10 Gadis bergaun hitam

Berdiri di atas tanah beratapkan langit--lengkap dengan hiasan kerlap kerlip bintang seperti saat ini memang favorite situation bagi siapa pun!

Seperti di Taman rumah kediaman Mrs Tania sekarang---Pesta UlangTahun Rimba dibuat dengan sangat megah.

Bak Pesta Pangeran!

Maka tidak terkecuali Stella, Ia pun ikut menikmati gemerlap pesta Rimba, meski dari kejauhan---dipojok Taman, hanya matanya yang sedari tadi menatap takjub oleh Suguhan kembang api yang dinyalakan terus-menerus hingga bertaburan menyelimuti awan gelap diatas sana.

Stella yang berdiri seorang diri dengan tubuh yang hanya berbalut t-shirt tanpa lengan dan celana jeans pendek---mengekspos bebas kaki jenjang mulus miliknya----Ia juga membiarkan tangannya menggantung begitu saja tanpa bersedikap di depan dada----tidak terlihat dingin sama sekali meski berada ditempat seterbuka dan dengan pakean seminim itu, ditambah lagi dengan cuaca yang sebegitu dinginnya.

Well, Seperti yang sering dikatakan Rimba, Stella Gadis Metropolitan---jadi perkara dingin jelas bukan masalah buatnya.

Apalagi kebiasaan Stella Yang menyetel pendingin ruangan dikamarnya sampe suhu terendah. Bukankah itu menandakan Ia benar-benar tahan dingin??

Atau karena dia berasal dari kutub utara?

Yah Anggap saja begitu!

Dan dari kejauhan, Rimba bisa melihat Sosok Stela dengan jelas. Kepala Stella yang menengadah keatas---Mulut Stella yang terus mengatakan Wow---bahkan tanpa sadar Stella menyunggingkan senyuman manis---yang dengan sengaja dilihat oleh seseorang dari kejauhan--yang juga sedari tadi terus memantaunya.

Yah siapa lagi kalo bukan Saudara tiri Stella, Si Rimba!

Catt: keduanya saling pantau?!

****

RIMBA!

Aku tersenyum miring ketika menyaksikan pemandangan Memukau diPojokan taman ''Ternyata bisa tersenyum juga bocah itu'' Gumamku lirih.

Aku benar-benar heran dengan Kelakuan gadis yang baru saja jadi adikku!

adik ketemu gede I mean!

tidak lupa Ia juga semenyebalkan Gadis-gadis Cantik lainnya.

gadis-gadis yang sering ku tolak dengan kasar!

"Keluar ke party dengan penampilan seperti itu. Jeans pendek sepaha--tanktopp tanpa riasan sedikit pun. Dasar anak metropolitan--Hedonisme!" cibirku sembari geleng-geleng kepala.

"Siapa si hedon itu?" Tanya seseorang tiba-tiba setelah mendengar Kalimat sinis keluar dari mulutku.

Aku terkejut, dan dengan sigap berbalik!

ada Andrew dan gandhy berdiri bersisian dibelakangku. aku menatap keduanya "Eh" ucapku kikuk mengetahui diriku ketahuan sedang mengomentari seseorang.

"bukan siapa-siapa!" Sangkalku.

lalu keduanya saling tatap dan tersenyum kecut!

"alahh kita mendengarnya begitu jelas, kau masih mau menyangkalnya?" cecal Andrew.

Aku mendesis "Siapa yang kau maksud?" tanyaku pura-pura amnesia.

"ayolah gak usah menyangkal jelas kau sedang memerhatikan seseorang dari sini." balas Andrew terkikik.

Aku menggeleng, menolak pernyataan Andrew dan Gandhy!

Namun Keduanya terus saja bergantian menanyaiku.

aku tahu mereka gak akan berhenti sampai keingin tahuan mereka terjawab!

Aku mendengus kesal "Sudahlah ayo kesana" ajakku. Namun Gandhy dan andrew tak ingin beranjak.

