webnovel

Kesalahan Yang Pernah Terjadi

<p>Pagi hari, matahari mulai memacarkan sinarnya. Suara burung liar mulai menyapa di balik daun-daun pohon di rumah besar Fayre dan Flair. Cahaya redup dari luar mulai bisa dilihat dari kamar si kembar.<br/><br/>Flair mulai membuka kedua matanya. Tubuhnya sudah lebih segar setelah tidur cukup lama semalam. Perutnya mulai merasakan dan mulutnya ingin sekali mengunyah banyak makanan. Flair bangkit dari tidurnya. Ia menguap dan menggeliatkan badannya.<br/><br/>Ia tersenyum melihat Fayre yang masih tertidur di tempat tidur berbeda di ujung lain di ruang kamar itu. Flair turun dan menghampiri Chad yang tertidur sambil duduk dan menunduk di kasur Fayre. Dan ada yang aneh, tangan Chad terlihat menggenggam jemari tangan Fayre sambil ia tertidur. Pamannya ini memang dari dulu lebih dekat dengan Fayre daripada dengannya, tapi ia tak pernah merasa cemburu dengan itu.<br/><br/>Flair menepuk pundak Chad dan meremasnya. Chad kaget dan terbangun. Whooaaaammmm!!!! Chad menguap dan menggeliat. Tubuhnya terasa kaku karena ia tidur dengan posisi yang tidak nyaman.<br/><br/>"Pukul berapa ini Flair? " Tanya Chad masih terkantuk.<br/><br/>"Masih pukul enam" jawab Flair sambil melihat kondisi kembarannya yang masih tertidur.<br/><br/>"Tidurlah kembali di ruanganmu, Chad. Kau pasti masih sangat lelah" Lanjut Flair meraih selimut yang jatuh di lantai dan melipatnya.<br/><br/>" Aku sudah cukup istirahat, aku ada janji dengan pengacara pagi ini. Aku juga harus menemui Barric, dia masih saja menghindar dariku. "Jelas Chad pada Flair.<br/><br/>"Barric? Sudah lama aku juga tidak melihatnya, jika aku ke rumahnya hanya kutemukan Shandy di sana menjaga Sean kecil. " Sahut Flair sambil menatap pigura kecil di atas meja berisi foto masa kecil ia, saudara kembarnya dan kakak laki-lakinya Barric.<br/><br/>"Kalian jangan bekerja terlalu keras, kalian harus menjaga kondisi tubuh kalian juga. Jangan sampai kelelahan seperti semalam. Kalian membuatku khawatir." Ucap Chad sambil mengelus rambut Flair dengan lembut.<br/>"Baiklah paman, kami akan seharian istirahat di rumah. Kami akan libur hari ini. Tapi ijinkan kami jalan-jalan ke Plaza esok. Dan kamu harus menemani kami." Pinta Flair dengan manja.<br/><br/>"Okay, kita akan jalan-jalan besok. Hari ini aku tidak mau mendengar kalian ijin keluar rumah untuk bekerja. " Balas Chad sambil berjalan keluar dari kamar si kembar. " Bangunkan Saudaramu, mandi dan segera turun ke bawah untuk sarapan bersama!" Lanjut Chad memerintahkan pada Flair.<br/><br/>Flair menangguk senang seperti anak kecil yang dijanjikan jalan-jalan ke taman hiburan.<br/><br/>Setelah si kembar mandi, Fayre dan Flair menuruni tangga dengan riang dengan langkah yang cepat menuju ke ruang makan. Fayre tampak lebih sehat, wajahnya tidak pucat lagi. Ia tampak lebih imut pagi ini dengan dandanan rambut yang dikepang dua kanan kiri dengan pita yang diikat ke atas di tengah kepalanya. Poninya yang ke samping membuat wajahnya semakin manis. Sementara Flair mengikat rambunya ke samping semua dan dikepang satu juga lalu dihias dengan pita yang sangat besar.<br/><br/>"Steaaaakkkk!!!! " Riuh suara Flair mendekati meja makan.<br/><br/>"Cepat sarapan, Kids!! "Ucap Chad yang lebih dulu berada di sana.<br/><br/>Mereka bertiga makan bersama dengan Steak daging buatan bibi Denna, dan itu adalah makanan favorit Flair ditemani berbagai macam potongan sayuran setengah matang. Sungguh menu sarapan yang menarik sekali pagi ini.