3 Pengkhianatan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Suara air yang mengalir membuat Gu Xiaoxiao yang sedang tertidur perlahan membuka matanya. Kepalanya terasa sakit, tapi ada yang terasa lebih sakit dan itu bukan di kepalanya. Ia menggerakkan tubuhnya dengan perlahan dan rasa sakit itu semakin terasa. Gu Xiaoxiao tanpa sadar menyeret selimutnya, dan kemudian seluruh tubuhnya membeku. Di mana ini? batinnya. 

Suara air mengalir yang terdengar dari kamar mandi telah berhenti dan tergantikan oleh suara langkah kaki yang bergerak ke arah Gu Xiaoxiao. Kemudian, muncul seorang pria yang membuka pintu kamar mandi dan memasuki kamar. Gu Xiaoxiao terbangun dan duduk di tempat tidur, lalu meraih selimut di depannya. Keempat mata yang bertemu itu menunjukkan ekspresi yang saling berlawanan. Sepasang mata terlihat santai, sedangkan sepasang mata yang lain dilanda kepanikan.

Chu Yichen mengenakan handuk mandi yang melilit pinggangnya sambil menyeka rambutnya. Lalu, ia menatap ekspresi marah Gu Xiaoxiao yang ditujukan padanya. Chu Yichen memiliki postur tubuh yang tinggi dan fitur wajah yang sempurna. Tatapan dari matanya yang sipit, gelap, dan tajam membuat Gu Xiaoxiao takut. Sudut bibirnya sedikit terangkat hingga menyunggingkan senyuman tipis. Gu Xiaoxiao belum pernah melihat seorang pria yang terlihat begitu tampan dan ia tidak pernah menyangka bahwa ia bisa langsung berhadapan dengan pria seperti ini.

Chu Yichen berjalan ke tempat tidur dan menatap Gu Xiaoxiao dengan halus. Tanpa memberi Gu Xiaoxiao kesempatan untuk mengatur pikirannya, ia bertanya dengan lantang, "Kamu tidak akan melupakan apa yang terjadi semalam, kan?" 

Suara Chu Yichen yang dalam dan anggun sangat enak untuk didengar. Gu Xiaoxiao menatapnya dengan linglung, lalu tiba-tiba kembali tersadar. "Kamu, aku... Kita…"

"Menolak untuk mengakuinya?" tanya Chu Yichen sambil duduk di sisi ranjang. Gu Xiaoxiao sontak terkejut dan hampir terjatuh dari tempat tidur.

"Lepaskan aku!" Gu Xiaoxiao berteriak saat Chu Yichen meraih pergelangan tangannya, "Penjahat!"

Chu Yichen merasa sangat kesal saat mendengar Gu Xiaoxiao meneriaknya. Ia pun menyeret gadis yang tidak patuh itu ke hadapannya, kemudian membungkuk ke arah telinga gadis itu dan terkekeh pelan. "Orang yang memelukku tadi malam adalah kamu sendiri. Jika kamu lupa, aku tidak keberatan untuk membuatmu mengingatnya kembali," kata Chu Yichen, lalu menggigit pelan cuping telinga Gu Xiaoxiao.

Chu Yichen memegang pergelangan tangan Gu Xiaoxiao dengan erat hingga ia tidak bisa bergerak. Mendengar kata-kata Chu Yichen membuat tubuhnya merinding. Lalu, ia mencoba berpikir, Mu Yunfan… Jin Jing… Anggur. Ingatan terakhir Gu Xiaoxiao adalah tepat saat ia selesai minum dan berdiri di luar ruang perjamuan dengan canggung.

"Tidak salah lagi. Kamu sudah dijual oleh mantan pacarmu dan tunangan barunya," Chu Yichen memberi tahu Gu Xiaoxiao sebuah kebenaran dengan begitu gamblang tanpa ampun, "Kamu dibius lewat anggur yang kamu minum tadi malam."

Tembok pertahanan terakhir Gu Xiaoxiao seketika runtuh setelah ia mendengar kata-kata Chu Yichen. Kesalahan apa yang aku lakukan hingga mereka tega memperlakukanku seperti ini?! pekiknya dalam hati. Air mata mengalir dari matanya tanpa terkendali hingga membuat tatapannya menjadi kabur saat ia menatap pria di depannya.

"Tiga ratus ribu untuk satu malam. Apakah aku layak untuk harga itu?" tanya Gu Xiaoxiao dengan ironis. Suaranya yang gemetar membuat Chu Yichen sedikit mengernyit. Namun, hatinya sudah berubah menjadi seperti abu yang perlahan menghilang tertiup angin dan ia hanya bisa menertawakan diri sendiri. "Bagi orang kaya seperti kalian, tidak ada yang tidak bisa kalian beli dengan uang, kan?"

Chu Yichen tidak menjawab dan hanya menatap Gu Xiaoxiao dengan tenang. Suasana di kamar itu mendadak menjadi tegang hingga terasa mencekik.

avataravatar
Next chapter