Andrew mulai menyenter seluruh sisi taman, pikirnya mungkin ada sesuatu yang kusembunyikan.

"Gadis mana yang kau maksud, broh, dimana dia?" tanya Andrew memaksa.

"Gadis apa?? aku gak ngerti apa yang kalian maksud" ucapku sok polos.

gak mungkin aku jujur, bisa-bisa mata keduanya lompat keluar kalo melihat betapa menggodanya gadis yang ku maksud.

"Ayolah, baiknya bagi-bagi gadis Hedon itu, sama sahabatmu ini broh, gak kasian kau , kita ini JONES!" ujar Andrew dengan wajah tengilnya.

Nah!

benar, kan???? memang sudah begitu sahabatku, selalu saja ngiler kalo sudah bahas soal gadis, apalagi gadis Semontok Stella. benar-benar bisa menegang kaku seketika adik kecil mereka.

Aku melototi Andrew!

"Memang Si Andrew ini kalo perkara Gadis, Ia pasti gak akan mudah menyerah. yah seperti sekarang ini. ngototnya minta ditonjok!" sindir Gandhy terkikik, dan aku memberikan jempol tanda setuju padanya.

"Tapi, boleh juga lahh kalo emang ada, Rim. kebenaran lagi party ini, kan, bisa dong diajak keluar "

deg!

baru saja aku memberinya jempol, Si kampret satu malah berbelok, Gandhy dan Andrew memang sepaket.

sama-sama Playboy cap kecebong!

Terpaksa deh aku harus mengalah juga daripada makin jadi perkara.

Aku menyugar kasar rambut depanku "Noh lihat sendiri." ucapku frustasi dengan dagu berkedik memberi arahan.

terutama buat si Andrew brengsek!

Dan seperti dugaan ku, secepat kilat Keduanya mengikuti arahanku--dilihatnya sosok gadis belia, dengan balutan jeans---tanktop serta slop tanpa riasan berdiri dekat taman.

Andrew melotot, kagum (lebih ke nafsu sih) "Wah Gila. Aduhai broh. Siapa tu cewek? Semok bener!" tanyanya dengan hidung kembang kempis.

Dan seperti biasa, Andrew berkata sesuai apa yang ia lihat. Memang dasar kalo otak sedari lahir ngeres yah bakal kek gitu selamanya!

"Wih keknya bukan tamu undangan, Dandanannya santai gitu." timpal Gandhy.

"Anjir selop broh, Gila nggak tuh." oceh Andrew lagi sembari melirik Gandhy. sedang Gandhy tak bergeming, sepertinya Ia mulai mengontrol diri.

ENGGAN!

Gandhy memang punya kebiasaan yang cukup unik, meski playboy, Namun Ia akan sungkan jika gadisnya terlalu menarik. Ia bakal kebanyakan takutnya daripada beraninya.

apalagi Dia dan Andrew kan, kalo pacaran maunya yang ena-ena aja, gak suka terikat. Jadi yah begitu saat melihat Stella. Ia langsung Enggan berkomentar lebih.

pasti dibenaknya, gadis semacam Stella akan sulit untuk diajak macam-macam, walopun Stella sexy, Namun bisa dilihat dengan jelas dia Gadis Smart dan elegan! seperti Ibuku.

sejak awal aku melihat Stella, aku memang sudah langsung terpikir kalo mereka mirip!

sama-sama punya dedikasi tinggih soal penampilan dan gestur tubuh yang tak ingin dipandang rendah!

makanya walopun sexy mereka tetap ELEGAN!

"Kenalin kite kenapa broh---Anak rumah sini, kan?" Pinta Andrew.

"Cantik." puji Gandhy berkata jujur tak mau kalah.

melihat Andrew yang ileran dan Mendengar Pujian Gandhy, Aku mendengus "Anak Jakarta gitulah, gak usah berlebihan!" Cemoohku.

Andrew mengernyitkan dahi "Ngapain dirumah lu broh?" tanyanya tanpa berpaling dari sosok Stella.

aku mendegus "Nginap lah! Ngapain lagi?"

