19 Sa’bah

"Masih sedikit jauh," ucapnya, "Kita jalan lurus ke depan sampai di belokan itu," Mickey mempercepat langkah kaki-kaki kecilnya.

Samar aroma dupa mulai kucium. Kami rupanya masuk bagian pasar yang menjual wewangian dan peralatan ibadah. Aku melihat batu hitam menyerupai kemenyan, tersedia di setiap kios. Lilin aromatic untuk ibadah juga ada.

Saat ku edarkan pandangan, perhatianku tertuju pada satu kios yang nampak begitu mencolok. Di toko itu tidak menjajakan barang-barang ibadah seperti yang lainnya. Aku melihat kodok kering, setumpuk tanduk dan tulang, bayi binatang kering yang digantung dan sesuatu yang dimasukkan dalam jar kaca berisi air. Ketika aku mendekat untuk melihatnya, rasa mual seketika menyerang dan seluruh isi perutku seperti naik.

Tempat itu sangat aneh, dengan aroma dupa yang sangat menyengat dibandingkan dengan kios yang lain. Bahan persembahan dan ibadah yang dijual juga sangat berbeda dengan yang pernah aku lihat.

Bukan hanya tulang dan mayat binatang yang dijual, tulang-tulang manusia, potongan tubuh dan jasad janin pun dipajang di rak-rak kios. Kerberos mengajakku keluar dan seketika itu pula aku memberi isyarat pada Mickey bahwa tidak sanggup untuk masuk, karena seketika tubuhku menjadi lemas dan perutku mual.

Mickey masuk ke dalam kios itu seorang diri, sementara aku berjongkok di depan toko menahan muntah. Tak lama aku berdiam diri, seseorang menghampiriku, memintaku bangun.

"Duduk sini!," pintanya. Menyuruhku duduk di kursi yang ada di depan kios. Dia memberiku segelas air dan saat aku meminumnya, rasanya begitu manis dengan aroma harum bunga yang sangat menenangkan. Hangat dari cairan itu membuat perutku terasa lebih baik, "Tunggu diluar saja," perintahnya. Aku hanya mengangguk.

Aku mendengarkan dari kejauhan saat Mickey berbicara dengan penjual itu. Sepertinya, kucing itu berusaha mencari tahu dimana alamat Zarina dari orang tersebut. Meskipun aku tidak bisa mendengarkan semua percakapan mereka, aku sempat mendengar kata 'Lily api dan sungai Ibu'. Walaupun aku tidak tahu apa maksudnya, aku tahu dimana tempat itu berada.

Sungai Ibu berada di Sa'bah, di desa tempat rumah lamaku berada. Aku tidak dapat mengambil kesimpulan begitu saja, maka aku akan menunggu Mickey keluar untuk menyampaikan semuanya.

Tak beberapa lama kemudian, Mickey keluar bersama dengan penjual itu. Dia nampaknya adalah orang yang ramah. Dia mengatakan untuk mencari lily api jika ingin menemui Zarina, dia sangat menyukai bunga itu. Istilahnya, kami seperti membawakan buah tangan saat mengunjunginya.

"Tapi, lily api sangat langka. Dan juga katanya, hanya orang tertentu yang bisa melihatnya," ucapku bingung. Aku menatap Mickey dan Kerberos bergantian, "Banyak yang bilang bahwa bunga itu hanya mitos semata," aku menatap penjual itu, "Seumur hidupku, bahkan aku belum pernah melihatnya,".

Mickey terlihat bingung "Bagaimana kamu tahu itu?," tanyanya.

"Sebenarnya, dulu aku pernah tinggal di Sa'bah. Disana ada sungai bawah tanah yang diberi nama Sungai Ibu dan mitos mengenai lily api. Jika kamu ingin menemukan bunga itu, kamu harus pergi ke dalam sebuah reruntuhan gereja dan disana, kamu akan melihat satu lily yang berwarna merah cerah di antara ribuan—bahkan lebih, lily putih. Jika kamu mengambilnya, maka Manji akan memberimu 1 nyawa untuk 1 bunga yang kamu berikan," semua melihatku dengan terkejut, "Meskipun demikian, selama aku tinggal disana, sekalipun aku belum pernah melihat lily itu. Jangankan bunga itu, gerejanya saja aku pun tidak tahu. Sepertinya, tempat itu hanyalah mitos".

