1 Diperjual belikan

Ketika hidup diambang keputus asaan dengan segala kekacauannya. Keluarganya kacau bahkan kekasihnya pun ikut kacau.

Orang Tuanya terus memaksa menikahkannya dengan seorang yang kaya raya yang sudah berumur dan memiliki istri demi menyelamatkan usahanya.Sedangkan kekasihnya justru menipunya dan menjualnya ke luar negri demi melunasi hutangnya sendiri.

kana kira hidup kacaunya akan berakhir ketika ia ditolong oleh seseorang yang ternyata adalah seorang leader MAFIA kelas dunia.

Tapi dugaannya salah,mafia itu memang mencintainya tapi tidak dengan musuh-musuhnya. Bahkan yang lebih parah adalah Mafia itu memiliki adik yang terobsesi dengannya.

☀️🌻☀️🌻☀️🌻☀️🌻☀️

"Kana malam ini Mr.mathew akan mengajak kita akan makan malam dengannya untuk menentukan hari pernikahan kalian."

Aku menulikan pendengaranku,lebih memilih berjalan naik keatas tangga tanpa menghiraukan ucapan mama.

"kana..."

"Kana ... Kalau orang tua bicara didengarkan !" Teriak sang ayah .

"Anak sialan !"

BAM !!!

Aku membanting pintu kamar cukup keras,berlari menjatuhkan tubuh lelahku keatas kasur, meremas erat sprei dan tak terasa air mataku sudah membanjiri pipi.

"Hiks... Kana gak mau nikah sama tua bangka itu."

"Orang tua macam apa kalian yang tega menikahkan anaknya demi perusahaan."

Sudah sebulan orang tuaku terus memaksaku menikah dengan orang yang jelas jelas statusnya masih memiliki seorang istri.

Mereka menginginkanku. Ah ,bukan lebih tepatnya rahimku ,karna aku adalah laki laki special yang memiliki rahim.Pasangan suami istri itu ingin memiliki keturunan karna istrinya mandul .

Sebagai imbalannya usaha orang tua ku yang nyaris bangkrut pun akan di tolong oleh pasutri kaya raya itu.

Padahal berulang kali aku menolak tawaran itu bahkan orang tua ku pun tau bahwa aku sudah memiliki kekasih namun tak pernah di pedulikan oleh orang tuaku.

Lelah menangis ,aku mengusap sisa air mataku kemudian  meraih ponsel lalu mengirimi sebuah pesan kepada kekasihku.

"Phi aku membutuhkanmu ,nanti malam kita ketemu ya."

Note : dalam bahasa Thailand phi bisa diartikan menyebut orang yang lebih tua.

Beberapa menit kemudian  kekasih ku membalas pesan itu.

"Ketemu dimana sayang?"

"Ditempat biasa saja."

"krub tua-eng...."

Tua-eng penyebutan sayang untuk kekasih.

Aku melempar kembali ponselku asal, memilih untuk menutup mata,cukup lelah menghadapi hari ini setidaknya biarkan tubuh ini di istirahatkan sejenak.

Matahari perlahan bersembunyi, digantikan oleh bulan yang siap menerangi kegelapan dengan cahayanya indahnya.

Aku masih terlelap dalam tidurku ,hingga tak lama seseorang tiba tiba mengetuk pintu cukup keras dan membangunkanku.

"kana... Kau harus bersiap siap nak,jam 7 malam kita harus sampai di restaurant milik Mr.Mathew." Teriak mama dari luar kamar.

Selang beberapa menit suara ketukan pintu dan suara mama tak terdengar lagi.

Aku mendudukan tubuhku keatas ranjang lalu mengucek ngucek mataku yang bengkak karna lelah menangis,beranjak perlahan ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhku.

Selang 15 menit aku bergegas menggunakan setelan elegant dan berdandan serapi mungkin, merapikan kemeja ku lalu menatap sejenak diriku dalam pantulan cermin.

"Ayolah kana... Lakukan sandiwara untuk sementara,setelahnya kau akan bebas." Ucapku pada diri sendiri.

Aku berjalan menuruni tangga dan dibawah sudah disambut oleh kedua orang tuaku yang tersenyum senang ke arah ku.

"Kau sangat cantik.. Apa kau sudah berubah pikiran?" Tanya  mama.

Aku hanya menganggukan kepalaku pelan lalu tersenyum semanis mungkin di hadapan mereka.

"Ini baru anak ku." Ucap papa memeluk ku.

Kami pergi menggunakan mobil mewah yang masih tersisa satu satunya . Harta papaku sebagian sudah disita untuk membayar hutang .

Selang 30 menit mobil yang kami tumpangi sampai di restaurant elite milik Mr.Mathew sendiri.