<br/><br/>Tiba-tiba terdengar gemerincing suara kunci dari arah ruang tengah. Rory masuk sambil memegang dompet kunci mobil dan masih mengenakan kemeja biru muda yang ia kenakan kemarin.<br/><br/>"What, Rory!!!! "Flair terkejut malihat Rory yang sedikit terlupakan itu. "Kau baru saja pulang? Ku pikir kau masih tidur di kamarmu. " lanjut Flair sambil memotong steak dengan pisau makan.<br/><br/>"Hanya menemani seorang teman dan menolongnya karena sedang mabuk. " jelas Rory pada Flair "Kalian ada kegiatan apa hari ini?? Kita cek lagi setelah aku mandi, Okay!!! " Lanjut Rory sambil mengambil sebuah apel merah dari meja makan lalu menggigitnya.<br/><br/>"Kami libur Rory, kami ingin beristirahat, " Sahut Fayre sambil menyeruput air putih dari gelas panjangnya.<br/><br/>"Baiklah, aku juga akan di rumah kalau begitu bersama kalian."Jawab Rory sambil menaiki tangga untk menuju kamarnya.<br/><br/>"Aku akan memarahinya nanti karena mengabaikan kalian!! "Seru Chad tampak marah.<br/><br/>"Memarahi Rory? " Tanya Fayre dengan heran.<br/><br/>"Ya karena ia membiarkan kalian pulang diantar oleh manusia-manusia tidak dikenal seperti semalam. Padahal kalian dalam keadaan sakit."Jelas Chad sambil melanjutkan makannya.<br/><br/>"Chad, kami sudah dewasa, kami yang meminta Rory untuk pulang sendiri." Jawab Flair membela diri.<br/><br/>"Dan kau menemukan Fayre dimana, Chad? kau tidak tanya padaku kemarin? "Lanjut Flair menyelidiki.<br/><br/>"Aku menelpon Rory dan menanyakan padanya, Ia bilang Fayre masih belum menelponnya dan masih berada di Townsend Hotel." Jelas Chad sambil menatap Flair.<br/><br/>"Aku melihatmu sedang tidak sehat, dan kalian kembar, jadi aku takut terjadi hal yang sama juga pada Fayre, mungkin ia dalam keadaan yang tidak baik. "Lanjut Chad menjelaskan lebih panjang lagi.<br/><br/>"Jadi untunglah kau menjemputnya. "Jawab Flair sambil meneruskan mengiris steaknya.<br/><br/>Fayre menatap pada Chad dan berhenti memotong steak di piringnya. Ia tidak tahu Chad menjemputnya. Jika Chad di sana, Fayre berpikir apa mungkin Chad melihatnya dipapah oleh Ken di Townsend Hotel kemarin, dan tahu ia diantar pulang oleh Ken. Mungkin karena itu tingkah Chad terlihat bertingkah aneh semalam.<br/><br/>Fayre dan Chad hanya berpandangan tanpa melanjutkan makan. Flair yang menyadari hal itu segera mengelap bibir kecilnya.<br/>"Mengapa?? Apa ada hal yang aneh?? "Celetuk Flair membuyarkan pandangan antara Fayre dan Chad.<br/><br/>Terdengar langkah kecil dari ruang tengah yang sedang berlari dengan kaki-kaki kecilnya seolah tak sabar menyapa orang-orang di rumah itu.<br/><br/>Flair bangkit dari kursi makannya dan mencari tahu ke arah suara kaki kecil itu yang terdengar semakin mendekat ke ruang makan. Dan ia mencurigai pemilik kaki kecil itu adalah...<br/>"Hay Butterfly kembar, Aku sangat merindukan mu," Cerocos ramai Sean belari ke pelukan Flair.<br/><br/>Sean Barran Bosley, pria kecil berusia empat tahun ini adalah anak dari Barric kakak tertua Flair dan Fayre dengan Shandy Shaw, seorang dokter spesialis kulit yang bekerja di Rumah Sakit IF Healty yang sangat menikmati hari-harinya sebagai seorang ibu sekaligus dokter sebagai profesinya itu.<br/><br/>"Sean kecil, apa kabarmu? "Sahut Flair seraya mengangkat tubuh lelaki kecil berusia hampir empat tahun itu.