5 4. Zona Bahaya Cewek!

Saat Uyay dan Pete sedang menikmati nasi bersama bakwan dan satu mangkuk cabe setan yang hot markotop.

Pak Sugio yang biasa tiap jam 8:30 keliling sambil berjaga, agar tidak kecolongan lagi dengan siswa yang bolos lewat belakang, seperti yang dilakukan Ace, Rian dan yang lain.

"Pak Sugio Yay," Satu suapan lagi Pete masukan kedalam mulutnya yang masih banyak nasi yang belum ditelan. Uyay yang masih santai saja berniat ingin memberi lagi susu jahe seperti kemarin. Pete buru-buru ke kelas dan tidak memperdulikan lagi si Uyay yang masih menyelesaikan makannya.

Wajah garangnya membuat kaki Uyay gemeteran, susu jahe yang baru dibuatkan Bi Elsa mendadak dingin seperti keringat yang keluar dari tubuh Uyay.

"Bapak gak mungkin masuk perangkap mu lagi Wahyu, buruan jalan bebek sampai lapangan depan," Ucap Pak Sugio yang memukulkan tongkat bambunya ke meja kantin yang membuat meja itu bergerak.

Uyay yang tidak bisa apa-apa lagi menuruti hukuman yang diberikan oleh Pak Sugio.

"Loh, kamu kan harusnya ada diruang BP?" Pak Sugio yang baru menyadarinya, membuat Uyay mules dadakan.

"Ah itu pak, kan udah beres tadi sama Pak Soleh," Uyay menjawab dengan gugup, sambil terus berjalan bebek kedepan.

"Oh, kalo udah sampe lapangan lanjut pus-up," Tegasnya.

"Baik Pak,"

Pete yang menertawai Uyay yang sedang pus-up dilapangan sendirian, tidak menyadari Pak Sugio yang sudah berada disampingnya.

"Heh, ngapain ketawa? Cepat ikutan pus-up,"

Hanya bisa pasrah yang Pete rasakan sekarang, akibat ke bodohannya sendiri, yang berakhir dihukum bersama Uyay dan Uyay hanya menertawai juga tingkah Pete.

---

Hari ini Ace berubah pikiran untuk tidak pulang lebih awal, pelajaran Pak Radit yang tidak ada kemungkinan bisa bolos, karena ngantuk juga kena cubitan sweet darinya dengan peraturan baru yang ia buat sendiri dan sangat meresahkan.

Jam 12 masih disekolah terasa asing bagi mereka, yang seharusnya sudah berada dijalanan atau pun ditongkrongan menikmati kopi sachet dan rokok jarum coklat. Alhasil dimanfaatkan untuk sedikit memaksa anak kelas 10 untuk join dengan geng motornya, yang tidak bisa melibatkan lagi kelas 12 yang harus fokus ujian sekolah.

Oos yang membawa buku catatan, dan beberapa lembar materai bertugas untuk berkeliling ke tiap kelas.

"Buruan ikut," Oos mendekati Algar dengan ancaman yang ia katakan, mengancam selama bersekolah di STM Negri 1 SPA ( satoe ), ia tidak akan tenang diteror Oos. Algar yang terlihat ragu terpaksa menandatangani nya diatas materai 3000. Algar anak kelas 10 yang lumayan pemes di angkatannya, humble bahkan dirinya dipilih untuk menjadi calon ketua osis.

"Lo oon ya Os, dia kan calon ketua osis," Pete melihat ke arah Algar sambil memikirkan rencana kedepannya tentang calon ketua osis ini yang takut menolak dan harus tutup mulut tentang ajakan mereka.

"Dia, bisa kita bikin alat disekolah dan keliatannya cocok buat tim inti kelas 10 kalo kita lagi nyerang dadakan," Oos yang berpikir kedepannya Algar akan menjadi peran seperti apa, mendapat kedipan dari Pete tanda ia setuju dengan Oos.

Terlihat satu orang siswa duduk dipojokan kelas 10A, menghadap ke arah belakang dengan rambut gondrong sebahunya, kaki yang ia selonjorkan ke atas kursi, dan earphone yang terpasang dikedua telinganya, sambil menggerakkan sedikit badannya mengikuti musik yang ia dengar. Begitu mengganggu fokus Oos dan Pete.

