webnovel

Pria Berambut Silver #2

Begitu keluar dari ruang rapat bersama Idlina, Fayre dan Flair menyempatkan diriuntuk saling berbincang. Sedangkan Kenrick ikut Idlina ke rauangan bajunya untuk menyelesaikan urusannya sendiri.

"Aku akan membuat sketsa tasnya. Aku juga akan cari tahu dimana kita bisa mendaptakan batu mulia asli dengan harga bagus sesuai permintaan Idlina. Untuk dipasang di tas itu." Jelas Flair kepada adik kembarnya itu.

"Jadi kamu bekerja di sini?" Tanya Fayre mengubah arah pembicaraan.

"Iya, maaf jika menjadi tidak bisa semaksimal mungkin membantumu mengerjakan tas ini dengan baik. Tapi aku rasa kamu bisa mengelolanya dengan baik." Balas Flair enggan menatap wajah Fayre.

"Kamu ini jahat. Tidak bertanggung jawab sama sekali. Tas ini kan idemu. Mengapa malah kamu lempar kepadaku!!" Sahut Fayre dengan nada ngambek.

"Aku tidak bermaksud begitu..."

"Kalau begitu segeralah pulang dan selesaikan urusanmu! Aku juga ingin meraih cita-citaku menjadi Chef terkenal di televisi. Kamu ini egois sekali." Sahut Fayre sambil terus ngambek.

Pulang?? Barusan Fay bilang apa? Dia menyuruhku pulang? Kata Flair dalam hati.

"Baiklah setelah pagelaran ini usai, aku yang akan mengelolanya sendiri." Balas Flair.

"Bagitu juga bagus. Jadi aku bisa berenang bebas setiap hari. Kamu membuatku hanya sibuk dengan tas dan tas setiap hari. Sebagai gantinya kamu harus menemaniku berenang." Tukas Fayre berharap Flair mau kembali ke rumah.

"Aku bisa datang ke rumah untuk menemanimu berenang." Balas Flair masih merasa canggung.

"Datang ke rumah? Kamu seperti orang lain saja. Flair jangan seperti ini lagi. Tidak bolehkah aku memelukmu?" Fayre menarik lengan Flair dan menarik kembarannya itu ke pelukannya."Pulanglah Feernee!"

"Aku ingin, tapi...." Jawab Flair ragu.

"....Kamu dan Chad."

"Semua sudah tidak sama lagi seperti kemarin, Feernee." Raut Fayre berubah sedih.

"Baiklah, kita mulai lagi dengan pemotretan untuk cover shampo itu. Kamu sudah menerima email dari Rory bukan?" Fayre merubah topik pembicaraan mereka. Berharap pemotretan kali ini menjadi awal yang bagus untuk berbaikan dengan Flair.

"Suruh Rory mengatur semuanya. Suruh dia juga menghubungi pihak Soar Entertainment. Ayo kita lakukan seperti biasanya!!" Seru Flair bersemangat.

"Baiklah aku pergi, aku akan terus menghubungimu." Ucap Fayre seraya bangkit dari duduknya.

"Akan aku lakukan selagi masih mungkin. Karena sebentar lagi aku tidak bisa lagi."

"Apa maksudmu?" Flair menghentikan langkah Fayre curiga dengan nada yang tidak biasa dari mulut gadis itu." Apa yang terjadi?"

"Tentu saja, aku akan fokus menjadi chef, aku lebih tertarik untuk mempunyai acara masak sendiri. Kamu kan sudah bekerja di stasiun televisi sekarang, tentu saja kamu bisa membantuku." Fayre tersenyum nakal menyembunyikan alasan sesungguhnya.

Namun Flair tidak begitu saja yakin. Dia yakin Fayre menyembunyikan sesuatu yang besar dibalik senyumnya itu.

"Bagaimana jika mengundang pria berambut silver itu untuk berterima kasih?" Ujar Flair berniat mendekatkan Fayre dan Ken.

"Aw, aku rasa tidak." Fayre menolak.

"Tapi bukankah karena Billboard itu bekerja dengan baik sehingga banyak tawaran untuk kita sekarang ini." Flair mencoba meyakinkan Fayre.

Fayre teringat tindakan Ken pada saat pengambilan foto untuk billboard tersebut. Itu bukan kenangan yang baik untuk dilanjutkan dengan Ken.

"Sudahlah, aku tidak ingin mengingat pengambilan gambar di billboard itu lagi." Ucap Fayre sembari bangkit dari tempat duduknya.

Fayre beranjak pergi. Dia melambaikan tangan pada Flair dengan raut wajah yang masih dipenuhi tanda tanya.

Oh iya, semoga sukses untuk acara malam ini.

Tulis Fayre pada pesan yang dikirim untuk sudara kembarnya itu.

Di seberang, Flair membaca pesan itu dan memberi tanda OK dengan jarinya. Fayre membalasnya dengan ibu jari yang ia ajukan untuk Flair. Kemudian Fayre melanjutkan keluar gedung menuju ke halaman tempat Chad sudah menunggu nya.

