17 Surat dari Tiara

STELLA!

Pukul 22 lewat 10 menit. Aku sudah berada satu bed atau tepatnya di queen size Tiara.

Sekarang kami berdua rebahan tanpa berbincang apapun. Aku sedikit lelah sedangkan Tiara mungkin, dia belum terbiasa dengan seseorang di satu bed yang sama. Makanya tadi dia hanya mengucapkan selamat malam lalu terbenam dalam selimut.

Aku tersenyum melihat tingkah Tiara yang menggemaskan!

Drrrtttt!

Drrrtttt!

Suara getaran dari ponselku menundaku memejamkan mata.

Ku raih ponselku dari nakas sebelah tempat tidur.

Ku temukan pesan dari Galih menari-nari dilayar ponselku.

Galih Wihendra Pangarep : Gue tunggu lo di depan, now!

Aku mendengus membaca isi pesan dari Galih.

'Huh, apa-apaan sih Galih, dia mau apa? gerutuku seraya membangunkan tubuhku--bersender disisi ranjang.

'Ah-bodoamat, aku teramat lelah dan harus segera tidur, tidak ada tenaga lagi untuk meladeninya.

Ku letakkan ponselku kembali diatas nakas, lalu kembali merebahkan tubuh lelahku disebelah Tiara. Times to Sleep!

Dan saat itu tidak ada balasan untuk pesan Galih!

"SleppWell Stella!" bisikku sebelum benar-benar memejamkan mata.

***

10 menit saja Stella sudah terlelap, sementara Galih sedaritadi gelisah dan terus saja mondar-mandir depan pintu kamar Tiara berharap kalau Stella akan keluar.

"Galih"

Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan Galih. Itu suara ibunda Galih. Ny. Wihendra.

"Ibu?" ujar Galih terhentak mendapati ibunya berdiri disisi kanannya.

"Lagi apa disini, nak?" tanya Beliau sementara Galih, hanya menggeleng salah tingkah.

"Biarkan mereka beristrahat. Nanti besok kau bicarakan keluhanmu dengan Stella. Kasihan dia kelihatan sangat lelah"

"Sudah ibu mau kembali ke kamar. Kau istarahat juga Nak!"

Galih mengangguk kuat lalu memeluk mesrah Ibunya sembari berbisik "Baiklah, Nyonya Wihendra, perintah diterimah!"

Mendengar ucapan Galih, Beliau tersenyum, sadar kalo Putranya sedang menggodanya. Lalu Beliau berjalan meninggalkan Galih di depan pintu kamar Tiara.

'Sepertinya ibu lebih mengerti dan tahu banyak hal tentang Stella ketimbang gue pacarnya bagaimana bisa gue membuat stella jatuhcinta kalo gue masih sangat dingin dan posesif tidak jelas!'

Begitulah pikiran buruk menghantui Galih malam itu hingga akhirnya ia mengalah dan memilih meninggalkan pintu kamar Tiara dan kembali ke kamarnya untuk tidur dan menunggu hari esok.

***

Pukul 08 lewat 10, semua sudah berada di meja makan untuk breakfast. Dan meja keluarga Wihendra kali ini lebih terisi dari sebelum-sebelumnya. Ditambah dua bidadari cantik. Tiara putri bungsu Wihendra dan Stella yang inshallah akan menjadi bagian dari Wihendra.

"Selamat pagi semuanya, apakah tidur kalian nyenyak?" tanya Tuan Wihendra membuka suara pertama ketika sudah ikut bergabung dimeja makan.

Semuanya mengangguk mengiyakan, terutama Stella yang baru pertama kali breakfast bareng keluarga Galih--ia yang paling bersemangat menjawab--ia bahkan menyunggingkan senyuman manis.

Dan ini menjadi kali pertama setelah tiga bulan lalu, akhirnya Stella bisa merasakan breakfast bersama keluarga yang utuh. Meski bukan keluarga kandungnya.

Namun, bagi Stella itu sudah lebih dari cukup, apalagi keluarga Galih, sangat-sangat menerima dirinya. Jadi tak ada alasan untuk Stella tidak berbahagia.

"Tentu, Yah!" Bisik Ny. Wihendra pada sang Suami. Dengan selingan tawa mencoba menggodai Tuan Wihendra.

Tiara mendelik "Idih Genit" Godanya terkekeh.

"Bagaimana denganmu calon nyonyaku?" goda Galih dengan menatap pada sosok wanita cantik yang tidak disangka akan secepat ini bergabung untuk breakfast di meja makan big familynya.

Stella tersenyum kecut "Yah, nyenyak" akuhnya melirik Galih dengan ujung matanya.

Risih rasanya, Stella di goda begitu oleh Galih didepan Kedua orangtua serta adiknya.

"Kau terlihat sangat cantik, sayang" puji Ny. Wihendra pada Stella yang memang terlihat sangat natural dan selalu tampil cantik tanpa riasan apapun diwajahnya.

"Ah, terimakasih, tan" jawab Stella malu-malu.

"Iya, bahagianya meja ini di isi dengan tiga wanita cantik" goda Tuan Wihendra lagi.

