5 Info baru

Mendengar hal itu, Winston pun tersenyum tipis kemudian ia bangkit berdiri dan membungkuk kan tubuh nya sebagai rasa hormat pada Putri Serafena.

"Terimakasih atas perhatian nya Tuan putri Serafena," ucap Winston. Melihat aksi Winston seperti itu membuat Putri Serafena seketika terkagum-kagum dengan nya. Jarang sekali ia lihat pahlawan yang hormat nya benar-benar tulus seperti ini. Kebanyakan pahlawan itu hormat kepada bangsawan tergantung dengan jabatan nya.

Putri Serafena menganggukkan kepala nya lalu ia menyentuh tangan Winston ya membuat Winston seketika terdiam.

"Ah Winston. Sebaiknya kamu jangan bersikap seperti itu. Anggap saja aku ini teman mu! supaya kamu lebih nyaman dengan ku, panggil saja aku ini nama oke? panggil aku dengan nama," ucap Putri Serafena. Winston diam sejenak ketika mendengar ucapan nya Putri Serafena tersebut lalu ia mengajukan pertanyaan pada nya.

"Hmm teman? maksud nya bestie ya? kalau di dunia ku teman yang sangat dekat atau bisa dibuka semacam sahabat itu bestie. Itu bahasa gaul anak jaman ku, sekarang. Lagi trend di medsos," ujar Winston. Mendengar cerita nya Winston membuat Putri Serafena diam terpaku karena ia tidak mengetahui apa yang dikatakan oleh nya.

"Bestie? sosmed? apakah itu? maaf aku kurang mengerti, Winston. Kau tahu kan waktu dunia ini dan dunia mu dulu berbeda," kata Putri Serafena. Seketika Winston diam mematung mendengar nya lalu ia menggaruk-garuk kepala nya sembari menjawab nya.

"Ah maafkan aku, aku lupa! soalnya sih kamu terlihat seperti anak-anak di zaman ku. Kalau anak-anak seperti mu itu udah gaul-gaul banget di jaman ku," tutur Winston. Mendengar kata anak-anak, seketika Putri Serafena langsung memasang wajah datar nya.

"Heh kau bilang apa? aku ini anak kecil ya?" tanya Putri Serafena. Mendengar hal itu membuat Winston diam terpaku kemudian menjawab nya dengan wajah dingin dan nada bicara dingin nya seperti biasa nya.

"Tentu saja. Tubuh mu mungil, tetapi tidak seperti anak kecil juga ya sekitaran enam belas tahunan mungkin atau kurang dari segitu," ucap Winston dengan polos nya yang membuat Putri Serafena semakin berapi-api.

"Heh dengar ya?! aku ini sudah ratusan tahun tahu umur nya! jangan kau kira aku masih anak kecil!!! justru kau dan aku lebih tua aku tahu!!! mentang-mentang badan ku kecil jadi kau menganggap ku sebagai anak kecil ya?!" ujar Putri Serafena yang benar-benar marah.

Pada saat Putri Serafena sedang marah-marah bak seperti api yang berkobar dengan panas, ternyata Winston justru menggunakan kekuatan angin nya mendinginkan tubuh nya yang dibalut dengan baju besi yang berat.

"Hmm entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa hawa cuaca nya begitu panas. Enggak disini enggak di dunia ku dulu sama aja. Ditambah aku sering di bully oleh teman-teman sekelas ku dan kakak-kakak kelas ku saat waktu siang," ucap Winston. Putri Serafena yang jengkel itu langsung menatap Winston dengan tatapan serius ketika mendengar nya. Sontak saja ia duduk di samping nya Winston dan bertanya mengenai perkataan Winston sebelum nya.

"Di bully? dibully itu maksud nya seperti dihina-hina? atau dipukuli begitu kan? inti nya seperti di siksa?" tanya Putri Serafena. Winston menoleh kearah Putri Serafena ketika mendengar pertanyaan nya.

