7 Salah Sasaran

Orang orang menatap Misha gemetar, pria tadi telah pingsan karena kehabisan banyak darah. Pelayan yang tadi berbicara ketus kini membawa pesanan Misha dengan tangan gemetar hebat.

"Kalau tumpah aku bisa memotong tanganmu lho,"

Ucapan serta tatapan Misha membuat pelayan itu semakin takut, Eva yang awalnya acuh tak acuh berdecak, melihat kelakuan kakaknya.

Bugh..

"Woi! Apaan sih?!" pekik Misha menatap adiknya, dirinya baru saja ditonjok didepan umum!

"Gak papa, gue kan pengen nenangin diri. Lu malah buat onar" ucap Eva tak peduli.

"Dih, gue cuma kesel sama mereka yah. Jangan ikut campur!" ketus Misha.

"Heh! Ngapain diem di situ?! Gue laper!"

Misha membentak pada pelayan yang kini malah terdiam. Ia memakan pesanannya sambil mengomel didepan Eva, sebaliknya Eva kini menyesap Teh hitamnya dengan kalem.

Kringgg..

Telfon Misha berdering keras membuat semua mata menatapnya risih, Misha berdecak melihat semua itu, tanpa ragu ia memelototi mereka semua.

"Apa?" tanya Misha malas.

"Lu dimana? Kok gak ada di Mansion?"

tanya Anes di seberang.

"A'M Càfe" jawab Misha sambil mengunyah kue Yagkwa.

"Oke, gue sama yang lain nyusul yak!" putus Anes semangat.

"Hnn" dehem Misha kelewat malas.

Setelah mematikan telfon Misha kembali mendumel, Eva melirik Misha malas. Sekarang sifat mereka berbanding terbalik.

Eva kini terlihat seperti Misha. Aura, sifat, dan raut wajahnya benar-benar seperti Misha. Begitupun Misha, dia kini terlihat seperti Eva.

"Yo Misha!" sapa Aixa seraya menabok punggung Eva.

Eva dan Misha tersentak saat menyadari kedatangan duo A dan E, untuk pertama kalinya sahabat mereka itu terkecoh.

"Eva lihat ini? Tipe ku banget" beber Lue nyengir sambil menunjukkan foto seorang pria pada Misha.

Misha melirik foto di ponsel Lue dan mengangkat alisnya, dia bersmirk membuat Lue langsung sadar.

"Misha!!" pekik Lue membuat duo A dan Sera shock.

"Sadar juga"

Eva menghela nafas lega, baru beberapa detik saja dirinya sudah diresahkan oleh Anes dan Aixa.

Sifat Anes dan Aixa memang agak barbar, lain cerita dengan Lue dan Sera. Duo E memang cenderung lebih banyak curhat daripada melakukan kegiatan yang melibatkan fisik.

"Hei Anes, Aixa.. Tipe idaman Lue itu yang tinggi dan tampan~" ejek Misha membuat Anes dan Aixa ikutan nyengir.

"Waa~ Semoga saja tipe mu itu ada di A'M High School" ucap Aixa sambil merangkul Lue.

Lue dibuat tak berkutik, wajahnya memerah sepenuhnya. Melihat itu bukannya berhenti Aixa semakin menggodanya. Kapan lagi melihat Lue yang biasanya cuek bebek malu-malu seperti ini, karena merasa apa yang dilakukan Aixa mengasyikkan Anes pun ikut nimbrung.

Untunglah gue belom sempet curhat sama Eva__gumam Sera dibatin.

Lue meminta bantuan Sera melalui mata, tapi Sera pura-pura tak melihat. Ia malah mencomot kue Yagkwa yang ada di meja.

Malam itu mereka benar-benar menyudutkan Lue, berkat sahabatnya Mood Misha dan Eva kembali. Mereka tertawa renyah ketika Lue terkapar dilantai dengan wajah merah seperti tomat, pandangan pengunjung sebenarnya sedikit terganggu dengan kebisingan yang dibuat mereka.

Namun mereka tak menghiraukannya, toh itu Coffe shop milik Misha dan Eva. Jika ingin mengusir mereka, maka bersiaplah masuk dalam blacklist semua tempat A'M Càfe.

***

"Pagi Misha, Eva, duo E dan A" sapa Mom ketika keenam remaja itu turun dari lantai 3.

"Pagi" sapa mereka bersamaan dan duduk dikursi.

"Mau sarapan pake roti atau nasi goreng?"

tanya Mom.

"Roti aja" Misha dan Eva menjawab secara bersamaan.

Keduanya saling melirik dan membuang muka, penampilan mereka berdua kali ini sangat berbeda.

Misha dengan kacamata bulat, kuncir 1 dan pakaian tanpa almamater. Sedangkan Eva yang menggerai rambutnya dan memakai semua atribut sekolah.