Aku menatap canggung kearah sosok lelaki dewasa yang tengah duduk dengan seorang wanita cantik disampingnya ,tentu dia adalah istri sah Mr.Mathew dan itu sungguh membuat ku merasa risih.

"Welcome Mr.alex." sapa Mr.mathew menyambut papa ku dan Mereka segera berjabat tangan.

Kini giliran aku lah yang berjabat tangan dengan Mr.Mathew ,aku mulai tak nyaman kala pria itu menatapnya intens tubuhku dari bawah kaki hingga kepala.

Mathew mendekatkan wajahnya padaku lalu berbisik.

"Kau sangat sexy." Ucapnya lirih.

Aku melototkan mataku,mendengar perkataan itu membuat bulu kudukku merinding dan merasa jijik sendiri.

"Ah sakit." Pekikku kala Mathew meremas tanganku.

Setelah itu Mathew menjauhkan tubuhnya lalu segera duduk kembali dengan tersenyum.

"Anakmu sangat manis Mr.alex." ucap mathew tanpa mengalihkan pandangannya pada ku.

"Sudah dibilang anakku memang limited edition kawan,dia special hahaha."

Dasar tua bangka tidak tahu diri,bisa bisanya dia menggoda orang lain di hadapan istrinya sendiri.

Dan mereka pun tertawa bersama ,tak sengaja aku menyadari jika istri mathew memandangku dengan ekspresi yang tak bisa ku mengerti. Bisa dibilang aku tidak nyaman dengan suasana ini.

Aku hanya tersenyum canggung kearah mereka ketika mereka mengajakku berbicara .

Papa dan Mr.mathew asik bercerita tentang perusahaan sedangkan istri Mathew dan mama asik bercerita tentang hal yang tak ku mengerti.

"Permisi... Sepertinya aku harus ketoilet." Pamitku dengan sopan kepada mereka semua.

"Jangan lama-lama ya." Ucap mama padaku.

"Iya ma."

Aku segera melangkahkan kakiku menuju toilet. Tentu, aku tidak benar benar ke toilet. Semua ini adalah rencanaku tadi siang.

Aku pergi menuju pintu belakang restaurant dan berlari sekencang mungkin menjauh dari sana .

Merasa cukup jauh berlari menjauh dari restaurant itu, aku meraih ponsel lalu mengirim pesan pada seseorang.

Cukup lama aku menunggu seseorang itu hingga setengah jam kemudian orang itu datang dengan mobilnya.

Aku segera beranjak berlari memeluknya ketika ia turun mobil.

"Phi aku takut,kumohon bawa aku pergi jauh. Kalau bisa ayo kita nikah lari saja pi." Ucapku dengan terisak dan semakin mempererat pelukanku.

"Hey.. ada apa sayang?"Tanya pi san menangkup kedua pipiku.

"Hiks...Papa dan mama akan menikahkanku dengan tua bangka itu dalam waktu dekat,aku tidak mau pi ."

"Suttt tenanglah sayang,aku tidak akan membiarkanmu menikahinya. Kita keluar negri saja ya menikah disana?"

"Sungguh?" Ucapku dengan mata berbinar.

San menganganggukan kepalanya tersenyum lalu kembali memelukku,aku membalas pelukannya dengan sangat erat juga.

**************

Dua buah tiket menuju Paris sudah pi san pesan dan kami sekarang sudah dalam pesawat menuju kota paris.

Setibanya kami memesan sebuah apartement mewah. Bahkan aku tidak menyangka bahwa pi san bisa membelikanku sebuah apartement semewah ini dan bahkan dia juga membeli tiket pesawat kelas bisnis.

Selama aku berpacaran dengan pi san dua tahun ini yang ku tahu dia hanyalah anak seorang tukang pemilik resto sederhana.

Tapi pi san bilang padaku bahwa semua uang yang dia gunakan adalah tabungan selama lima tahunnya dan jujur aku agak merasa kasihan karna telah menghabiskan tabungannya selama bertahun tahun hanya untuk kita berdua.

Sesampainya di apartement aku segera merebahkan tubuhku keatas ranjang kasur.

Tak lama aku merasakan ada tangan besar yang melingkar erat diperutku. Itu adalah tangan p san.

Aku merasa geli kala bibirnya bermain main di ceruk leherku.

"Eumm pi san geli." Ucapku mendorong tubuhnya tapi sia sia.

"Sebentar sayang aku ingin memelukmu."

"Tapi ini geli."

"Biasanya saja tidak geli kalau aku cium disini." Ucap pi san menunjuk jari telunjuknya kearah dadaku.

"Ishhh itu beda."

Tiba tiba tubuh pi san menindih tubuhku. Ingin mencium bibirku tapi aku memalingkan wajahku.