<br/><br/>"Aku sudah mulai sekolah, Auntie. Kau tahu apa yang aku bawa?" Kim menunjukkan sebuah kertas berisikan gambar tiga orang anak berdiri sambil bergandengan tangan.<br/>"Wah ini gambar ku dengan kamu ya? " Sahut Flair sambil menerima kertas gambar itu.<br/><br/>"Bukan Auntie, itu aku dan dua sahabatku. Aku di sekolah juga punya teman yang berwajah kembar seperti kalian. Namanya JJ and Jojo. Kau tahu aku juga menceritakan kalian pada mereka. "Celoteh Sean kecil yang bercerita tanpa henti.<br/><br/>" Wah bagus sekali gambarmu!" Seru Flair memuji.<br/><br/>Setelah Sean meramaikan ruangan, disusul dengan masuknya Shandy ke ruang makan itu. Shandy menyapa Chad dan Fayre dan meletakkan tasnya di salah satu kursi di ruang makan itu.<br/><br/>"Apa kabar, Chad. Kau terlihat lebih kurus dari terakhir kita bertemu." Sapa Shandy pada Chad.<br/><br/>"Entahlah aku banyak sekali yang kupikirkan akhir-akhir ini. " Jawab Chad mengakhiri Sarapan nya.<br/><br/>"Shandy, bergabunglah untuk sarapan bersama kami. " Pinta Fayre sambil menyeruput orange Juice nya.<br/><br/>" Aku sudah sarapan bersama Sean di rumah. "Jawab Shandy sambil membantu Sean turun dari gendongan Flair.<br/><br/>"Barric tidak ikut bersama kalian? "Tanya Flair pada Shandy.<br/><br/>"Dia tidak pulang sudah dua hari ini, teleponku juga tidak diangkat. Ku cari di pabrik pun tidak kutemukan. " Jawab Shandy sambil memandang Chad.<br/><br/>"Aku akan menyuruhnya pulang setelah ini. Mengapa ia tidak juga bisa dewasa?!!!!" Nada suara Chad mulai naik.<br/><br/>"Hari ini sekolah Sean libur jadi aku membawanya kemari, aku juga akan mengisi seminar di salah satu kampus kedokteran dekat rumah sakitku, jadi aku akan menjemput Sean sore setelah seminarku selesai. " Jelas Shandy pada Chad.<br/><br/>"Okay Sean, ayo kita berenang dulu hari ini!! " sahut Fayre sambil meraih tangan kecil Sean yang lucu itu.<br/><br/>"Jangan khawatir, Shandy.!! Kami akan menjaga Sean untukmu. " Sahut Flair melanjutkan.<br/><br/>"Auntie, aku sudah bisa mengapung, mari aku tunjukkan. " Celetuk suara kecil Sean mengikuti langkah Fayre.<br/><br/>Lalu Flair dan Fayre mulai menemani Sean Berenang. Dan mereka bersenang-senang dalam kolam penuh air itu. Dari jendela kaca ruang makan Chad dan Shandy melihat mereka sambil berbincang-bincang.<br/><br/>"Jadi, Barric selalu membiarkanmu pergi sendirian seperti ini tanpa ia mengantarkan kalian? " Tanya Chad pada Shandy sambil menyodorkan segelas orange juice.<br/><br/>"Terkadang, tapi tidak selalu. Ia memiliki jam kerja yang tidak teratur. Terkadang Barric memilih tidak datang ke pabrik dan hanya tidur seharian tanpa melakukan kegiatan bermakna. Lalu sorenya ia pergi dengan beberapa orang-orang yang aku sama sekali tidak mengenal mereka dan tanpa penjelasan apapun padaku. Orang-orang itu berganti-ganti. Aku tidak bisa menghafal satu per satu wajah mereka." Jelas Shandy.<br/><br/>"Barric tidak pernah sedikitpun mengenalkan mereka dari mana saja? " Tanya Chad ingin tahu.<br/><br/>"Sama sekali, hanya saja salah satu dari mobil mereka, yang sering datang terdapat logo SWFG. " Jelas Shandy sambil menunjukkan sebuah logo yang sempat iya foto dengan ponsel nya.<br/><br/>"Swinford Grup!!!" Ucap Chad mengenali logo perusahaan itu.<br/><br/>"Terimakasih Shandy ini sangat membantu!! " Seru Chad pada Shandy.<br/><br/>"Pergilah bersamaku, nanti aku antar ke tempat tujuanmu!!! Nanti setelah acara selesai, akan ku suruh sopirku menjemputmu ke rumah ini. " Perintah Chad pada Shandy.