webnovel

Prolog

Pintar itu tujuan bukan pilihan

Pintar dan menantang bahaya itu kerjaan

*Twins El*

 

*****

Disalah satu kantor polisi, sedang duduk 4 orang diruang introgasi. Mereka tidak sedang mengintrogasi ataupun diintrogasi tapi sedang meeting.

Menurut mereka ruang introgasi itu ruangan teraman dan ternyaman karna ruangannya lebih kedap suara jadi mereka bisa lebih fokus dengan apa yang mereka bahas.

"Pak, emang ada kasus apa sih sampai kita disuruh pulang hari ini juga? Nasib kasus kita yang di Jerman gimana, Pak?" tanya Rael, detective cewek satu-satunya di kepolisian itu.

"Untung kita baru mulai kasus Pak, kalau udah ditengah perjalanan kan gak bisa lagi," imbuh Kael, kembaran Rael yang sama-sama berstatus detektif di kepolisian yang sama.

Sebelumnya mereka berdua akan menyelesaikan kasus topeng badut yang sangat meresahkan di Jerman tapi akhirnya mereka harus kembali pulang ke Indonesia karna telefon dari Pak Damon selaku kepala detektif disana.

"Kasus kalian akan ditangani detektif lain tenang aja. Kita nyuruh kalian pulang karna kasus ini hanya kalian yang bisa turun langsung," jelas Pak Damon tapi itu sama sekali tak memberi kejelasan apapun.

"Hanya kita berdua yang bisa? Emang kasus tentang apa, Pak?" tanya Kael yang masih belum paham.

"Satu bulang lalu ada terjadi pembunuhan disalah satu rumah yang menewaskan 4 orang dan yang 1 sempet kritis tapi sekarang dia sudah sembuh hanya saya dia sekarang lumpuh," jelas Pak Damon.

"Kita sudah mengirim 2 detektif dan dua-duanya sama-sama mengundurkan diri dari kasus ini bahkan mengundurkan diri dari kepolisian, lokasi 2 detektif itu sekarang di mana juga kita tidak tahu, apa yang mereka dapat 1 minggu penyelidikan kita juga tidak tahu," imbuh Pak Miwa selaku komandan polisi.

"Kalau mereka saja tidak bisa bagaimana dengan kita Pak, kita detektif baru?" tanya Rael yang mulai ragu akan tugasnya kali ini.

"Saya yakin kalian bisa, tapi kalian jangan bongkar identitas detektif kalian ya, saya curiga pelaku akan berbuat apa yang mereka lakukan sama 2 detektif sebelumnya sama kalian," ucap Pak Damon.

"Itu memang permintaan kita juga Pak," jawab Kael.

"Pastinya kepentingan penyamaran tiap kasus kita," imbuh Rael.

"Kalau boleh tahu bisa Bapak ceritakan kejadiannya seperti apa?" tanya Kael.

"Satu bulan lalu kita mendapat laporan dari warga kalau ada keributan di rumah itu, pas mereka coba cek keadaan rumah sudah hancur dan penghuni rumah sudah tergeletak penuh darah. Mereka langsung membawa korban ke rumah sakit terdekat sambil ada yang melapor ke kita, tapi ternyata 4 orang tak bisa ditolong dan hanya anak mereka yang bisa selamat. Untuk penyebabnya apa pihak polisi meyakini kalau itu tindak perampokan karna barang di rumah itu banyak sekali yang hilang." Jelas Miwa.

"Hari ketiga setelah kejadian, TKP dirusak menggunakan bubuk putih yang pelaku tebarkan diseluruh penjuru rumah. Posisi kita belum menyelidiki apapun," jelas Pak Damon lagi.

"Terus bagaimana cara kita menyelidiki kasus ini kalau TKP saja sudah dirusak dan tak ada bukti apapun?" tanya Rael.

"Eh Dek, kita 2 tahun lalu pernah menyelidiki kasus kaya gini juga, kita bisa pakai cara yang kemaren," usul Kael.

"Tapi itu dulu kejadian di kampus Kak, kita bisa nyamar jadi mahasiswa, masalahnya sekarang kejadiannya di rumah, mau nyamar jadi apa kita?"

"Kalian bida nyamar jadi perawat anaknya dan supirnya," ucap pak Damon.

"Perawat?" tanya Rael sambil nganga.

"Supir?" tanya Kael bersamaan dengan Rael.