"Ya, benar itu. Saya seorang siswa yang culun meskipun saya cerdas dan sopan di sekolah maupun di masyarakat sekitar. Tak hanya itu saja saya juga cukup populer karena karakter saya yang dingin tetapi suka menolong," jawab Winston. Putri Serafena yang mendengar hal itu tersenyum lalu memeluk tubuh Winston yang membuat Winston terkejut karena baru pertama kali nya seorang bangsawan memeluk nya.

"Ehhhh Serafena? kenapa kau memeluk tubuh ku seperti ini? ini benar-benar membuat ku tak nyaman lho! aku saja jarang di peluk oleh kedua orang tuaku!" cakap Winston yang merasa sangat canggung. Putri Serafena yang memeluk Winston itu melepaskan nya kemudian ia pun tertawa yang membuat Winston heran.

"Hahaha yang benarkah? kau tak pernah dipeluk oleh orang tuamu? hmm seperti nya kau anak kurang kasih sayang. Pantas saja kau di tarik sebagai pahlawan di negeri ini tentu saja karena kau orang-orang yang merasakan kehidupan keras!" ucap Putri Serafena yang membuat Winston pun diam.

"Heh jadi pahlawan-pahlawan yang ditarik ke dunia lain itu adalah pahlawan yang merasakan kehidupan keras dalam kehidupan sebelum nya?" ujar Winston dengan wajah polos nya, Serafena yang mendengar hal itu menganggukkan kepala nya secara perlahan.

"Ya tentu saja! maka dari itu ketika berada di sini, beberapa dari pahlawan memiliki sifat yang buruk sebab mereka merasa seperti raja disini tidak seperti di tempat nya dulu. Dia bisa memanfaatkan banyak orang lho sekarang kecuali tipe-tipe pahlawan seperti mu! kamu harus berusaha membersihkan nama baik mu, Winston apalagi kekuatan yang kau miliki bukan kekuatan biasa," ungkap Putri Serafena.

Kini Winston tahu mengenai hal-hal seperti ini. Ia senang karena sedikit demi sedikit Winston mendapatkan info baru mengenai dunia yang baru pertama kali nya ia jejaki.

"Ah Serafena, sebaiknya kau tidur sekarang. Besok rencana nya aku ingin menempuh perjalanan yang cukup jauh," pinta Winston.

Serafena menganggukkan kepala nya kemudian ia tertidur diatas matras milik Winston. Matras itu tak sengaja Winston temui saat ia sedang membongkar-bongkar sebuah kotak milik orang-orang yang mau berbuat jahat pada Putri Serafena.

"Selamat tidur, Winston," singkat Serafena yang kemudian memejamkan kedua mata nya. Winston hanya terdiam ketika mendengar hal itu kemudian ia bersandar pada pohon yang ada di dekat nya dan mulai memejamkan kedua mata nya.

***

Keesokan hari nya...

Terlihat pahlawan Emilia yang kini tengah mengendap-endap keluar dari dalam istana untuk mencari Winston. Ia lebih memilih bergabung bersama Winston daripada hidup dengan pahlawan lainnya yang serakah dan sangat jahat meskipun mereka keliatan nya sangat baik.

"Tidak apa-apa deh aku enggak tidur di atas ranjang seperti semalam, lagipula selama di dunia ini aku sudah merasakan enaknya ranjang jadi sekarang giliran tidur di tanah. Lagipula aku sudah mencuri setengah harta kerjaan ini sehingga hidup ku enggak susah-susah amat sama pahlawan tampan itu," ucap Emilia.

Kemudian Emilia menghentikan langkah nya ketika melihat kedua orang prajurit yang tengah menjaga gerbang istana. Ia terdiam sejenak lalu tersenyum tipis.

"Haduhh ngapain pakai takut coba? bakar saja mereka hingga tersisa abu lalu kembali berjalan mencari pahlawan!" batin Emilia.

Emilia keluar dari semak-semak, kemudian ia menggunakan kekuatan api nya dari jarak jauh membakar kedua prajurit yang berjaga hingga prajurit itu menjadi abu. Usai itu Emilia kembali berlari dan akhirnya ia bebas dari istana meskipun ia baru sehari berada di istana itu.

avataravatar
Next chapter