"Eum.. pi aku masih jetlag jangan sekarang."

"Ckh... Sebentar ya ?"

Wajahnya mulai mendekat ia kembali memburu bibirku tapi lagi lagi aku memalingkan wajahku.

"Pi aku mau mandi dulu." Ucapku mendorong keras tubuh san sehingga jatuh kesamping.

Aku segera berlari menuju kamar mandi dan memutuskan untuk membersihkan tubuhku.

Malam tiba.

Aku diajak ke restaurant cukup mewah didekat apartement,lagi lagi aku terpaku apakah pi san sangat punya tabungan banyak sehingga ia bisa membelikanku semua makanan mewah ini?

Sepulang makan malam kami kembali ke apartement . Dan memutuskan untuk beristirahat.

Seperti biasa pi san hanya berani memelukku atau melakukan blow/hand job . Aku tidak mengijinkannya menyentuhku jika kami belum menikah.

"Besok kita jadi cari baju pengantin kan?" Tanyaku,kini aku sedang tidur berbantalkan lengan besarnya.

Pi san memainkan jemariku mengusapnya dengan sangat lembut lalu mencium punggung tanganku.

"Ya, besok cari baju yang paling bagus. Karna pernikahan hanya datang satu kali bukan?"

"Yang sederhana saja pi aku takut tabunganmu cepat habis,aku akan membantumu mencari pekerjaan untuk kebutuhan hidup kita juga setelah menikah."

"Suttt bekerja adalah tugasku sebagai suami. Kamu hanya perlu duduk manis dan menyambutku pulang sayang."

"Aku mencintaimu pi."

"Aku juga juga mencintaimu kana."

Dan kami berakhir dengan berciuman lalu terlelap menyambut mimpi bersama.

Pagi tiba.

Tidur nyenyakku terganggu kala seseorang membuka tirai dan membuat sinar matahari pagi masuk.

"Eungghhh..." Aku menggeliat tak nyaman kala ada tangan seseorang meraba tubuhku.

Aku menepuk tangannya cukup keras. Tapi tangan itu masih setia bergerilya menjelajahi tubuhku bahkan dengan tidak sopannya tangan itu masuk kedalam piyama tidurku.

"Uhhhh..." Aku langsung membuka mata dan berbalik.

"Si - siapa???!!!" Aku membulatkan mataku melihat sosok asing di depanku.

Bisa ku tebak dia berumur sekitar 50 tahunan rambutnya memutih bahkan senyumannya membuatku ingin muntah.

Pria tua itu tersenyum turun dari ranjang dan duduk diatas sofa lalu meminum segelas wine dengan santainya.

Aku mencari cari keberadaan pi san namun tak kunjung aku temukan ,sungguh membuatku panik dan takut.

"Jika kamu mencari kekasihmu,dia sudah terbang ke bangkok sedari tadi pagi." Ucap pria itu ,aku menatap wajahnya tak percaya .

"Terkejut? Ahhh tentu kau akan terkejut. Mana mungkin tidak." Lanjutnya lagi yang semakin membuatku tak mengerti.

"Dimana kekasihku?" Tanya ku menatap tajam ke arahnya.

Ia mulai mendekat memojokkanku ke ranjang . Aku mulai takut dengan nya.

"Apa seseorang yang tega menjual kekasihnya pantas disebut dengan kekasih?" Tanyanya.

"Maksudmu?" Tanya ku bingung.

Ia menghela napas lalu mendudukan tubuhnya di atas ranjang dan menyuruhku untuk mendekat.

Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat menolak perintahnya,dia menarik tanganku kasar untuk duduk dipangkuannya.

"Le-lepass!!!" Rontaku tapi dia semakin mempererat pelukannya.

"Kau pikir semua ini milik kekasihmu?"

"Kau pikir makan malam mewah,tiket pesawat bisnis bahkan apartement mewah ini milik kekasihmu begitu?"

"Lepasss kan aku !!! " Aku memukul tubuhnya dengan sikut tangan,sehingga membuatnya sedikit meringis.

"Dengar... Kekasihmu sudah menjualmu kepadaku dan semua ini adalah milikku. Jadi mulai sekarang menurutlah padaku manis."

Aku menepis tangannya kasar yang dengan kurang ajar dia membelai daguku.

"Aku tidak mau!!! Aku mau pi san kembalikan aku dengan pi san aku akan menikah dengannya besok!!!"

"Menikah? Hahahaha ..."

"Kau sungguh gadis polos yang pernah kutemui. Dia ternyata menipumu begitu banyak."

"Dengar manis,tidak ada pernikahan dengannya yang ada hanya kau yang akan menikah denganku mengerti!!"

