15 Sepasang Pohon

"Aku ingin bertemu dengan Oka," ucap Kerberos pada intinya.

Wanita tadi menuntun kami ke sebuah jalan kecil menuju hutan. Pepohonan di sana terlihat sedikit berbeda dengan yang sebelumnya kami lewati, daun-daunnya masih menghijau di musim gugur dan memiliki jenis tanaman yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Sesampainya di sepasang pohon yang membentuk seperti gerbang, Kerberos memintaku bersama Mickey dan Zie untuk masuk. Saat aku memasukinya, hal yang aneh terjadi.

Kedua pohon itu rupanya adalah gerbang yang memisahkan dunia kami dengan dunia yang lain. Tempat itu tampak kosong, dengan hanya ada satu-satunya jalan menuju ke suatu tempat yang belum terlihat. Kabut tipis menghalangi pandangan kami, sementara udaranya terasa cukup hangat di siang yang mendung.

Kami berjalan menyusuri jalanan itu dengan wanita yang kami temui sebelumnya, berada di depan. Jalan itu menuju ke sebuah kedai sederhana dengan seorang pedagang pria gembul dan mungil yang sedang menyiram bunga di halaman toko. Aku terheran, sebab saat dia melihat kami, ekspresi cerianya berubah.

"Kenapa kamu kesini?," dia berucap sambil berkacak pinggang, "Jangan melibatkan aku pada masalah," peringatnya, "Aku tahu, kamu kehilangan 1 roh itu," dia memberikan isyarat agar kami pergi, "Aku tidak mau ikut campur!," dan, dia memasuki kedai tanpa mempersilahkan kami masuk.

Kerberos tidak memperdulikan-nya, dia masuk ke dalam kedai. Aku tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan, namun sesaat kemudian, pria itu keluar dengan tatapan menyelidik.

"Jadi, apa yang harus kulakukan?," tanya pria itu.

"Aku hanya ingin menitipkan anak laki-laki itu, selama kami pergi mencari Zarina," ucap Kerberos, menyampaikan tujuan kita.

"Zarina?," pria gembul itu tertawa terbahak-bahak, selepas menyebut nama itu, "Bung, dia sudah mati!," lanjutnya, setelah meredakan tawanya.

"Mati atau belum, aku titip dia," ucap Kerberos serius, sambil meminta Zie untuk mendekat pada Oka.

Pria itu bernama Oka, dia adalah penjaga alam antara. Dia akan memberikan jamuan kepada roh yang datang dan pergi. Jamuan atau makanan yang diberikan, bertujuan untuk menghapus semua kenangan seseorang selama hidup di dunia.

Sementara untuk orang yang akan bereinkarnasi, makanan ini akan menghapus semua ingatannya selama berada di alam roh. Oka tampaknya tidak tertarik dengan Zie, pandangannya terus tertuju padaku.

"Siapa namanya?,", tanya Oka sambil menunjukku.

"Tsabitha Youenha," jawabku, sambil membungkuk memperkenalkan diri.

"Aku sepertinya tidak asing dengan wajahnya," ucap Oka sambil mengingat-ingat, "Apa kamu pernah kesini?," tanyanya.

"Kenapa kamu sangat bodoh!. Jika nona ini pernah kesini, dia pasti sudah mati sekarang," tukas Kerberos.

"Oh! Benarkah?," dia terlihat kebingungan, "Aku benar-benar pernah melihatnya beberapa kali di sini," dia masih berusaha mengingat, sambil meminta kami masuk.

Secangkir teh krisan dan beberapa potong kue, adalah makanan pertama yang aku temukan semenjak aku pulang ke Euron dan menemui Emma tadi malam. Walaupun hanya sedikit, anehnya, dengan hanya meminumnya seteguk dan memakan kue itu satu gigitan, aku merasa sangat kenyang.

Kerberos menceritakan tentang Zie, arwahnya yang hilang dan tujuannya datang kesini. Oka yang mendengarnya terlihat terkejut. Dia yang awalnya tidak memperdulikan marionnette itu, kini memperhatikannya dengan seksama.

Sembari mereka berbincang, aku melihat keluar dan perhatianku teralih pada sesuatu yang berwarna hitam, dia bergerak merayap seperti siput. Warnanya gelap, namun begitu cantik. Seperti langit malam yang dipenuhi bintang yang berkelap-kelip.