Oos melangkahkan kakinya mendekati siswa tersebut, tiba-tiba ia bergerak dan kaget melihat siapa yang berdiri di depannya.

"Ko ada disini bang?" Tanya manusia mirip setengah cewek yang membuat jantung Oos kaget tidak percaya.

"Siapa Os?" Pete yang baru selesai berbincang dengan Algar melihat aneh ke arah mereka.

"Dia Adek gue anjir, lo ngapain disini Farah?" Tanya Oos yang aneh melihat adik perempuannya ada disekolah yang sama dengannya.

"Lo mah Bang, Kakak yang gak pernah merhatiin Adek nya sendiri ya gini nih tolol," Ucap Farah, ia sengaja masuk STM yang sama tanpa sepengetahuan abangnya.

"Gue, ingetin buat lo pindah dari sekolah ini, ini zona bahaya cewek, gue gak mau lo kenapa-napa," Peringat Oos yang masih mengkhawatirkan Farah, meskipun ia tidak begitu dekat dengan adiknya, Farah yang tomboy dan jago bela diri, membuat ia nekad masuk STM yang mayoritas cowok ini yang menurut Farah cocok untuk dirinya.

"Tenang Bang gue juga udah izin sama Ibu, dan kata ayah fine-fine aja," Ucap Farah yang kemudian memakai topi untuk menyembunyikan rambutnya kemudian ia keluar dari kelasnya.

Algar yang dari tadi hanya diam tidak percaya bisa satu kelas dengan adik seniornya, yang membuat ia heran Farah adalah perempuan yang namanya ia samarkan menjadi Farhan karena penampilannya juga begitu mirip laki-laki dan Algar baru tau siapa Farhan.

"Gue baru tau lo punya adik, cantik lagi," Pete memuji kecantikan Farah, dan membayangkan ia feminim seperti gadis seusianya.

"Gue juga baru sadar, kalo dia adik gue dan kali ini gue bener-bener kecolongan karena tidak tau dia sekolah disini," Ucap Oos cuek, yang sebenernya hati dan pikirannya begitu khawatir tentang Farah kalo nanti geng motor lain mengetahui identitasnya.

"Tenang Os, banyak bodyguard disini dia pasti aman, nanti kalo lagi kumpul gue ngomong buat jagain Adek Lo," Ucap Pete perduli, karena melihat raut wajah Oos yang berubah.

"Tapi lo emang tolol banget, sampe gak tau Adek sendiri," Ucap Pete lagi, yang kali ini tidak mendapat respon dari Oos.

Oos yang baru sadar akan adiknya yang berada dalam zona bahaya cewek, ia berniat untuk menjaganya kali ini, yang sebelumnya tidak peduli sama sekali, karena kasih sayang ibu dan ayah, yang hanya untuk Farah adiknya.

"Gue gak mau dia sampai jadi mangsa si Rezky," Monolognya, yang Oos tidak ketahui Farah teman baik Rezky sejak SMP karena Rezky adalah kakak tingkatnya waktu ikut tekwondo, dan rekor pertama dimenangkan Farah siswi satu-satunya yang sekolah disini.

---

Selesai berkeliling ke tiap kelas, Oos dan Pete menemui Ace untuk memberi tahu hasil paksaan mereka yang memuaskan.

Kelas yang tiap harinya tidak bisa damai dan sepi, membuat Oos sesekali menutup telinga, Ace sebagai ketua kelas yang bisa kapan saja menyuruh teman kelasnya diam hanya membiarkannya begitu saja.

"Nikmatin aja, nanti lo bakal kangen masa-masa kaya gini," Ucap Ace yang siap mendengarkan apa yang akan dikatakan Oos.

"Gue berhasil ajak anak kelas 10 join yakan Te," Ucap Oos, dan Pete yang malah sibuk berebut siomay dengan Uyay, mendapat pukulan singkat dari Oos.

"Ia Os, santai dong nanti gue keselek terus mati dadakan belum siap gue," Jawab Oos yang berhasil meminta siomay dari Uyay.

"Dahlah cabut yukk,,,"

avataravatar
Next chapter