webnovel

Chapter 1

Dentuman suara musik bergemuruh di dalam ruangan yang diterangi gemerlap lampu warna-warni dan temaram. Di kursi paling sudut, seorang gadis duduk sendiri memainkan cangkir kosong di hadapannya, entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu sejak tadi dia terlihat sangat kacau berulang kali gadis itu mengusap wajahnya dengan frustasi.

" Guzellllllll "

Pekikan yang terdengar samar-samar menyadarkan gadis yang bernama Guzel dari lamunannya, dua orang gadis berjalan menghampirinya lalu duduk di sofa yang masih kosong

" ayo ikutlah bergabung bersama kami " seseorang gadis berambut pendek menarik tangan Guzel

" kalian saja aku sedang tidak ingin, Juliet " tolak Guzel secara halus

" ayolah, kita sudah jauh-jauh datang kemari hanya untuk dirimu!!! tapi kau, hanya sibuk dengan pikiranmu sendiri, ayolah " rengek gadis berambut pirang yang bernama Christien

Guzel menghela nafas lelah kemudian menatap wajah kedua temannya yang terlihat begitu memelas

" ok baiklah, ayo kita menari " Guzel pun akhirnya mengalah karena tidak ingin mengecewakan kedua temannya

Guzel beranjak dari duduknya, lalu menarik kedua gadis itu menuju dance floor untuk menari mengiringi hentakan musik yang ada, Juliet dan Christien tersenyum lebar

" let's dance together " seru mereka bersamaan

Satu hal yang harus diketahui meskipun Guzel dan kedua temannya sering datang ke night club elite ini, mereka bertiga sama sekali tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol walaupun itu terbilang tidak mungkin jika sudah berada didalam sana, tapi itulah kebenarannya.

Juliet dan Christien bukannya tidak tahu, apa yang saat ini melanda Guzel namun mereka tidak ingin bertanya karena, bertanya pun akan percuma Guzel tidak akan menceritakan kesedihan yang ada di hatinya, hanya dengan cara seperti ini lah mereka berdua dapat menghibur Guzel.

Di belahan dunia lain sebuah jet pribadi mendarat dengan sempurna di bandara. Seorang lelaki dewasa yang berwajah tampan dan nyaris sempurna melangkah kan kaki panjangnya turun dari jet itu.

Tubuhnya yang tegap di balut toxedo berwarna putih, dia membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, pahatan wajah yang nyaris sempurna dengan wajah oriental nya alis yang tebal hitam pekat, bulu mata yang panjang dan lentik, bola mata yang berwarna coklat pekat dengan rahang yang terlihat sangat tegas, kulitnya putih seputih kapas.

" Selamat datang Tuan "

Empat orang lelaki bertubuh besar memakai pakaian serba hitam menghampiri Lelaki yang mereka panggil Tuan, mereka membungkuk memberi hormat padanya.

" mobilnya sudah siap Tuan, silahkan " ujar salah satu dari mereka.

Dengan langkah kakinya yang panjang, Lelaki itu berjalan dengan cepat menuju mobil yang akan membawanya pergi.

" kemana kita Tuan? "

Lelaki itu yang sedari tadi memperhatikan ponselnya, beralih menatap sopir nya dengan dingin, tatapan matanya begitu tajam seperti mata elang.

" Hospital CK " jawabnya singkat.

Sopir pun melajukan mobil yang dikendarai nya dengan kecepatan sedang menuju tempat yang di sebutkan oleh Tuannya, diiringi dua mobil lainnya dari belakang. Butuh waktu satu jam untuk sampai pada tempat tujuan, Lelaki itu memejamkan matanya dengan tenang mengingat semua kenangan nya yang dulu pernah dia lalui di Sidney.

" Tuan.... Tuan... "

Lelaki itu mengerejapkan matanya, tanpa disadari ternyata selama perjalanan menuju rumah sakit dirinya tertidur.

" kita sudah sampai Tuan "

Dia hanya mengangguk, lalu kembali merapikan toxedo nya sebelum turun dari mobilnya.

