5 PART 05

Nora tersenyum saat melihat y/n melenggokkan tubuhnya mengikuti hitungan. Y/n memang sangat berbakat. Kakinya begitu lurus dan badannya melekuk dengan indah.

"Bravo y/n", ucap Coach Nora saat y/n selesai dengan sempurna.

"Eummmm.... Coach, sepertinya aku ingin mengikuti audisi".

Deg... Nora melirik pada ujung matanya ke arah Jimin.

"Good. Latihanlah yang cukup".

Orang selanjutnya pun maju.

Y/n duduk disamping Jimin, ia menaruh tangannya dilengan Jimin. Y/n ingin melihat bagaimana reaksi Nora dan ia cukup kagum, keduanya sangat profesional.

Bahkan sekarang Jimin sedang merangkul pundak y/n dan menatapnya, "Kau pasti bisa menjadi Odette", ucap Jimin.

y/n mencari ruangan kosong untuknya berlatih sendiri. Ia akan mencurahkan segala tenaganya untuk menghafal dan juga melatih dirinya.

Saat y/n membuka salah satu pintu, ruangan itu kosong. Y/n pun menaruh barang-barangnya didekat dinding, membuka jaketnya dan memulai latihannya.

Ia menatap dirinya dicermin, tidak pernah merasa sepercaya diri seperti ini. Ingin rasanya ia menampar pipi Nora tadi saat perempuan itu melirik Jimin. Ia pasti tidak ingin Jimin dan y/n menjadi pasangan.

Pantas saja saat y/n ingin audisi dengan peran utama dimana Jimin pasti mendapatkannya, ia pasti akan menasihati dengan berbagai macam alasan dan bodohnya ia mempercayai Nora.

"Heummm... kau kurang menundukkan punggungmu".

"Keluar kau!", bentak y/n tanpa menoleh.

Taehyung yang sudah berganti baju dengan kaos besar dan juga celana gombrong sekarang malah duduk didepan cermin dan menghadap y/n.

"Kapan lagi mendapat pelatih hebat sepertiku?".

Y/n merotasikan matanya, "jangan terlalu terbang, kalau jatuh nanti sakit!".

Taehyung tertawa, "seperti harapanmu dengan Jimin ya?", goda Taehyung.

Y/n menurunkan kakinya yang tadi ia angkat dengan lurus, "apa sih maumu?".

Taehyung berdiri dan jalan ke arah y/n yang mundur beberapa langkah namun tangan Taehyung menarik tubuhnya hingga menghapus jarak diantara mereka.

Tercium harum lavender dari tubuh Taehyung. Harumnya cukup membuat y/n salah tingkah dan ia berusaha melepaskan tangan Taehyung dari pinggangnya namun gagal malah semakin erat.

"Yang kumau kau jangan merengek terus menerus mengenai hubungan kita. Aku bukan lelaki brengsek seperti Jiminmu itu".

Y/n menarik bibir atasnya, "iya kau memang tidak brengsek tapi apa jadinya hidupku dibawah orang penuh obsesi sepertimu".

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Taehyung sekarang sedang duduk dibalkon kamarnya, ditemani dengan secangkir teh herbal agar ia bisa tidur lebih nyenyak.

Taehyung memiliki kecenderungan sulit tidur apalagi jika ia sedang memiliki suatu target dalam hidupnya seperti sekarang yaitu menjadi Prince Siegfried dan meminang y/n juga. Ia sudah menyetujuinya dan dengan ini, ia tidak akan khawatir dengan karirnya lagi.

Namun ucapan y/n seperti terngiang-ngiang dalam gendang telinganya hingga kini. Taehyung menatap ke bulan teringat bagaimana ia bisa memiliki sikap sekeras dan sedingin ini.

• flashback •

Taehyung sangat senang karena selama dua tahun terakhir, ia memiliki kakak walaupun lelaki itu hanya kakak angkat, bernama Kim Seok Jin. Terpaut 3 tahun lebih tua namun Jin sangatlah penyayang walaupun suka marah-marah tapi ia sangat memperhatikan Taehyung.

Caranya menyayangi Taehyung pun berbeda dengan Eomma yang selalu memanjakannya sehingga apapun yang Taehyung mau selalu diizinkan. Jin Hyeong akan memilah dahulu, ini baik atau tidak.

Mereka masih duduk dibangku sekolah dasar. Dan saat itu Taehyung sedang iseng untuk pergi ke belakang sekolah, ia melihat dengan jelas bagaimana Jin dibully bahkan tubuhnya disesapkan ditanah dan diinjak. Taehyung yang masih kelas 3 langsung menangis dan berlari ke ruang guru.

Jin selamat namun masuk ke rumah sakit. Lagi-lagi Taehyung tidak sengaja mencuri dengar, ia melihat kedua orang tuanya malah memaki-maki dan marah pada Jin.

"KAU TAHU... KARENA KAU KAMI MENGALAMI KESULITAN, DIA ITU ANAK DARI PERUSAHAAN YANG BEKERJA SAMA DENGANKU! KENAPA KAU MALAH BERURUSAN DENGANNYA? ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG".

