1 Prolog.

Ace menghisap rokok nya dengan menirukan gaya merokok guru fisika, dengan menaikan sebelah kakinya dan kepala sedikit digerakkan santai.

"Gaya lo, rokok dari kertas aja keliatan enak," Ucap Oos yang datang dengan satu mangkuk siomay ditangannya.

"Lo harus ingat kata Pak Radit Os. Gaya bisa menyebabkan perubahan posisi, gerak atau perubahan menjadi lebih nikmat" ucap Ace yang menyemburkan asap kertas ke muka Oos, dan korek api yang terus diperhatikan antara depan dan belakang.

"Boro-boro gue ingat pelajaran fisika, bawaannya laper mulu,"

"Gue cabut ya udah jam 9 waktunya nyari jati diri,"

"Bisa-bisanya gue ditinggalin, padahal gue kan sebagian dari jati dirinya xixi," monolog Oos yang menyusul Ace untuk bolos sekolah lewat belakang.

Kelakuan mereka yang  sulit di kontrol oleh pihak sekolah, dikarenakan minimnya kedisiplinan dan kesadaran diri sendiri yang diterapkan disekolah dengan mayoritas cowok, yang datang seenaknya dan pergi sesuka hati.

STM yang sejak dulu menjadi pilihan tempat terakhir ditolaknya oleh sekolah favorit atau kena bujukan teman. Sekarang menjadi tempat sembunyinya Geng Motor dari guru kesiswaan yang kejam.

Ace sebagai ketua dan Oos panglimanya yang didukung oleh dua manusia sadboy, mereka adalah Uyay dan Pete, yang sedang mendorong motornya dari tempat parkir teraman sepanjang sejarah persekolahan. Kabur ke tempat tongkrongan hanya untuk melanjutkan tidur semalam yang tertunda dengan aktivitas anak muda, bergadang menunggu kartu remi memutuskan siapa yang akan menjadi pemenang, dan paginya kena siraman air dari Ibu yang sudah jengkel membangunkan sekolah.

"Woy, ashar dulu tolol,"

"Apa sih, ini lagi enak-enak mimpi nikah sama si Bi Elsa." Sahut Oos yang mendapat tendangan dari Ace karena kesal melihat mereka yang masih tertidur pulas.

"Udah sampe Lo unboxing belom Os?" Tanya Pete penasaran.

"Tolol, seharian kalian gak berguna kalo sampe ninggalin sholat ashar," Ucap Ace.

"Emang hidup gue udah gak berguna sejak diberi nama anjir," Ucap Uyay dengan muka bantalnya yang tidak enak dilihat.

"Buruan, bentar lagi kita rolling sama anak Outlaw," Lanjut Ace.

---

Outlaw yang diketuai oleh Gotrex anak SMA Angkasa 1. Geng Motor yang sudah terkenal dan diakui yang sudah tercap halal, selalu menjaga solidaritas dengan anak Stexcaw yang dipegang oleh Ace yang tidak kalah tampan dengan Gotrex.

Berkeliling kota sebelum besok disibukan dengan pelajaran fisika. Ace memilih dibonceng oleh Oos dengan memeluknya erat dari belakang, membuat Oos sedikit geli dengan tingkahnya.

"Sejak kapan lo jadi homo gini Ce?" Tanya Oos dengan cengir mengejeknya.

"Semenjak gue suka Drakor anjir, cewenya mulus-mulus boy,"

"Istighfar Ce, gue jadi gak fokus ini,"

Candaan bersama senja yang sebentar lagi tergantikan oleh gelapnya malam, yang memutuskan mereka menyudahi rolling nya, dan memarkirkan motor di masjid kota yang indah dengan ukhty-ukhty cantik yang buru-buru mengambil air wudhu.

Seragam yang sudah sangat bau antara percampuran keringat dan asap motor, terpaksa dicuci dengan mampir dulu ke laundry Mba Ayu. Yang selalu banjir job gara-gara kami yang tidak punya banyak cadangan baju ganti, selalu menunggu dengan santai sebelum kena Omelan ibu lagi karena pulang kemaleman.

"Mba suka nih, kalo kalian dateng rame-rame gini," Terlihat raut wajah bahagia dari Mba Ayu dengan mengendong anaknya yang rewel, kemudian diambil oleh Oos untuk menenangkannya.

"Tenang Mba, aku wajibkan semua anak-anak harus laundry di Mba, lumayan kan satu baju dari 90 orang," Ucap Ace.

"Makasih ya, semoga kalian sukses,"

"Aamiin Mba," Ucap kami serentak, yang hanya memakai kaos dalam sebagian, dan yang lainnya menunggu antrian.

"Ube, umur berapa Mba? Bentar lagi sekolah kan, mau tak ajarin riding ah," Oos begitu semangat dengan niatnya.

"Haha, jangan sampe Ube gedenya kaya Oos Mba, sangat disayangkan," Uyay hanya tersenyum melihatnya.

Setelah selesai laundry dan baju harum kembali dan tentunya aman dari bau asap rokok, tinggal memberi alasan beres kerja kelompok kepada Ibu dirumah.

Kami memutuskan pulang kerumah masing-masing, dan berpisah di bundaran depan kota.

---

"Os lo balik apa nginep?" Tanya Ace, yang tepat berada di depan rumahnya

"Nginep aja deh, bisa nonton drakor kan haha," Jawab Oos, yang masih mengingat perkataan Ace tadi, kemudian memasukan motornya ke bagasi rumah Ace.

"Haha, aman gue pinjem laptop Kakak gue nanti, banyak tuh Drakor apa ya, gue kagak ngerti. Pokoknya gue candu anjir liatnya,"

"Ajak aja nonton bareng Kakak lo nya Ce, entar semisal ada yang seremnya gue ada bahan buat meluk," Canda Oos yang mendapat tatapan tajam dari Ace.

"Lo balik tinggal nama Os, gue jabanin," Ucap Ace serius dengan perkataannya.

"Tenang boy, gue canda serius amat anjir,"

"Gue juga becanda tolol,"

"Asik, berarti boleh dong meluk,"

"Tolol,"

---

Ace dan Oos benar-benar melupakan Remi dan asik menonton sampai episode 7 dan jam tepat di angka 2 pagi, yang membuat mata mereka beler karena menahan kantuk.

Ibu sengaja mengetuk pintu kamar Ace, dan mengingatkan untuk segera tidur.

"Dek? tadi siapa yang masuk kamar kamu?" Tanya Ibu Ace penasaran.

"Orang kita berdua bu, gak ada siapa-siapa lagi," Ace bingung dengan pertanyaan ibunya, yang membuat mereka saling bertatapan.

"Oh mungkin ibu salah liat dek, yaudah tidur udah jam berapa ini, nanti ada yang nemenin juga loh," Ucap Ibu yang menutup pintu kamar kembali dan hanya menegur biasa saja.

Mereka merasa aneh dengan pertanyaan Ibu Manda, dan menyudahi menonton kemudian cepat-cepat tidur, dan Mba Kun yang tadi masuk tersenyum melihatnya "Canda Mba Kun."  :)

avataravatar
Next chapter