" hubungi Xavier dan Samuel, katakan pada mereka bahwa aku akan menemui mereka setelah ini " ujarnya pada salah satu pengawalnya tanpa menoleh

" baik Tuan "

Saat Lelaki itu masuk dari lobi utama, banyak pasang mata yang memandang kearah dirinya dan berbisik memuji ketampanan wajah nya yang seperti dewa Yunani itu, terutama kaum wanita, dia tidak memperdulikan dirinya yang kini menjadi pusat perhatian semua orang, dia bahkan terus melangkah kan kaki panjangnya dengan cepat tanpa menoleh pada mereka yang sengaja melempar senyum minat.

" selamat datang Tuan Shawn! "

Lelaki yang bernama Shawn itupun menghentikan langkahnya, lalu menoleh kebelakang seorang lelaki yang mengenakan sneli tersenyum ramah padanya.

" senang bisa bertemu denganmu lagi " senyum manis itu masih terlukis jelas di wajah tampan dokter itu.

" berhentilah menunjukkan wajah menjijikkan itu Mike " ujar Shawn dengan suara berat nya

Dokter yang diketahui bernama Mike itu hanya terkekeh melihat wajah datar dari sahabatnya.

" ayolah Shawn.... aku sedang menyambut mu "

Shawn hanya berdecak " aku tidak butuh itu "

Lagi-lagi Mike hanya terkekeh, meskipun sudah lama tidak bertemu baginya Shawn masih tidak pernah berubah.

" bagaimana keadaan nya? " tanya Mike pada salah satu rekan dokternya

Shawn dan Mike sudah berada di salah satu kamar pasien.

" seperti yang kau lihat Mike, keadaan Nyonya Angel semakin memburuk " jawab Dokter yang baru saja memeriksa pasien nya.

" hai Shawn.... " suara lemah dan berat itu mengalihkan pandangan Shawn.

Dokter pun memilih untuk undur diri karena memang dirinya sudah selesai memeriksa kondisi Angel.

" aku akan menemui mu " Mike pun keluar setelah menepuk pelan pundak Shawn, menyisakan Shawn dan Angel yang sedang terbaring di atas bankar.

Perlahan Shawn menghampiri Angel yang sedang terbaring lemah, wajah wanita itu begitu terlihat sangat pucat.

Angel adalah sahabat masa kecil Shawn, mereka berpisah setelah Shawn memutuskan untuk pergi ke New York, dan itu tepat setelah kelulusan sekolah menengah atas, Angel tidak pernah tahu kenapa Shawn pergi begitu saja tanpa berpamitan lagi dengan dirinya.

" apa kabar Shawn " suara serak itu menyadarkan Shawn dari lamunannya

" seperti yang kau lihat " jawabnya tanpa memandang Angel

Angel tersenyum getir, karena dia tahu bahwa saat ini Shawn pasti sedang menahan amarah dan itu tercetak jelas di mata coklat nya

" maaf " lirih Angel

Shawn memejamkan matanya, lalu baralih menatap wajah pucat Angel.

" kenapa kau mengehentikan semua pengobatan? apa kau sudah bosan hidup " Shawn menekan semua kalimatnya

Angel hanya tersenyum dan perlahan meraih tangan Shawn yang terkepal erat

" apakah dokter Mike yang sudah memberi tahumu? " Shawn hanya diam tidak menjawab

" aku lelah, tubuhku juga sudah tidak mampu menahan sakit nya jarum-jarum yang tembus menusuk kulit ku "

" tapi kau harus tetap sembuh, kau harus kuat, jika kau lemah siapa yang akan menjaga putri mu yang selalu kau banggakan itu "

Lagi-lagi Angel tersenyum menatap lekat wajah tampan itu, wajah yang selalu dia rindukan.

" kau yang akan menjaga nya " Shawn terdiam menatap Angel dengan nanar

Angel hanya gadis biasa yang tumbuh dan besar di panti asuhan, tidak ada yang tahu siapa orang tua Angel karena dia ditinggalkan begitu saja di depan pintu gerbang tanpa meninggalkan jejak hanya secarik kertas yang bertuliskan nama Angel, semasa kecilnya Angel adalah gadis yang periang, baik, cantik dan juga pintar membuatnya begitu disukai oleh semua teman-temannya. Persahabatan nya dengan Shawn pun di mulai ketika keluarga Shawn mengadakan acara amal di panti asuhan tempat Angel dibesarkan, di hadiri oleh keluarga konglomerat lainnya seperti Xavier, Samuel juga Mike dan satu lagi yaitu George.