"Karena tempat itu ada di dimensi lain," ucap pedagang itu sambil menatap ke arahku, "Carilah Lily merah disana dan berikan pada Zarina, maka dia akan mengabulkan satu permintaanmu," jelasnya. Orang itu kemudian masuk kembali kedalam kios.

Aku, Mickey dan Kerberos hanya diam di tempat, sepertinya mereka masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja aku katakan. Mungkin mereka tidak mengira bahwa aku mengetahui mengenai Lily merah dan semua cerita itu.

Aku tinggal di sebuah desa kecil di perbatasan Euron bernama Sa'bah, sebelah barat wilayahnya yang berbatasan langsung dengan kota Tohron dan Urk.

Sa'bah adalah wilayah paling tertinggal di Euron. 75% wilayahnya berupa pegunungan dan bukit berbatu yang terjal, sementara 25%nya adalah gurun yang tandus. Kondisi geografis yang tidak mendukung itulah yang menyebabkan penduduknya sangat sedikit. Sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah Bulan Sabit.

Wilayah bulan sabit adalah oase yang berada di sekitar Sungai Ibu, yang berbentuk melengkung dan menyempit di kedua ujungnya—menyerupai bentuk bulan sabit. Sungai Ibu merupakan sungai purba bawah tanah yang mengalir di beberapa wilayah Euron.

Di area yang berupa dataran rendah, Sungai Ibu tidak sepenuhnya berada di bawah tanah, namun muncul ke permukaan berbentuk menyerupai danau dengan airnya yang sebening kaca dan dasar sungai yang berpasir seputih salju. Rata-rata sungai itu memiliki kedalam 25 meter sampai 40 meter, di bagian tengah. Dengan air yang terus mengalir sepanjang tahun.

Meskipun Sa'bah adalah desa yang tertinggal, tapi desa itu merupakan tempat yang cukup dikenal di Euron. Banyak bangunan dan situs bersejarah yang ada di Sa'bah. Mulai dari reruntuhan kota Urk kuno, oase Sungai Ibu, situs kastil setan bulan, pertunjukan boneka dan teater, serta semua mitos dan rumor mengenai Manji.

Ada yang mengatakan bahwa Manji adalah dua wanita kembar yang menghuni reruntuhan kastil setan bulan. Mereka sangat ahli dalam menenun, memiliki kualitas hasil tenunan terbaik.

Bahkan dikatakan, tidak ada makhluk di dunia atas ataupun bawah yang memiliki kualitas tenunan sebaik mereka. Mereka sangat menginginkan bunga lily api, sayangnya Manji tidak memiliki bola mata. Sehingga, mereka tidak dapat melihat mana yang merupakan bunga lily api dari ratusan bahkan ribuan bunga lily yang berada di reruntuhan Gereja Barones.

Mitos yang beredar, untuk dapat melihat lily api, kamu harus datang saat sore hari. Tepat sebelum matahari terbenam, itu adalah pukul 4.45 hingga 5.00 sore.

Meskipun kesannya sangat mudah, sayangnya, belum pernah ada yang menemukan dimana lokasi Gereja Barones itu berada. Banyak yang mengatakan bahwa tempat itu berupa sebuah bangunan kecil yang berada tak jauh dari reruntuhan kastil setan bulan, tapi nyatanya, di sana tidak ada satupun bunga lily yang tumbuh.

Mickey mengajak kami keluar dari pasar itu. Selama dalam perjalanan, aku menjelaskan kepada mereka mengenai kondisi desaku, Sa'bah. Pedagang tadi mengatakan bahwa gereja itu berada dalam dimensi lain, aku lebih mempercayai bahwa gereja itu mungkin memang benar berada di alam lain. Selama 20 tahun aku tinggal disana, sekalipun belum pernah aku melihat tempat itu.

"Jujur, aku belum pernah mengetahui tempat itu," aku berkata jujur, "Aku lebih mempercayai pedagang tadi bahwa tempat itu tidak berada disini," suaraku terdengar frustasi, mungkin efek lelah dari rentetan semua kejadian yang aku lalui sejauh ini.

"Maksudnya disini?," Kerberos terlihat jengkel, "Sebenarnya, saat ini pun, nona tidak berada dalam dimensi nona seharusnya,".

Bagai hujan di siang yang panas, saat aku mendengarnya, aku benar-benar kaget. Dari awal aku memang menyadari bahwa disini memang sedikit berbeda dengan tempat yang biasa aku kunjungi, dan aku terus merasa bahwa pasar tadi dan semua hal yang aku lihat, sangat aneh.

avataravatar
Next chapter