<br/>Shandy pun mengiyakan ajakan Chad dan segera turut dengan menuju sebuah mobil hitam besar milik Chad.<br/><br/>Ketika hendak membuka pintu mobil, Shandy melihat ada sebuah mobil sport berwarna kuning memasuki halaman. Saat berhenti dari arah kursi penumpang terlihat pintu dibuka dan iya terhenyak dengan orang yang dilihatnya.<br/><br/>"Kenrick Cannavaro!!!!" Seru batin Shandy, melihat mantan tunangannya itu ada di depan matanya.<br/><br/>Mereka saling bertatapan, antara Kenrick dan Shandy. Kenrick keluar dari mobilnya, ingin sekali berlari ke arah wanita itu dan menanykan kabarnya. Pipi Shandy terlihat lebih berisi dan tidak lagi tirus seperti dulu, tetapi tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun. Tubuh Shandy juga sekarang terlihat lebih berisi, dan nampak lebih bagus. Tidaklah kurus kering seperti semasa SMA dan kuliah dulu.<br/><br/>Bayangan masa lalu seperti nampak di pelupuk mata Kenrick. Kembali kenangan lima tahun lalu itu tergambar dengan jelas di hadapannya.<br/><br/>"Ken, aku tidak bisa melanjutkan semua, kita sudahi saja pertunangan ini. Mungkin aku lebih memilih ayah dari janin yang aku kandung ini. "Jelas Shandy sambil menunduk kala itu.<br/><br/>"Kamu lebih memilih pria itu ketimbang diriku?" Tanya Kenrick dengan suara sedihnya.<br/>"Kamu pria baik, Ken. Selama ini hanya kamu yang aku nantikan untuk menjadi suamiku. Tapi Ken, aku tidak mau kamu mengambil resiko tanggung jawab kekacauan yang diakibatkan oleh orang lain!!!" Seru Shandy sambil menangis.<br/><br/>"Bagiku tidak apa-apa Shandy, aku akan menyayangi anak itu seperti anakku sendiri setelah ia lahir kelak. Apakah kau mencintai pria itu ?" Tanya Ken sambil meremas bahu Shandy.<br/><br/>"Tidak Ken, aku sama sekali tidak mengenalnya. Aku hanya beberapa kali berjumpa di kelas saat kuliah ku. Aku tidak kenal jauh dengan dia. " Jelas Shandy menangis tersedu.<br/><br/>"Lalu mengapa kau memilih dia Shandy??? Menikahlah denganku, kita lanjutkan hubungan ini!! Jangan meninggalkan aku!!! " Seru Kenrick sambil memgangi janggut Shandy.<br/><br/>"Aku tidak memiliki pilihan lain, Ken. Masa depanmu masih panjang. Aku tidak bisa egois. Engkau bisa memulai hidup baru dengan wanita lain yang lebih baik dari aku pastinya, Ken.... " Tangis Shandy semakin menjadi.<br/><br/>"Shandy, apakah kau tidak lagi mencintaiku? " Tanya Kenrick. Namun Shandy hanya menangis tanpa memberi jawaban. Shandy sendiri tak tahu mengapa nasibnya seperti ini setelah menghadiri pesta ulang tahun salah satu teman wanitanya. Ia bangun tanpa busana bersama pemuda yang pernah ia temui namun tidak mengenali namanya. Dan pada bulan berikutnya ia pingsan dan mual-mual setelah memakan lobster kesukaannya bersama Ken dan berakhir di rumah sakit, dengan diagnosa dokter ia bukan keracunan melainkan sedang berbadan dua.<br/><br/>"Silahkan tinggalkan ruangan, Pak!!! Biarkan pasien kami istirahat!! "Pinta seorang dokter kala itu pada Kenrick.<br/><br/>"Aku tidak akan menikah dengan siapapun, Shandy. Aku harap kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu. Aku akan menunggumu, aku akan mendapatkan mu setelah pernikahanmu berakhir." Ucap Kenrick mengakhiri pembicaraan sebelum ia keluar ruangan perawatan di suatu rumah sakit dan meninggalkan Shandy dalam ruangan itu bersama suster. Itulah saat terakhir ia bertemu Shandy dan Shandy tak pernah lagi mau ditemui oleh Ken setelah itu. Bahkan saat menikah pun, Shandy tak mengundangnya. Akibatnya, keluarga mereka menjadi renggang setelah kejadian itu.