Aku berjalan keluar untuk melihatnya lebih dekat, sebelum sebuah teriakan mengagetkan ku, "Hoi! Jangan menyentuhnya!," saat itu, aku tengah mengulurkan tanganku dan makhluk itu hendak meraihnya. Aku segera menariknya dan kembali ke dalam toko.

Oka memukul kepalaku dengan sangat keras, sebelum dia memperingatkanku lagi, "Apa kamu ingin mati?! Apa tidak sayang nyawa?!" dan, aku mendapatkan pukulan kedua kalinya.

"Tha, itu Lichen," ucap Kerberos. "Kamu tidak boleh membiarkan tanganmu disentuh olehnya. Jika kamu disentuh, mereka akan mengubahmu menjadi burung. Kamu akan terbang ke dunia roh, di tempatku," jelasnya.

Aku merinding saat mendengarnya, hampir saja nyawaku melayang.

Aku melihat ke sekitar dan rupanya terlihat banyak Lichen di sana. Mereka merayap seperti siput. Tubuh mereka sepertinya terdiri dari cairan yang pekat dengan lubang besar dan gelap di bagian depan tubuhnya, menyerupai lubang mata, namun kosong.

"Lichen tidak memiliki perasaan dan tidak dapat berpikir. Tugas mereka hanya menuntunmu melewati jurang tanpa dasar untuk sampai ke dunia roh, tempat yang aku jaga," Kerberos mendekat ke arah ku, "Mereka tidak berbahaya dan tidak akan melukai siapapun, namun mereka tidak dapat membedakan mana manusia yang sudah meninggal untuk mereka bantu atau yang belum sepertimu. Jadi, kamulah yang harus berhati-hati terhadap mereka," jelasnya panjang lebar.

Setelah selesai, kami pun berpamitan dengan Oka. Ms. Marie, nama wanita yang mengantar kami, menuntun kami keluar dari dunia antara. Mereka adalah orang-orang yang bertugas menjaga alam itu. Kerberos bilang bahwa siapa pun tidak akan bisa masuk ke sana. Kecuali dengan izinnya, atau saat mereka telah tiada. Zie akan tinggal di sana untuk sementara bersama pria itu, sementara kami mencari Zarina untuk melepaskan matra yang mengikat tubuhnya.

Zie tidak pernah mengetahui rencana yang kubuat, kami hanya mengatakan padanya bahwa Zarina akan membantu kami melawan kelompok ayahku yang sedang mengejarnya, tapi nyatanya, wanita itu akan membantu melepaskan mantra dan saat itu tiba, Kerberos akan membawanya ke alam roh.

Aku tahu bahwa Mickey sangat kecewa dengan keputusanku. Dia tahu betul berapa lama Zie sudah menungguku dan sekarang setelah bertemu, aku yang justru akan mengirimnya ke dunia roh.

"Tha, apakah kamu harus melakukan ini?," tanya Mickey berulang kali.

Aku tidak bisa menjawabnya, aku ingin semuanya seperti yang aku inginkan. Aku ingin bersama Zie sama seperti saat sebelum peristiwa penembakan itu terjadi. Jika mungkin bisa, aku ingin dia tetap ada di dalam boneka itu selamanya, tapi itu berarti kami akan terus dikejar-kejar. Dan, itu artinya, aku juga harus siap jika terjadi apa-apa dengan orang terdekatku yang lain.

Aku seperti mengambil keputusan yang sulit untuk bisa menjadi egois, menuruti kemauanku atau aku mematuhi aturan yang ada. Apa yang memang sudah tidak seharusnya berada di dunia ini, harus dipulangkan.

Jika saja ada cara lain untuk bisa kulakukan, agar aku bisa terus bersama Zie dan orang-orang itu tidak mengejar kami. Mungkin, ini adalah akibat kesalahan terbesarku, datang ke tempat ayahku waktu itu dan semuanya menjadi seburuk ini.

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," aku terduduk dan menangis histeris di tengah hutan bersama dengan Kerberos dan Mickey di sampingku, "Aku bingung harus bagaimana lagi. Aku hanya ingin bisa bersama Zie dan tidak harus dikejar-kejar seperti ini," Tuhan, apakah aku egois?, "Kenapa saat orang lain bisa menyukai seseorang, mereka bisa bersama dan kenapa aku tidak? Aku hanya ingin bersamanya seperti dulu,"Aku menatap kucing itu, memohon, "Mickey, katakan padaku, apa yang bisa aku lakukan agar aku bisa terus bersama Zie?," semuanya terdiam, tidak memberiku jawaban.

avataravatar
Next chapter