webnovel

Adam Dimitri~2

Adam Dimitri seorang laki-laki yang sukses diusianya yang masih 27 tahun.

Bagaimana tidak diusianya yang masih muda tersebut dirinya sudah berhasil membangun beberapa cafe,rumah makan,sekolah,bahkan pusat  perbelanjaan tanpa bantuan orang tuanya.

Karena kerja keraslah dirinya bisa memiliki apa saja yang dia mau, kecuali jodoh.

Yah diusianya yang sudah matang untuk berumah tangga tersebut Adam bahkan tidak tertarik sama sekali pada lawan jenisnya.

Dirinya lebih memilih disibukkan dengan berbagai macam urusan bisnisnya ketimbang memperdulikan keinginan seorang wanita.

Baginya semua wanita semuanya ribet aka seperti mama dan adiknya yang berbelanja saja butuh waktu berjam-jam.

SMA Pelita adalah sekolah swasta yang berhasil dia bangun dengan sedikit dukungan dari sang ayah.

Berkat koneksinya yang luas didukung dengan fasilitas yang memadai membuat SMA yang didirikannya tersebut mampu menjadi sekolah favorit dan unggulan di daerah tersebut.

Tetapi dibalik semua kesuksesan yang dimiliki seseorang pasti ada saja kendala atau hambatan yang dialami seseorang tersebut.

Bukan tanpa alasan dirinya memutuskan untuk menjadi guru BK di sekolah miliknya tersebut.

Dirinya yang mula-mula memang mempercayakan semua cafe, mall, bahkan sekolah yang dimilikinya  kepada bawahan atau orang kepercayaan nya guna dikelola, tetapi dirinya sangat dikejutkan dengan apa yang bawahannya lakukan.

Bayangkan saja dirinya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk yang katanya melengkapi fasilitas disekolah miliknya tersebut tetapi kenyataannya dirinya tidak melihat perubahan apapun yang ada di sekolah tersebut.

Karena sebab inilah dirinya memutuskan untuk terjun langsung menjadi guru di sana agar dia bisa mengetahui dan menangkap dengan tangannya sendiri oknum-oknum yang sudah menggelapkan uangnya tersebut.

Oh ya dan perlu digarisbawahi bahwa semua guru dan staf yang berada di SMA tersebut tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya adalah pemilik dari sekolah tersebut.

Satu-satunya orang yang mengetahui bahwa sekolah tersebut miliknya hanyalah kepala sekolah yang memang sudah dipercayainya.

Tetapi sekarang bukannya dirinya disibukkan dengan masalah penggelapan dana sekolah miliknya ia malah disibukkan dengan berbagai macam kenakalan murid-murid yang berada di sekolahnya tersebut. Karena itu memang tugas seorang guru BK bukan?.

Riana Dewi salah satu siswi pembuat onar di sekolah tersebut yang mampu mengalihkan perhatiannya sedikit dari tujuan awalnya.

Adam dibuat kepayahan dengan sikap siswi yang bar-bar dan tidak tau sopan santun tersebut.

Bukan karena sikapnya saja yang membuat Adam kepayahan, dirinya juga dibuat kebingungan dengan apa yang tengah dirasakannya untuk siswi tersebut.

Dirinya yang mula-mula tidak tertarik dengan seorang wanita kini dibuat gelisah hanya dengan sedikit gerakan bibir siswinya tersebut.

Dirinya yang pada dasarnya memang tidak mempercayai cinta pada pandangan pertama seketika dibuat luluh hanya dengan raut wajah judes dari sang siswi.

Mereka sekarang tengah beristirahat dari kegiatan mereka yang semula membersihkan ruangan konseling tersebut.

Mereka sekarang tengah duduk berhadapan beralaskan tikar yang ia gelar dan didepan mereka sudah ada berbagai macam aneka roti dan gorengan serta minuman untuk mereka nikmati.

Karena posisi yang berhadapan inilah yang membuat Adam salah tingkah dan mencoba untuk sedikit fokus, bayangkan saja dirinya dihadapkan dengan seorang gadis cantik yang dirinya sendiri tertarik secara emosional kini seakan menggodanya tersebut.

Sebenarnya si siswi tidak melakukan apa-apa ia hanya memakan apa yang ada dihadapannya tanpa malu pada pria yang terang-terangan menatap di depannya.

Tetapi entah kenapa semua yang dilakukan siswinya tersebut tampak sangat sensual untuk seorang Adam Dimitri.