Tuan Wihendra memang selalu jago untuk merayu.

Galih mengernyitkan dahi menatap sang Ayah "Ayah, gombali saja ibu jangan dengan Stella, dia bagianku" sanggahnya.

Tiara memutar bola matanya malas "And then me?" selanya dengan bibir mengerucut-seolah meminta keadilan.

"Tiara , you more beauty than whoever i know"

Tiba-tiba Stella mengeluarkan statement yang benar-benar mengejutkan semua yang berada di meja makan terutama Tiara sendiri.

Padahal sedaritadi Stella hanya diam.

"Ouhhh. Thankyu" ucap Tiara sembari bangkit meninggalkan kursinya dan mendekati Stella yang sedang duduk dikursinya. Tiara dengan sigap memeluk dan menciumi kedua belah pipi Stella dan berkata "Im so happy."

Semua orang yang ada dimeja makan itu tertawa riang. Tentu karena melihat tingkah Tiara pagi ini yang sangat menggemaskan.

***

Breakfast usai. Tuan Wihendra serta istrinya berangkat untuk melanjutkan bisnis mereka. Sedang Tiara harus kembali ke Singapore. Liburan singkatnya telah usai. Sementara Stella sudah harus balik ke rumah, takut kalo Tuan Killey mencarinya. Sebab Hari ini, ialah hari Jadwal Beliau menjenguk Stella.

Dan karena Galih ada meeting terpaksa Stella harus diantar sopir untuk pulang. Seperti biasanya!

Tadi sebelum Tiara berangkat ke bandara, ia sempat memberi pelukan hangat pada Stella.

Tiara juga menitipkan sebuah amplop surat bergambar smile pada Stella.

Dan Stella baru sempat membaca surat itu, ketika Ia sudah berada dirumah.

*Dear kak Stella!*

Kak Stella sungguh cantik. Tiara bisa lihat kalo bang Galih sangat menyukai kak Stella. Bang Galih gak pernah mengajak gadis satu pun kerumah. Apalagi sampe diajak nginap! Sungguh kak Stella. Ibu dan Ayah pun menunjukkan sikap yang sangat menyenangkan. Tiara harap Kak Stella bisa menjadi istri bang Galih. Sungguh Tiara berharap itu., Ohiya ada satu hal yang paling Tiara tahu. Dahulu abang gak mau bekerja di Perusahaan Ayah. Dipaksa bagaimana pun, tetep gak mau. Tapi, entah kenapa tiba-tiba saja bang Galih yang menawarkan diri untuk membantu Ayah. Ibu bahagia. Ayah apalagi. Kalau Tiara sih No comment kak, soalnya Tiara blom paham banyak. Yang Tiara tahu pasti, kalo Ayah dan ibu Bahagia berarti Tiara juga harus ikut bahagia. Bang Galih juga pasti memilih hal itu karena sadar akan hal itu berdampak baik bagi keluarga. Dan Kak Stella Mau tau, kenapa bang Galih berubah pikiran? yah itu karena bang Galih bertemu Tuan Killey di ausy, Tuan Killey yang ternyata adalah Ayah Kak Stella. Jadi saat mengetahui hal itu bang Galih benar-benar berubah pikiran, dibenak Bang Galih langsung terlintas wajah Kak Stella... Bang Galih ingin membantu kak Stella. Bang Galih gak rela Ayah kak Stella Kena tipu. Tiara bilang ini bukan untuk kak Stella merasa berhutang budi. Tapi, supaya kak Stella tau, kalo bang Galih tulus mencintai Kak Stella.

Bang Galih profesional kak, jadi apa yang ia lakukan sesuai inginnya. Pokoknya we Love you kak Stella. Kak Stella percaya itu, kan?'

Stella menutup rapat surat itu. lalu menaruhnya dilaci nakas dengan perasaan campur aduk.

Pertama, ada perasaan senang karena Tiara memujinya cantik dan diperlakukan baik oleh kedua orangtua mereka.

Kedua, rasa heran, karena masih SMA namun Tiara sudah berbicara soal pernikahan.

Dan terakhir, perasaan was-was, karena pesan terakhir Tiara membuat Stella bingung. Stella benar-benar tidak tahu menahu soal usaha Tuan Kill yang hampir bangkrut.

Karena sepengatahuan Stella. Usaha Papahnya terbilang sangat besar. Jadi tidak pernah terpikirkan Olehnya akan bangkrut. Tidak, maksudnya tidak akan semudah itu bangkrut!

Kalau pun benar, Stella harus mencari tahu langsung pada Papah atau pada Galih. Sebab, surat Tiara tidak menjelaskan soal kenapa usaha Tuan Kill akan bangrut.

Tiara hanya berbicara soal usaha Tuan Kill yang gagal bangkrut karena bantuan Galih!

Sungguh surat dari Tiara membuat kepala Stella nyeri tak tertahan, sakit kepala yang teramat.

Stella pun menanti kehadiran Sang Papah. ingin segera mengetahui apa yang tengah terjadi menimpah perusahaan?

avataravatar
Next chapter