Chad sudah di sana, menunggu Fayre dengan senyumannya. Dan tidak bersama lagi dengan Rubi. Pamannya ini selalu terlihat tampan di bawah sinar matahari. Fayre melemparkan senyum pada Chad tanda ia sangat bahagia sudah berbaikan dengan Flair.

"Flair bekerja di sini." Ucap Fayre begitu duduk di dalam mobil.

"Maksudmu?" Chad mencoba memperjelas.

"Iya. Dia ada di dalam sana. Kami tadi bicara banyak." Balas Fayre yakin.

"Dia bekerja di sana? Untuk Nolan? Owh, dia sudah gila!!!" Chad mendadak marah. "Dia menyerahkan kepalanya ke kandang singa!!!!"

Chad memutar arah setirnya dan meninggalkan dari halaman SWTV. Ia berniat akan menemui Flair secepatnya dan meyakinkannya untuk mau pulang kali ini.

*********

Masih sama di SWTV,

Setelah jam makan siang, Darren tampak tergesa-gesa ingin segera menemui Nolan. Ia melewati Heidi begitu saja dan langsung mengetuk pintu ruang kerja Nolan. Begitu ada sahutan dari dalan ruangan, Darren membuka dan melempar berkas ke meja kerja Nolan.

Nolan membuka dokumen yang dilempar pamannya itu dan membacanya satu per satu.

"Buat uang ku kembali, kerahkan anak buahmu yang bisa menangani ini!!!! Aku mau pemuda itu membayar kebodohannya!!" Seru Darren dengan nada penuh amarah.

"Buat dia membayarnya berkali-kali lipat!!!! Biar dia rasakan bagaimana pembalasan yang pernah dirasakan ayahnya dulu!!!!!" Lanjut Darren dengan wajah memerah.

"Beraninya dia bermain-main dengan nama keluarga Swinford!!!" Lanjut Darren berapi-api.

Nolan mencermati setiap berkas tanpa banyak bicara. Sampai ia menemukan sebuah nama di sana, Barric Ferdinand Bosley.

*********

Malam hari setelah menyelesaikan semua kesibukannya, Chad sampai di sebuah hotel bintang lima. West Point Royal Hotel.

Salah satu hotel bintang lima dilengkapi kondominium yang berada di pusat kota. Yang dikelolah oleh salah satu keluarga sang bangsawan, anak perempuan tertua dari Cannavaro bersaudara.

Chad meminta sahabatnya di masa sekolah yang kini menjadi detektif untuk menyelidiki kejadian di malam Fayre kehilangan keperawannanya. Sahabatnya itu meminta pihak holtel untuk menunjukkan rekaman cctv di malam itu dengan beralasan guna mencari informasi penyidikan tentang seseorang yang dicari oleh kepolisian. Dan pihak hotelpun setuju memberikan informasi yang tidak mungkin mereka berikan kepada sembarang orang. Karena privasi pelanggan mereka harus tetap mereka jaga.

Chad melihat rekaman dengan seksama dari beberapa layar yang menunjukkan rekaman yang terjadi mulai sore hingga malam hari. Menariknya selama kurang lebih empat jam mengamati ada rekaman di mana Fayre berlari-lari di lorong hotel dikejar oleh para pengawalnya. Dan Fayre masuk dengan membawa sepatunya di tangan masuk ke sebuah kamar dan tidak keluar lagi.

Setelah dipercepat, pagi harinya keluarlah seorang pemuda dengan rambut berwarna silver tampak resah memasuki lift. Kemudian beberapa jam sesudahnya tampak pengantar pakaian dari butik membawakan paper bag ke kamar itu. Terakhir adegan di mana Fayre keluar dari kamar dengan gaun putih keluar dari kamar sambil berlari kecil menuju lift dan kemudian tidak kembali lagi.

Betapa lemas kaki Chad melihat pria dengan rambut abu-abu berkilau itu adalah Kenrick.

Pria yang sama yang sudah diundang Rory di saat mengumumkan rencana pernikahannya. Pria yang sama yang pernah mengantarkan Fayre pulang. Juga pria yang sama yang menyapa Fayre saat di minimarket kemarin. Bayangan itu seakan terpampang jelas di mata Chad begitu melihat hasil rekaman yang ia saksikan barusan.

Bagaimana pemuda itu bisa diam saja tanpa ada reaksi apapun untuk mencari Fayre, padahal sudah jelas ia tahu siapa wanita yang sudah ditidurinya. Dengan wajah tampak tak bersalah menyapa Fayre di minimarket tanpa ekspresi yang berarti meninggalkan Fayre di sana.

Kenrick Cannavaro, pemuda itu adalah ayah dari anak yang dikandung Fayre. Chad geram dan mengepalkan tangannya. Ia akan membuat perhitungan dengan pemuda itu.

.

.

.

*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas

untuk tahu judul Novel saya yang lain

Masih kami tunggu ulasan-ulasannya.... gud job readersnku tercinta❤❤❤❤❤❤

AzraTyascreators' thoughts
Next chapter