan nafsu besarnya.

Setelah bergulat dengan kenikmatannya, Nora harus kembali mandi lagi. Dengan Jimin yang memilih mandi terpisah. Tidak seperti biasanya.

Setelah selesai, Nora memberikan wine pada Jimin yang sudah duduk diatas sofa.

"Duduklah disana, aku lelah", ucap Jimin dengan nada yang dingin saat Nora ingin duduk dipangkuannya.

"Babe... apa kau ingin mengikuti audisi lagi?", tanya Nora hati-hati, ia tahu Jimin sedang dalam mood yang buruk.

"Tentu".

"Tapi y/n akan ikut juga".

"Lalu?", Jimin menatap Nora dengan tajam, "jika kau bisa menghentikannya, silahkan. Tapi kalau menghentikanku, kau tahu akibatnya Nora".

Nora menelan winenya dengan gusar, ia sangat mencintai Jimin, ia tidak bisa hidup tanpa lelaki didepannya.

"Jim... you know I love you so much. Jangan khawatir dan kau memang orang yang paling layak dijadikan peran utama".

Jimin menarik seutas senyumnya, ia menatap wine yang ia goyangkan sedari tadi. Mengingat Taehyung berkata bahwa ia calon suami y/n membuat Jimin lagi-lagi membencinya.

Dengan Nora yang selalu bodoh karena mencintainya, Jimin tidak perlu takut akan posisinya namun melihat y/n yang tak bisa membelanya tadi membuat Jimin gusar.

Jimin berdiri mondar-mandir menunggu y/n datang. Ternyata kenapa beberapa kali y/n berhubungan dengan Taehyung karena mereka akan menikah? Jimin sampai tidak bisa tidur semalaman. Kenapa y/n bisa melakukan ini padanya.

Y/n turun dari mobil Taehyung, kepalanya sedikit pusing karena banyak menangis. Ia berjalan dengan lunglai, sedangkan Taehyung sudah berpisah diparkiran tadi.

Sosok Jimin mencegat jalan y/n. Pandangan mereka kembali bertemu, Jimin merasa jantungnya merosot, jika dengan Nora ia sangat bernafsu, lain halnya dengan y/n.

Perasaannya terasa mengalir dengan lembut pada y/n.

"Y/n... boleh kita bicara sebentar?", tanya Jimin dengan hati-hati.

Y/n mengangguk, ia akan menyelesaikan semuanya hari ini dengan Jimin.

Mereka sudah berada di sebuah coffee shop didekat Agency. Selama berjalan kaki, Jimin tak membuka suara seperti biasanya, apalagi dengan y/n yang memang tidak akan bicara duluan.

Dua cangkir kopi panas sudah mendarat dimeja y/n dan Jimin.

"Y/n... aku minta maaf soal kemarin, aku hanya rindu padamu makanya aku ingin menciummu dan aku fikir kau nyaman dengan hal itu".

Y/n tidak bisa menjawabnya.

"Jadi yang kutakutkan benar? Kau berhubungan dengan Taehyung dibelakangku? Dan apa yang semalam dia katakan itu benar? Calon suamimu?".

Y/n merasa bahwa Jimin memutar balikkan fakta namun entah kenapa y/n merasa puas melihat Jimin merasa tersakiti.

"Iya benar. Dia calon suamiku".

Mata Jimin berkaca-kaca, rasanya begitu sakit, y/n tak pernah menatapnya setegas sekarang.

"Tapi aku mencintaimu y/n, dan kau juga", Jimin hendak menyentuh tangan y/n namun ia menariknya.

"Itu dulu...", y/n menghela nafas, mengumpulkan keberaniannya, "aku mencintai Taehyung sekarang jadi kita pun tak memiliki hubungan resmi. Kau tidak ada hak untuk melarangku".

Jimin mengepalkan tangannya sekarang, seperti sesuatu marah didalam darahnya namun ia tidak bisa mengeluarkannya didepan y/n. Ia tetap mencintai y/n.

"Y/n... aku mencintaimu, kau selalu bilang itu cukup bagimu".

Y/n tertawa mendengar hal itu, mengingat bagaimana Jimin mengkhianati ketulusannya.

"Aku akan menikah dengan Taehyung jadi jangan ganggu aku lagi!", entah keberanian itu datang darimana, y/n beranjak pergi.

avataravatar
Next chapter