3 PART 03

y/n berdiri disamping pintu tempat ganti baju lelaki. Menunggu Jimin selesai.

"Kenapa kau disini?", Taehyung baru saja keluar dan bertanya pada y/n yang boleh mengakui Taehyung memang terlihat tampan.

Sebelumnya mereka tidak pernah berinteraksi langsung selain diruang latihan.

y/n baru saja ingin menjawab namun Jimin sudah keluar dari ruang ganti.

"Ayo y/n".

Taehyung berdiri disamping y/n dan merangkul pundak gadis disampingnya.

"Aku dan y/n ada urusan mendadak jadi kita pergi bersama", ucapnya membuat y/n memandang Taehyung dengan tajam.

Jimin tersenyum pada y/n, "baiklah. Sampai bertemu besok", ucap Jimin sebelum Taehyung menarik y/n pergi.

y/n masuk kedalam mobil Taehyung. Ia berusaha mengatur emosinya sekarang sehingga y/n hanya diam. Ia memang bukanlah tipe perempuan bawel yang suka merengek.

Taehyung meluncurkan mobilnya lalu ia terkekeh sendiri membuat y/n menaikkan alisnya, heran melihat sosok disampingnya tiba-tiba tertawa.

"Apa kau tidak ingat bagaimana ekspresi Jimin?", ia menutup mulutnya.

Y/n melipat tangannya, "kau itu gila ya?".

"Sudah kubilangkan kau tidak boleh merusak obsesiku".

Tekanan darah y/n semakin naik, ia menghela nafas dalam-dalam, menjadi seorang penari balet dari kecil membuatnya memiliki pribadi yang tenang namun menghadapi orang gila disampingnya bukan hal yang mudah.

"Tapi kau boleh merusak hidupku, merusak kisah cintaku? Eoh?".

Taehyung melirik y/n, "kau berdualah yang merusak kisah cinta kalian sendiri".

"Apa maksudmu?".

Taehyung dengan handal memutar stir menuju jalan yang y/n sadari bukan rumahnya.

"Sudah berapa lama kalian dekat? Apa hubungan kalian? Hanya teman? Haha", tawanya tidak menunjukkan suatu kelucuan melainkan penghinaan.

y/n mengembalikan duduknya kembali seperti semula dan menatap jalan depannya, "kemana kita?", tanya y/n mengalihkan pembicaraannya.

"Kau ingatkan kita harus mengenal satu sama lain selama sebulan ini? Kita tidak boleh membuang-buang waktu".

Mobil Taehyung berhenti didepan sebuah restaurant yang memiliki konsep outdoor dengan lampu temaram.

Taehyung jalan lebih dulu dan seorang pelayan yang sepertinya sudah mengenalnya langsung memandu mereka berdua pada sebuah meja dengan pemandangan yang bagus. Penerangan disini memang tak terlalu terang tapi ini sangat romantis.

Diam-diam y/n memikirkan Jimin berada didepannya dengan senyum manis yang menenggelamkan matanya dan juga membuat hati y/n tenggelam.

"Aku tahu aku tampan, tapi kita disini untuk makan malam bukan untuk memakan diriku".

Pecah sudah kehaluan y/n dan kembali ke kehidupan nyatanya bersama lelaki paling aneh didepannya.

Y/n hanya mengiyakan apapun yang Taehyung tawari.

"Untuk apa sih kita makan ditempat seperti ini?".

Taehyung menyandarkan dirinya dikursinya, menatap y/n dengan sangat telitu membuat y/n merasa tidak nyaman dengan tatapan tajam Taehyung diseberang mejanya.

[ tatapannya kira-kira begini ]

"Untuk tahu apa kau cocok hidup bersamaku atau tidak", kata Taehyung.

Y/n memilih diam ketimbang harus mendengarkan ucapan sial dari mulut Taehyung yang lancar meluncur begitu saja.

Lelaki itu tak berhenti menatap y/n dengan tatapan yang tidak dapat y/n artikan terlebih y/n hanya mengenakan sweater seadanya karena mereka habis latihan, y/n tidak menyukai pakaian ribet.

Jika didepannya Jimin pasti lelaki itu tidak membiarkan suasana canggung meliputi mereka berdua seperti sekarang.

Hanya ada suara denting garpu, pisau dan piring atau terkadang Taehyung mengajaknya tos untuk meminum wine.

"Aku sangat menyukai dunia ini sejak aku sadar bahwa hanya ini yang bisa kulakukan dengan bahagia", ucap Taehyung sembari merapihkan sisa minyak pada mulutnya yang berarti dia sudah selesai makan.

Y/n tak menggubrisnya, hanya mengangguk agar ia tak sakit hati.

"Tapi terkadang aku ingin berhenti saat orang-orang itu tak mau menerima ciri khasku dan disitulah aku terkadang membutuhkan seseorang".

Hampir saja potongan daging itu tergelincir ke dalam kerongkongan y/n saat mendengar Taehyung berbicara.

"Kau? Membutuhkan orang lain?", y/n meminum air putihnya, "kau bercanda?", ia tertawa.

"Bukan orang sepertimu pastinya", ujar Taehyung datar.

"Mianhae", y/n menyudahi makannya dan meminum winenya.

"Jadi aku akan mengiyakan yang orang tua kita inginkan".

"Aniyo! Kumohon... hanya kau yang bisa menentangnya melihat bagaimana orang tuamu memperlakukanmu dengan baik".

Taehyung menangkap raut sedih dari perempuan berwajah tirus dihadapannya, "apa kau diperlakukan buruk?".

Y/n mengangguk, "menikah adalah hal terakhir yang akan kulakukan, aku ingin meraih cita-citaku dan menikah dengan orang yang kucintai".

Taehyung mendengus, "park jimin? Ha! Mimpi!".

"Hei kau itu tidak kenal dengannya, jangan sembarangan berbicara!".

"Justru karena aku tak kenal jadi aku bisa tahu bagaimana kelakuannya jadi jangan bermimpi bisa menikah dengannya".

Y/n berdiri dan melempar serbet dari pangkuannya, "aku ingin pulang!", ia pun berjalan pergi dahulu.

Taehyung hanya perlu meninggalkan restaurant ini karena tagihan otomatis juga dihitung dari black cardnya.

Keesokkannya saat y/n hendak berangkat, mobil Taehyung sudah bertengger dihalaman rumahnya. Ia menoleh kebelakang dan Ibunya ternyata sudah tahu hal itu.

Y/n menghentakkan kakinya dengan kesal dan menghampiri Taehyung yang tersenyum puas.

"Good morning my white swan", sapa Taehyung dengan nada menggoda dan ia mendekat dimana y/n berdiri.

Muach....

Satu kecupan mendarat di kening y/n, lalu Taehyung berbisik, "ini yang mereka inginkan".

Y/n mendorong dada Taehyung dengan kasar lalu ia berlari masuk kedalam mobil.

Taehyung melambaikan tangan pada Ibu y/n yang terlihat berseri-seri.

"To Be Continued "

mana nih yg masukin ke librarynya masih sedikit. aku bakal update cerita ini lebih sering kalau kalian semangat bacanya🥰 jangan lupa comment dan likenya ya🥰

avataravatar
Next chapter