"Tidak mau !!! Pi san hanya mencintaiku dia akan menikah denganku,tidak mungkin dia menjual diriku!!!"

"Sayang... Dia sudah berhutang banyak padaku,sebagai gantinya dia sudah berjanji untuk dirimu dijadikan jaminan jadilah gadis penurut maka aku akan menjamin seluruh kebutuhan hidupmu ya.."

Dia mulai mendekat lagi-lagi aku mendorong tubuhnya supaya menjauh dariku.

Tapi tiba tiba dia menampar ku dan mendorong tubuhku hingga jatuh keatas ranjang.

"Jika kau mewalan aku akan pakai cara kekerasan !!" ucapnya lalu melepas ikat pinggang yang ia pakai aku mulai ketakutan kala pria itu mulai menurunkan sleting celananya.

Aku segera meronta kala pria itu terus memburu bibirku dia bahkan dengan tidak sabaran meremas dadaku dan hendak menarik piyama tidurku.

Aku dengan cepat menendang bagian bawahnya dan segera berlari menjauh dari jangkauannya.

"Heyy tunggu jalang !!!" Teriaknya sambil memburuku dengan sedikit terpincang karna merasakan sakit diselangkangannya ulang tendanganku.

Aku tidak peduli ,aku segera berlari menjauh dari apartement sialan itu dengan keadaan kacau dan masih memakai piyama tidur.

Bahkan aku tak sempat mengenakan alas kaki.

Yang ku mau sekarang hanyalah bebas dari pria tua itu.

Pi san brengsek !!! Dulu aku berlari menghindari perjodohan paksaku kini aku berlari menghindari tua bangka yang hendak memperkosaku bahkan kekasih yang awalnya kukira akan menolongku justru menjualku.

Aku terus berlari tak memperdulikan tatapan orang orang yang aneh melihat keadaanku.

Langit mulai mendung sepertinya akan turun hujan. Aku menghapus air mataku ,harus kemana aku pergi?

Ini paris bukan bangkok bahkan aku baru pernah kesini,uangpun aku tidak punya .

Kembali ke bangkok tidak mungkin . Tapi disini juga harus berbuat apa?

Aku duduk berjongkok di tepian trotoar jalan dengan memeluk tubuhku sendiri. Isak tangis ku berhasil membuat orang orang yang berlalu lalang menatapku iba tapi tidak ada satupun dari mereka yang menolongku.

Hingga tak lama bulir demi bulir air hujan turun dari langit.

Aku tak peduli dengan hujan gerimis yang turun .

"Nak... Hujan, pakailah payung ini." Ucap seseorang paruh baya dengan bahasa inggris ia melindungi tubuhku dengan payung satunya yang ia punya.

Aku mendongak keatas menatap nenek dengan paras yang cukup cantik tersenyum padaku.

Aku berdiri dan menerima payung pemberiannya.

"Terima kasih nenek."

Nenek itu tersenyum lalu mengelus kepalaku dengan lembut.

"Nak... Apapun yang sedang kamu alami ,jangan putus asa. Aku tidak bisa membantumu tapi aku akan mendoakanmu semoga kamu dipertemukan dengan seseorang yang bisa membahagiakanmu." Ucapnya.

"Terima kasih nenek, terima kasih." Ucapku beberapa kali membungkukan badan.

Nenek itu kembali mengusap kepalaku lalu ia pergi meninggalkanku begitu saja.

Aku menatap punggungnya yang perlahan menjauh dari pandanganku.

Setidaknya aku beruntung ternyata disini masih ada orang baik.

Aku memutuskan berjalan menyusuri trotoar dengan kaki telanjangku jalanan cukup sepi karna hujan semakin deras.

Entah kemana aku harus pergi aku melangkahkan kakiku hanya sesuai dengan kata hatiku.

Hingga aku melewati sebuah Toko dan terdapat seseorang mengomel disana.

"Kenapa parkir disana ! Apa kau buta !!! Hujannya sangat deras nanti bajuku basah!!"

Ucapnya dengan telepon yang menempel pada telinganya.

"Ahh dasar tidak becus!!!" Ucapnya lagi lalu mematikan panggilan itu.

Aku berbalik menatapnya,bisa dilihat dia sangat tampan rambut klimis jas mewah juga segala aksesoris yang menempel pada tubuhnya bisa kutebak dia adalah orang kaya.

Entah apa yang sedang merasuki ku ,aku berjalan mendekat padanya.

Lalu memberikan payungku padanya. Ia menatapku heran.

"Pakailah ini tuan,sangat disayangkan jika baju mahalmu basah terkena air hujan."

Setalah mengatakan itu aku beranjak pergi meninggalkannya aku melangkahkan kakiku menjauh dengan menerebos derasnya hujan.

Tbc.

avataravatar