Namun apa yang bisa Taehyung lakukan selain menangis dan berusaha menghibur Jin Hyeong setelah kedua orang tuanya pergi.

Hari pun sudah malam, Taehyung tidur di sofa, karena ia tidak ingin pulang kerumah.

Rasa dingin membuatnya terbangun, ada seseorang yang membuka jendela. Taehyung hendak membangunman Jin Hyeong namun kakaknya tak ada di tempat tidur. Ia bingung. Akhirnya Taehyung menarik kursi dan hendak menutup jendela.

Namun mata tajamnya menangkap postur tubuh Jin Hyeong berada terlentang ditanah dibawah sana. Taehyung tidak mengerti maksudnya itu apa, ia pun berlari keluar dan menghampiri dimana Jin berada, diikuti security yang benar-benar terkejut.

Darah segar berada disekeliling tubuh Jin. Taehyung jatuh lemas melihat keadaan kakak tersayangnya dengan mengenaskan tak sadarkan diri.

Tak terlihat rasa menyesal diwajah kedua orang tuanya. Justru saat Taehyung masih diam seribu bahasa karena sedih, kedua orang tuanya hanya sibuk bertanya kenapa.

Hingga Taehyung dibawa ke psikolog dan lelaki tua itu berkata bahwa Taehyung terlalu shock. Bukannya bersedih karena Jin Hyeong pergi, Eomma dan Appa malah bersedih karena Taehyung tak mau bicara tanpa pernah membahas kepergian Jin Hyeong dirumah megan itu.

Taehyung menghabiskan sisa masa kecilnya dengan berdiam dan menonton. Suatu saat, acara membosankan pada malam hari membuatnya terbangun. Namun alunan setiap nada di drama itu sangat menenangkan hati Taehyung.

Selama setahun ia tidak pernah merasa setenang dan tersenyum lagi walau tak ada yang tahu. Namun keesokannya ia berkata.

"Leskan aku tari balet".

Itulah kalimat pertama yang keluar setelah setahun Taehyung diam.

Namun sebagai satu-satunya keturunan tentu Taehyung selalu diganggu dan dibujuk untuk meneruskan perusahaan Ayahnya. Ia selalu menolak hingga tempo hari Ayahnya berjanji jika ia bersedia menikah dengan y/n, ia tidak akan diganggu.

Taehyung akan memastikan bahwa y/n akan menginginkannya sebentar lagi.

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Jimin mengantar y/n didepan rumahnya, mereka baru saja selesai nonton film bersama dan makan malam.

Jimin membukakan seatbelt milik y/n dan tersenyum, tangannya menelusup ke tengkuk y/n, ia memajukan wajahnya namun y/n menahan dada Jimin.

"Wae? apa kau tidak rindu denganku? Hm?".

Y/n sangat bimbang sekarang, namun ia tahu jika Jimin menciumnya, y/n pasti lagi-lagi akan jatuh kedalam pelukannya.

"Y/n... jangan menolakku, aku tidak suka ditolak", Jimin menurunkan tangannya, "apa kau sudah bosan dengan hubungan ini?".

y/n hanya menundukkan kepalanya membuat Jimin sedikit khawatir, sebetulnya ia mencintai y/n. Bahkan ia ingin sekali meniduri gadis cantik ini namun itu nanti setelah ia lepas dari Nora.

Jimin mengelus kepala y/n dengan lembut, "kenapa manis? Kau ada masalah? Kau bisa cerita denganku. jangan menangis", Jimin menghapus air mata yang turun dari mata indah y/n, batinnya merutuk dirinya sendiri, y/n semakin cantik saat wajahnya basah walau karena air mata.

Pintu mobil terbuka paksa saat Jimin hendak mencium y/n, Taehyung menarik y/n keluar hingga terhuyung namun Taehyung dengan kuat membuatnya tetap berdiri.

Jimin keluar dari mobil, "sebenarnya apa urusanmu Kim Taehyung?!".

Taehyung menggenggam tangan y/n dengan kuat, "aku calon suaminya. Lebih baik kau pergi jika ingin tulangmu masih sempurna untuk ikut audisi".

Jimin berdecih, "brengsek. Y/n katakan itu tidak benar", ia menatap y/n yang masih terisak. Jimin tidak bisa berfikir sekarang.

"Urus pelatih cantikmu itu! Aku akan mengambil alih y/n dan tidak akan membiarkan manusia kotor sepertimu menyentuhnya lagi".

Dengan bodohnya Taehyung menggendong y/n ala bridal style, y/n terkejut, "aku bisa jalan sendiri Taehyung".

"Sudah terlalu lama aku membiarkanmu jadi jangan harap aku akan diam lagi".

.

.

.

.

comment dan votenya dong guys! jangan dibaca aja. kasih pendapat dan masukan juga untuk penulis. itu sangat membantu loh🥰

avataravatar
Next chapter