Dirinya dibuat menggeram dengan lirih beberapa kali tatkala siswi di depannya tersebut mencoba menjilat saus yang ada disudut bibirnya.

Karna tak kuat dengan 'godaan' yang ada dihadapannya tersebut ia memutuskan untuk meminum minuman didepannya hanya untuk sekedar menetralisir detak jantungnya yang menggila.

"Pak, bapak ini memang cuma guru BK aja atau bapak punya kuasa lebih tinggi lagi di sekolah ini,melebihi kepsek mungkin? Entah kenapa saya punya feeling aja sih kalau bapak gak cuma sekedar guru BK disini" tanya Riana tiba-tiba dan dengan santai masih tetap menguyah roti ditangannya.

pertanyaan yang bahaya dan tiba-tiba tersebut kontan saja membuat Adam yang mulanya tengah minum tersedak seketika.

Uhuk uhuk

"saya ini cuma guru BK disini mana mungkin saya punya kuasa lebih dari itu apalagi lebih tinggi dari kepala sekolah yang posisinya di atas semua guru disini, Kamu ini ada-ada saja" ucap sang guru sambil salah tingkah.

Dengan tatapan menyelidik Riana si siswi pun menambahkan

"Karena jawaban Anda barusan, saya makin percaya kalau Anda memang orang yang berpengaruh disini" ujarnya sambil melipat kedua tangannya di dada dengan mata masih menatap menyidik ke pria di depannya ini.

"Perkataan saya yang mana yang meyakinkan kamu untuk percaya bahwa saya berbohong sama kamu" ujar Adam Dengan ikut melipat tangannya di dada dan membalas tatapan menyelidik siswi di depannya.

"Saya tau tipe orang macam Anda ini bukan tipe yang dengan gampangnya memuji orang lain, apalagi kepada sekolah yang notabennya sudah tua dan kurang produktif itu." Ucap Riana.

"Saya bisa kok memuji semua orang yang menurut saya pantas untuk dipuji" jawab Adam Dengan nada agak panik.

Entah kenapa Adam yang memang cerdas dan pintar dari kecil seakan menjadi orang dungu sekarang, entah kenapa tatapan menyelidik dari siswinya itu mampu membuatnya begitu gelisah dan membuatnya panik.

"Anda bisa saja menyangkal apa yang saya katakan barusan, tapi Anda tidak bisa menyangkal bahwa Anda bisa memindahkan ruangan kepala sekolah yang tepat berada disamping ruangan ini untuk memperluas ruangan Anda. Saya tidak bisa mengerti Kenapa seorang kepala sekolah mau memindahkan ruangannya yang cukup luas ke tempat yang lebih sempit hanya untuk sekedar memperluas ruangan guru BK 'biasa' ?" Tambah Riana dengan sikap ala-ala seorang penyidik.

"Kenapa kamu ini bersikap seperti penyidik yang sedang menginterogasi saya, kamu bisa kan bersikap lebih sopan kepada saya. Kalau kamu sudah selesai beristirahat sekarang kamu lanjutkan menata buku dan vas bunga saya, cepat" suruh Adam cepat karena takut jika ini dilanjutkan maka identitasnya akan terbongkar.

"Ish bapak gak asik banget sih, pokoknya saya yakin bapak pasti mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari kepsek di sekolah ini." Ujar Riana.

"Ah apa mungkin..?" Ujar Riana dengan nada terkejut dengan telapak tangan menutupi bibirnya.

"Bapak pemilik sekolah ini??hmm Mungkin aja opini saya ini benar karena memang sekolah ini swasta bukannya negeri" ujar Riana yang yakin dengan pendapatnya itu.

"Apa yang saya katakan tadi, kalau kamu sudah tidak capek lagi kamu bisa lanjutkan pekerjaan kamu" usir Adam

"Kayaknya saya harus sebisa mungkin menjauh dari Anda deh, saya tidak mau berurusan dengan Anda lagi" putus Riana tiba-tiba.

Riana tidak ingin berurusan dengan seseorang yang dianggap bahaya baginya itu.

"Saya ragu apa kamu bisa mencoba menjauh dari saya" ucap Adam Dengan nada sombongnya

"Kenapa saya tidak bisa?" Tanya Riana dengan perasaan kesal bercampur bingung.

"Karena seorang siswi Trouble maker seperti kamu tidak akan pernah bisa jauh-jauh dari guru BK yaitu saya" ucap Adam ditambah dengan senyum smirk nya.

Next chapter