<br/><br/>Senyum Shandy saat menatap Kenrick mengembalikan lamunan Kenrick ke dunia nyata. Kenrick memutuskan memberanikan diri menghampiri Shandy di tempatnya berdiri. Namun langkahnya terhenti ketika Chad keluar dari pintu rumah dengan memakai jas biru gelap menuju ke mobil hitam besar itu.<br/>"Itu pria yang memeluk Fayre kemarin" Batin Ken kembali bertanya-tanya. "Mengapa pria ini di sini, jika ayah Fayre tidak mungkin semuda ini. " Batinnya terus bergemuruh.<br/><br/>Shandy dan Chad pergi bersama-sama dalam satu mobil. Ken yang hanya bisa memandang dengan penuh tanya ke arah mobil yang melaju pergi meninggalkan halaman rumah Fayre itu. "Apa mungkin itu suami Shandy? " Tanya Ken masih mengejar di benaknya.<br/><br/>Ken mengambil rokok di saku celana pendeknya dan memantik korek api berwarna emas dan menyedot rokok itu hingga api menyala di ujungnya.<br/><br/>Nikki yang setelah menelpon Rory kemudian menutup panggilannya dan melihat Kenrick yang menghembuskan asap rokok dari mulutnya.<br/><br/>"Mulai kapan kau merokok, Ken? " tanya Nikki heran pada Boss nya yang akhir-akhir ini bertingkah aneh.<br/><br/>"Mulai sekarang ini. " Jawab Ken datar memandang ke arah jalan raya.<br/>Shandy mantan tunangannya yang pergi bersama seorang pria yang memeluk Fayre dengan erat, dan pelukan itu bukan pelukan biasa, namun pelukan seorang laki-laki terhadap wanita yang dicintainya. Benak Ken masih berisi berbagai pertanyaan yang memburunya untuk mencari jawaban. Apa mungkin ada cinta segitiga di antara mereka. Fayre suka dengan type pria beristri??? Kepala Ken penuh sekali pertanyaan.<br/><br/>*******<br/><br/>Dari dalam rumah Rory yang sudah mandi dan berpakaian rapi berjalan gontai ke kolam renang. Ia tersenyum dengan Fayre dan Flair yang seru bermain air dengan keponakan mereka.<br/>"Aku bisa pergi dulu, Flair? Nikki mengajakku pergi ke gym bersamanya. " Tanya Rory sambil menatap Flair.<br/><br/>"Ya, silahkan! Tapi sebaiknya kau cepat kembali sebelum sore. Karena jika kau Paman Chad melihatmu meninggalkan kami kau akan mendapatkan masalah dengannya. "Jelas Flair pada Rory.<br/><br/>"Benarkah?" Tanya Rory meyakinkan diri. "Apa perlu aku membatalkan janjiku jika demikian keadaannya?" Tanya Rory panik.<br/><br/>"Hey Buddy, tidak perlu!! Pergilah saja, toh kami juaga tidak akan kemana-mana. Tapi turuti saja kata-kata Flair. " Balas Fayre menenangkan.<br/><br/>"Baiklah, aku akan kembali lagi siang hari. " sahut Rory menatap Fayre.<br/><br/>"Tidak masalah. "Balas Fayre tersenyum.<br/><br/>" Nikki sudah menjemput ku di depan, aku pergi dulu!!" Pamit Rory.<br/><br/>"Selamat bersenang-senang!!!" Ucap Flair dengan riang.<br/><br/>Rory kemudian meninggalkan mereka bertiga. <br/>" Gym??? Rory jadi tertarik untuk pergi ke gym? " Tanya Flair pada Fayre yang memegangi tangan Sean.<br/><br/>"Pria kurus itu perlu gym kini, kita dukung saja ia supaya ia berubah menjadi benar-benar pria. " Jawab Fayre sambil cekikikan.<br/><br/>"Aku harap bukan karena ia tertarik pada Nikki, Fay. Kau tahu, aku ingin Rory seperti pria normal lainnya, dekat dengan wanita dan menikahinya. " jelas Flair masih membicarakan asistennya itu.<br/><br/>"Aku juga berharap demikian. Nanti saja kita bicarakan padanya. "Sahut Fayre<br/>.<br/>.<br/>.<br/>*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas<br/>untuk tahu judul Novel saya yang lain</p>

Next chapter