"Iya, hanya itu caranya, biar kalian bisa dekat dengan anak itu, saya dengar dia juga jadi pendiam bahkan tidak mau diajak kerjasama untuk kasih tahu tentang kejadian yang sebenarnya," ucap Pak Damon.

"Terima saja, dia butuh pertolongan kalian," ucap Yura. Hantu penjaga kembar.

"Gue punya kenalan di sana," imbuh Yula, kakak kembar dari Yura yang sama-sama hantu penjaga kembar juga.

Disini pak Damon dan pak Miwa tak bisa mendengar ataupun melihat Yura dan Yula tapi mereka tahu kalau kembar punya penjaga yang pasti akan mengikuti kemanapun kembar pergi.

"Ok, kita berdua mau, Pak," jawab Kael dan diangguki oleh Rael.

"Baik, besok kalian mulai nyamar di sana ya, biar nanti saya yang urus bagaimana cara biar kalian bisa kerja di sana," ucap Pak Damon.

"Baik Pak, kita sudah boleh pulangkan Pak?" tanya Rael yang memang sudah sangat ingin pulang.

"Kangen kasur ya?" tanya pak Miwa yang sudah hafal dengan kelakuan 2 anak kembar di depannya itu.

"Yang satu kangen gitar," ucap pak Damon sambil melirik Kael yang hanya dibalas cengiran oleh Kael.

"Yaudah sana kalau kalian mau pulang, kalian pasti capek baru turun pesawat langsung kita culik." Kembar memang tadi baru saja turun dari pesawat dan langsung dijemput untuk ke kantor polisi.

"Iya Pak, serasa kaya buronan gitu Pak, baru turun pesawat langsung dijemput ke kantor polisi," jawab Kael.

"Yasudah ya Pak, kita balik dulu, kangen kasur mau kencan," ucap Rael lalu menyalami kedua orang di depannya seperti layaknya anak pamit sama orang tuanya.

Kembar memang sudah menganggap dua orang di depannya seperti orang tua mereka karna setelah kematian orang tua mereka 6 tahun lalu, kedua orang itu yang menjaga dan merawat kembar meski dulu posisi kembar sudah berumur 19 tahun.

Kembar pulang menggunakan taxi yang sudah dipastikan kalau Rael akan tidur di taxi dengan menjadikan paha Kael sebagai bantal.

"Dasar tukang tidur, nempel dikit langsung merem," gumam Kael sambil mengelus rambut Rael.

"Masnya perhatian banget sama pacarnya ya, kalau kata anak jaman sekarang mah so sweet," ucap sopir taxi sambil tersenyum melihat pantulan kembar dari kaca.

"Kita cocok jadi pasangan ya Pak?" tanya Kael sambil tersenyum.

"Cocok banget Mas, kalau saya cewek mungkin saya bisa iri karna perlakuan Mas ke Mbaknya sweet banget," jawab sopir itu dan membuat Kael tersenyum lagi.

"Bapak bisa aja." Setelah itu hening sampai di rumah kembar.

Kael menggendong Rael yang tak tega dia bangunkan ke dalam rumah dan menidurkannya di kasur.

Kael kembali mengelus rambut Rael yang masih nyenyak tertidur. "Maafin kakak belum bisa bahagiain kamu dek," bisik Kael. Rael berpindah posisi dan memeluk tangan Kael, akhirnya Kael ikut tidur di sebelah Rael dengan posisi tangan kanannya menjadi bantal untuk Rael dan tangan kirinya memeluk badan Rael.

****

Disisi lain, ada seorang cowok yang sedang sibuk dengan laptopnya, dia Aiden, korban pembantaian satu-satunya yang selamat.

Aiden mencoba menghubungi pacarnya tapi sama sekali tak ada balasan atau respon apapun.

"Kemana si ni cewek?" tanya Aiden dengan kesal.

Aiden beralih menonton tv karna dia merasa sudah cukup dia dibuat kesal oleh pacarnya dan ingin mencari hiburan, tapi apa yang dia temukan di tv malah membuatnya semakin kesal.

"Bang*at, dasar ja*ang," ucap Aiden sambil melempar remot ke arah tv sampai tv itu mati bahkan pecah layarnya.

"Gue bakal bikin lo nyesel udah sia-siain gue," gumam Aiden lalu menelfon seseorang.

"Urus dia, fotonya udah gue kirim," ucap Aiden lalu menutup telfon setelah mendapat jawaban iya dari orang yang dia telfon.

 

******

 

BERSAMBUNG

 

 

 

 

 

 

Next chapter