Hingga mereka tumbuh remaja persahabatan itu tetap terjalin, di antara mereka hanya Shawn yang sangat irit bicara Lelaki bahkan sangat jarang melihat wajah tampan nya tersenyum hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat senyuman itu.

Kehilangan pertama yang Angel rasakan adalah ketika mengetahui kepergian Shawn yang secara tiba-tiba. Shawn, lelaki tampan yang tidak mudah tersentuh, dingin, pendiam yang sudah berhasil mengambil hati Angel namun hanya dapat dia pendam karena Angel sadar tidak mudah mendekati lelaki itu apa lagi dengan status nya yang sangat berbeda jauh.

Diantara mereka berlima Angel lebih dekat dengan George lelaki yang juga tidak kalah tampan dari Shawn namun sikap dan sifat mereka sangat jauh berbeda karena George lebih terlihat sangat ramah pada semua orang begitupun dengan Xavier, Mike dan juga Samuel.

Suatu hari skandal besar menimpa Angel yang menyangkut keluarga besar George, membuat lelaki itu keluar dari istananya dan memilih hidup bersama Angel. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi diantara mereka, karena keluarga George menutup rapat semuanya dari masyarakat, rekan bisnis dan juga media, begitupun dengan para sahabat George.

George seakan memekakkan telinga nya setiap kali para wartawan mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat emosi nya tersulut.

" alasan ku memanggil mu karena aku ingin menitipkan putriku padamu " suara Angel hampir tidak terdengar tapi mampu membuat Shawn terkejut akan permintaan nya

" hanya kau yang bisa aku percaya untuk menjaga dan melindungi putri ku. Aku yakin setelah aku tiada, keluarga George pasti akan mengambil semua harta yang di tinggalkan oleh George untuk putriku, kau tentu sudah tahu bahwa seluruh keluarga George tidak pernah menerimaku dan putriku, bahkan mereka juga tidak mau mengakui putriku sebagai darah keturunan mereka "

Shawn memejamkan matanya dia tidak habis pikir, kenapa keluarga George begitu kejam pada Angel dan Putrinya, terutama ibu George yang sangat membenci mereka. Hanya satu hal yang Shawn tahu, Angel dan George menikah di usia yang masih sangat muda bahkan setelah kepergian George untuk selamanya keluarganya tetap tidak ingin mengakui Angel dan juga putrinya sebagai bagian dari keluarga mereka.

" apa yang harus aku lakukan, Angel? kau tahu bahwa aku belum pernah menikah, aku juga tidak memiliki pengalaman merawat seorang anak bagaimana bisa aku menjaganya " pungkasnya

" aku tidak meminta mu menjaganya sebagai seorang anak "

Shawn menautkan kedua alisnya, mencoba mencerna maksud dari Angel.

" lalu? "

" aku ingin kau menikahi putri ku, karena hanya menjadi istri mu anakku akan aman "

Seketika tubuh Shawn mematung, dia tak pernah berfikir bahwa Angel akan meminta hal yang menurut nya mustahil. Yaitu menikahi anak dari sahabat nya sendiri, usia mereka pun terpaut 18 tahun.

" Angel, permintaan macam apa ini " Shawn menggeleng tidak percaya apa yang baru saja dikatakan oleh Angel.

" aku tidak punya siapa-siapa lagi Shawn, dari kecil hingga sekarang hanya kau, George, Xavier, Mike dan juga Samuel yang aku miliki di dunia ini " raut wajah Angel terlihat sangat mengiba

Shawn mengusap wajah nya dengan kesal, lalu menghela nafas dengan kasar.

" lalu kenapa harus aku? bukan Xavier, Mike ataupun Samuel? " tanya Shawn

" bukan aku tidak mempercayai Xavier ataupun yang lainnya tapi aku lebih mempercayakan putriku padamu, aku Mohon.... " lirih Angel dengan mata yang sudah berkaca-kaca, jika sudah seperti ini Shawn tak dapat berkutik.

" dimana dia "

Pada akhirnya, Shawn menanyakan keberadaan gadis itu dan permintaan Angel sudah membuat nya seperti orang gila.

Next chapter