"Kok gak gabung?"

Andrew bertanya lagi, dengan tatapan yang masih enggan berpindah, aku pun ikut memerhatikan Stella, dan seketika mataku memicing menyaksikan sesuatu yang menggoda yang sedari tadi Andrew tonton. dan aku pun bergidik ngerih, "Lihat noh pakeannya. Gak bakal gabung dia, kamu aja yang dari sini udah ngences---apakabar dengan yang lain, kalo dia gabung ke pestaku?" ucapku.

Andrew manggut-manggut dengan pandangan berpindah fokus dari dada ke paha mulus Stella.

"iya, cewek jakarta memang beda.. Apa aje cocok!" ungkapnya.

heh?

aku ngomong apa? si Andrew ngomong apa?

gak nyambung banget.

Dasar Mesum!

"Lebih pantes Eropa dia." Aku mempertegas kalimat terakhirku lalu melenggang meninggalkan Andrew dan Gandhy.

****

Rimba meninggalkan kedua sahabatnya, kembali berbaur dengan tamu-tamu lain.

lalu Ia diberitahu oleh salah seorang teman gang motornya. kalo ada gadis yang tadi mencarinya.

gadis manis, bergaun hitam!

Rimba mengangguk, Ia tahu siapa yang dimaksud, lalu dengan cepat Ia berjalan---mengitari taman hendak menemukan gadis itu.

sesampainya ditengah keramaian, Ia akhirnya menemukan seseorang itu, yang sejak tadi menunggunya disisi meja yang diatasnya dipenuhi kotak dan bingkisan kado, langsung saja gadis itu mengembangkan senyum, ketika mendapati Rimba melangkah mendekat padanya.

seseorang itu ialah gadis bergaun hitam. seseorang yang sedari tadi juga mencuri perhatian Stella.

Rimba berdiri disisi kanannya "kok sendiri, Re?" tanyanya dengan senyum diwajah.

Regina membalas senyuman Rimba lebih lebar.

"Tungguin kamu!" jawabnya menatap penuh cinta pada Rimba.

Gadis bergaun Hitam itu namanya Regina, Regina salah satu teman dekat Rimba. yah salah satu. sebab Rimba memang punya begitu banyak teman wanita di sekelilingnya.

Dan Regina cuman salah satunya, yang kebetulan mendapat undangan ulangtahun dan hadir, Namun entah kenapa, dimata Stella sepertinya Regina begitu Spesial.

berbeda dengan Rimba, yang menganggap Regina sama seperti teman wanitanya yang lain.

Meski di manik mata Regina terpancar jelas cinta. Namun Rimbah selalu mengabaikannya!

"darimana, kok ninggalin pesta?" tanya Regina pada Rimba.

Rimba mengernyitkan dahi "kok kamu gak gabung aja sama yang lain kenapa nungguin aku?" Ucapnya tak menjawab pertanyaan Regina, Malah balik bertanya.

Regina menelan ludah, gugup. terlihat begitu salah tingkah.

lama keduanya saling tatap, tanpa ada kedipan mata. Regina tentu karena begitu menyukai Rimba, lalu bagaimana dengan Rimba?

kenapa Ia ikut menatap Regina? apakah rasa itu mulai hadir karena Regina yang terlihat begitu memukau?

EntahLahh!

saat keduanya semakin larut dalam keheningan, dimana Kedua pasang bola mata saling beradu tatap dengan tajam, tiba-tiba beberapa orang hadir ditengah-tengah keduanya.

salah satunya berdehem kuat!

membuat keduanya mengakhiri adegan tatap-tatappan mereka.

Regina tertunduk malu!

Rimba memalingkan wajah, tersenyum diam- diam.

keduanya begitu terlihat kikuk!

*****

sedang Andrew dan Gandhy, setelah ditinggalkan begitu saja oleh Rimba, keduanya malah taruhan memperebutkan Stella.

Keduanya melenggang mantap menghampiri Stella yang sedang duduk santuy diujung taman!

****

avataravatar
Next chapter