Ditambah sifat dan aura yang sangat bertolak belakang, itu mampu membuat orang tidak mengetahui kalau mereka kembar.

"Astaga, ini kan senin pagi! Kenapa kalian hanya makan roti?!" pekik Aixa.

"Mom! Beri mereka nasi goreng juga! Hari ini upacara, jika tak makan sampai kenyang kau akan pingsan!" omel Lue.

"Ah, baiklah" ucap Mom bahagia.

"Ayo makan dengan lahap" lanjut Mom setelah memberi Misha dan Eva nasi goreng.

Awalnya si kembar itu hendak menolak, namun saat merasakan kaki mereka diinjak Sera dan Anes, maka terpaksalah mereka menerima. Selesai makan mereka langsung berangkat pergi, baru saja Aixa serta Lue membuka pintu mobilnya. Misha dan Eva sudah menendang mereka kencang.

"Ocehanmu itu menyebalkan Ba*gs*t! Jangan bertindak semaunya lagi! Perutku sakit kalau makan nasi pagi hari!" sinis Misha dan Eva bersamaan.

"Uwaaa! Pantatku!!" pekik Aixa yang lebih mementingkan pantat nya.

"Akhhh!! Oppa!!" Lue terpekik kencang saat melihat poster idol nya sobek.

"Diamlah dan ayo berangkat!" lerai Sera yang langsung diangguki Anes.

*A'M High School..

Kedatangan 3 lamborghini membuat sekolah geger, isu tentang sultan baru menyebar dalam sekejap di sana. Keluarnya mereka menambah kegegeran yang ada, bagaimana tidak. Enam gadis remaja cantik keluar dari mobil itu.

"Aah, berisik!" keluh Aixa menutup telinganya.

"Memang sih," Lue membenarkan

"BRISIK!" bentak Misha dingin.

Dalam sekejap murid di sana terdiam, suara Misha yang membentak itu terdengar bahkan sampai lantai 2.

Bugh..

"Santuy dong kak" tegur Eva setelah memukul punggung Misha.

"Ck, nyebelin" ketus Misha melangkah pergi, meninggalkan adik dan sahabatnya.

"Woi tungguin!" pekik mereka berlari guna menyusul Misha.

Mereka tidak perlu acara mendatangi kepala sekolah, karena Misha sudah diberitahu kalau kelasnya adalah XI Ipa 2.

"Mikum"vucap Aixa mendapat tamparan dari Anes.

"Hola" ucap Lue ngakak.

"Gada yang waras" gumam Misha yang sudah duduk dikursi paling belakang.

Melihat keberadaan Misha mereka langsung mendudukkan pantat disekeliling Misha, banyak yang protes karena kursi mereka diduduki. Namun setelah mendapat lirikan dari Eva, duo A dan E mereka langsung kincep dan menjauh.

"Misha yaa, bosaan" rengek Aixa seraya meletakkan kepala dimeja Misha.

"..."

Misha tak menghiraukannya, dia malah asik dengan novel ditangannya. Eva melirik Aixa sekilas, sebelum kembali ikut membaca bersama kakaknya.

Brakk...

Suara keras itu membuat perhatian duo A dan E teralihkan, mereka menatap ke belakang dimana papan tulis berada.

"Woah, dibully yah"

"Yang ngebully sok kecantikan bjirr"

Bukannya menghentikan pembullyan itu Anes dan Aixa malah ber ekspresi seolah tengah menonton drama.

Plakk..

"Eaa ditampar!" ucap Aixa nyengir.

Bugh..

"Duh, ditendang" Lue meringis sambil memegang perutnya.

"Watdepak! Mainnya pake golok bjirr" ucap Aixa shock.

Plakk..

"Bukan golok Aixa, jelas jelas itu cutter"

Anes berucap dengan kesal sambil menghela nafas, ia baru puas setelah menabok Aixa lagi.

"Ck, sensasinya beda kalo gue ngomong itu cutter" kata Aixa malas.

"PAHAMI POSISI LU! JANGAN LU DEKETIN RYAN LAGI!" bentak siswi yang tengah membully didepan papan tulis.

"Wuih serem," komen Aixa dan Anes, kening mereka berkerut saat melihat Misha yang bangun dengan wajah memerah.

"LO ITU GAK LEBIH DARI SAMPAH AN*I*G! NGESELIN!" bentak siswi itu, sambil menghardik siswi yang kini terbaring lemah.

Bruakk..

"Brisik ban*sa*!" ketus Misha setelah menendang siswi itu sampai terpental keluar kelas.

Semua orang menatap Misha tak percaya, bagaimana bisa dia membuat siswi itu terpental. Siswi dibawah Misha menatapnya penuh kekaguman, merasakan tatapan itu Misha melirik kebawah.

"Apa liat-liat?" tanya Misha dingin.

"G-gak papa, makasih" ungkap siswi itu dan berusaha bangkit.

"Bawa dia ke uks," titah Misha malas ketika menyadari tubuh gadis itu berdarah.

"Siyap Bosque!"vpekik Aixa dan menggotong siswi itu bersama Lue.

"Pagiku cerahku, matahari bersinar~"

"Ku gotong seorang cewe di bahu~"

"Selamat pagi semua ku nantikan dirimu~"

"Didalam uks menantikan kami~"

"Pak dokter tersayang~"

"Dokter tercinta~"

"Tanpamu dia akan mati~"

Aixa dan Lue membawa Siswi itu sambil bernyanyi keras, dengan pede mereka bernyanyi sambil mengubah lirik lagu nya.

"Gak waras" gumam Sera menggeleng.

"Kekantin kah?" tanya Anes menatap Misha yang terus menghela nafas.

"Hn" dehem Misha melangkah keluar diikuti Eva, Sera dan Anes.

*Kantin..

Misha, Eva dan Anes tengah duduk sambil memainkan ponselnya dikantin. Mereka tengah menunggu Sera membawakan makanan mereka. Mereka sudah memutuskan kalau memesan bergantian, hari ini Sera besok akan diputuskan dengan cara hom pim pah.

'Misha~ Ohayo' sapa sosok kecil dibahu Misha.

"Diem"

Mata Duo A, Sera dan Eva menerjab saat Misha memukul bahu nya. Mereka sudah menebak siapa yang tengah Misha pukul.

"Qendy?" tebak Eva langsung, saat melihat kakaknya memukul bahunya sendiri.

"Hm" dehem Misha.

"Qen, sebaiknya lo jangan ganggu kak Misha. Dia lagi bad mood" ucap Eva, walau dia tak melihat sosok bernama Qendy itu Eva tetap berucap seperti tadi.

'Cih, sok banget. Gak ngelihat kok sok sokan ngatur gue' decih sosok bernama Qendy.

"Makanan sampee" Sera berseru sambil meletakkan nampan tepat di atas Qendy.

'Huaaa! Panass!' pekik Qendy. Meski tubuhnya tembus pandang, rasa sakit nya terasa jika terkena sesuatu.

Misha bersmirk membuat Duo A, E dan Eva merinding. Mereka menoba mengacuhkan smirk Misha dengan menikmati makanan, meski sempat kaku beberapa saat lalu.

Tok..

Tok..

Lagi asik asiknya makan dan bersenda gurau, tiba-tiba ada yang mengetuk kening Misha dari belakang.

"Ada otaknya gak?" tanya seseorang dari belakang.

'Waduh, cari mati dia' ucap Qendy meringis.

Mau gue gantiin?__tanya Devi di batin Misha saat menyadari luapan emosi dari Misha.

"Gak makasih" gumam Misha pelan.

"Haah? Apa? Lo ngomong apaan tadi?" tanya orang dibelakang Misha.

Srekkk..

"Coba ngomong tuh keras keras!" suruh siswi dengan name tag Fransisca Mewold, setelah menarik kunciran Misha hingga membuat Misha menengadah.

"Gue gak ngomong sama elu," kata Misha dingin.

"Alah bacot!" sinis Sisca.

Plakk..

Plaakkk..

Plakkk...

Plakkk..

Misha mendapat empat tamparan dari Sisca. Melihat itu Eva, Duo A dan E berdiri menatap dengan murka.

"Lo nyakitin kakak gue?!"

Eva terlihat marah, ia melangkah menuju Sisca. Baru satu langkah, Eva sudah terdiam. Karena melihat tangan Misha menyuruh dirinya berhenti.

"Apa alasan lo nampar gue?" tanya Misha tenang.

"Apa alasan?! Tadi lo nendang temen gue!"

bentak Sisca.

"Oh? Gue nendang karena dia berisik" ujar Misha santai.

Bugh..

Misha kembali ditendang Sisca dari samping, dia terjatuh tak jauh dari tempat duduknya.

"Kalau gitu gue nendang karena lu nendang temen gue" balas Sisca bersmirk.

"Lo sebut ini menendang?" tanya Misha terkekeh kecil dan bangkit.

Bruaakk..

Sisca terpental sampai menabrak dinding yang berjarak 2 meter dari dirinya berdiri, melihat itu siswi yang tadi ditendang Misha melongo.

"Ini yang namanya menendang" Misha tersenyum keji ketika Sisca kesakitan.

Tanpa menghiraukannya kegaduhan yang dibuatnya, Misha kembali menyantap makanan miliknya tadi bersama Eva, duo A dan E.

***

avataravatar
Next chapter