9 Dompet berjalan bagian 1

Jun dan Bella sedang bersantai di atas tempat tidur, Jun masih perlu mengecek beberapa laporan pekerjaan dan info-info yang masuk dari dunia bisnis di Tab-nya. Jun merangkul Bella Tanpa mengalihkan fokus dari tabnya. Jun merasakan suasana tenang dan relaks saat ini saat dia masih harus berkerja bersama istrinya dalam pelukan tangannya. tiba-tiba, telepon genggam Bella berdering dari meja disebelah tempat tidur mereka. Bella membalikkan badannya dan mengambil telepon yang tetap berdering.

"Ya, Linda. Jangan terlalu kawatir aku baik-baik saja di sini. Aku sudah mengenal Jun cukup lama,Dia adalah teman dari kampung halamanku." Bella memutar bola matanya, dia merasa agak aneh ketika mengatakan itu. Linda sahabatnya selalu mengkawatirkannya, terkadang dia terpaksa harus sedikit berbohong tentang keadaannya agar Linda tidak terlalu khawatir.

"Mau kemana kita pergi malam ini? Aku akan mentraktirmu kali ini, dengan syarat jangan pergi ke tempat yang mahal ya." Bella berkata dengan sedikit memohon kepada temannya, karena dia harus memastikan gajinya akan cukup sampai minggu depan. Sedari tadi Jun mendengarkan percakapan Bella dengan sebelah telinganya yang tak terfokus pada pekerjaan, dia sangat mengagumi wanita ini. Bahkan di hari ini, di Hari ulang tahunnya. Bella masih sangat berhati-hati dalam menggunakan uangnya, dia tetap menggunakannya dengan cermat sesuai anggaran. Bella bangkit dari tempat tidur, berjalan keluar dari ruang tidur menuju ke kamar mandi. Jun telah menyiapkan baju baru untuknya. Beberapa waktu lalu ketika mereka mendekorasi kamar, Jun meminta karyawan untuk membelikan Bella lemari pakaian yang lebih besar, agar lebih memadai untuk pakaian mereka berdua. Jadi sekarang di dalam lemari ada pakaian Jun dan Bella. Jun meminta karyawan untuk mengisi lemari dengan pakaian merek Italia yang mahal. Jun masuk ke kamar mandi, bermaksud untuk mandi dan membersihkan diri, namun rencana itu gagal ketika Bella mencoba menggodanya dengan liuk lekuk tubuhnya yang seksi, telanjang dan terpahat dengan sempurna. Tubuh Jun jatuh menyerah terperangkap godaan Bella, Dia mengaum seperti singa kelaparan, siap untuk menerjang dan memakan mangsanya. Jun menarik dan menjerat Bella dari belakang , mengendus, menjilat dan mencium seluruh bagian leher Bella, masih terlihat bekas tanda keliarannya yang lalu dan tanpa ragu Jun menambahkan jejak tanda cintanya di leher Bella untuk menandai wilayah kekuasaannya.

Jun memilihkan gaun berwarna biru laut terang untuk Bella pakai malam ini, di padu padankannya dengan sepatu tumit tinggi 5 senti yang sangat serasi dengan gaunnya. Ada alat rias baru yang telah tersedia di meja rias, dengan berbagai merek mahal. Jun selalu ingin membahagiakan wanitanya dan melihatnya tampak cantik dan sempurna menambah rasa cintanya kepada wanita itu. Ada banyak lebam jejak tanda cinta dari Jun di leher Bella, melihat itu dia berusaha menutupinya dengan memberikan alas bedak, setidaknya sedikit dapat menyamarkan tanda cinta sekaligus kebuasan dari Jun. Jun mengenakan kemeja putih dengan celana beige dan sepatu berwarna biru. Bella memandangnya dengan seksama dan kagum, Jun tampak sangat gagah dan tampan, Pesonanya seperti model di papan reklame besar yang terpasang disetiap sudut kota. Jun memberikan Bella sepasang anting-anting berlian berbentuk tetesan air, lalu kemudian membantu memasangkan ditelinga Bella . Anting-anting itu melengkapi penampilan Bella, dia tampak lebih cantik dan bercahaya.

"Mengapa kamu tidak membuka hadiahmu?" Jun membawakan kotak hadiah yang dia kirim untuk Bella, namun tampaknya Bella belum menyentuhnya.

" Telepon genggam ini memiliki teknologi terbaru dan dipasangkan terkoneksi dengan telepon genggamku. Kartu kredit ini merupakan tanggung jawabku kepadamu sebagai seorang suami untuk memberi Anda uang saku dan memastikan semua kebutuhanmu terpenuhi." Jun mencoba untuk memberikan kedua benda itu langsung ke genggaman Bella. Tetapi melihat reaksi Bella, Jun ingin sekali melumat bibir merahnya.

Jun berpikir setiap wanita akan sangat senang dan melompat kegirangan ketika diberikan kartu titanium hitam olehnya. Namun tampaknya hal itu tidak berpengaruh pada Bella. Jun menatapnya dengan sangat melihat reaksi dari Bella yang tidak seperti perempuan lainnya membuat Jun benar-benar kebinggungan.

"Tahukah kamu, bila seseorang ingin memberikan kado kepada wanitanya, seharusnya diberikan secara langsung," Ucap Bella merajuk pada Jun. Bella lalu mengambil ponselnya kemudia mentransfer semua data dalam ponsel lamanya ke ponsel barunya. Telepon genggam Jun berwarna titanium hitam dan ponsel Bella berwarna titanium perak. Kedua ponsel tersebut saling berhubungan dan merupakan pasangan. Jun sengaja membeli kedua ponsel tersebut yang menandakan bahwa mereka adalah seopasang suami istri.

"Mengapa kamu berganti pakaian?" Bella menatap Jun sedikit heran, dengan rasa ingin tahu.

"Tidakkah aku juga diundang ke pesta ulang tahun teman lamaku yang sudah lama hilang?" Ucap Jun sedikit menggoda dan tersenyum tipis. "Ayolah, semua pengeluaranmu malam ini adalah tanggung jawabku, itu adalah tugas dari suamimu yang tercinta ini untuk mengurusnya" . Dia lalu membungkuk pada Bella dengan wajah sedikit mengejek.

Bella tersenyum menyahut , " Oke! Sepakat kalau begitu, Kamu akan jadi dompetku malam ini" Bella berdiri dan memegang lengan Jun. Bella lalu memasukkan kartu titanium hadiah dari Jun ke dompetnya, dan membawa ponsel barunya.

Mereka bertemu di restoran Italia yang cukup terkenal , Riviera nama restoran tersebut, yang terletak di danau Jeneva. Restoran Riviera mempunyai beragam hidangan laut yang terkenal lezat dan luar biasa. Meski begitu restoran ini tertata dengan cantik dan sangat sederhana, tidak seperti restaurant terkenal lainnya.

Tampak Linda dan Jimmy sudah sampai sebelum Bella dan Jun tiba, dan mereka sedang menunggu Bella di luar restoran. Mereka sampai di pinggir jalan yang berada di luar restoran, Jun turun dari mobil lalu dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Bella. Mereka berjalan bersama ke restoran. Jun mencoba meraih tangan Bella untuk menggandengnya, Namun Bella segera menepisnya, Kemudian berlari ke arah Linda dan Jimmy dan langsung memeluk mereka.

Jun membuat panggilan telepon, "Beritahukan kepada pemilik restoran untuk membuatkan kami pesta hidangan laut special untuk malam ini, dan saya mau hidangannya khusus dimasak dan disajikan oleh kepala koki. Kami saat ini berada di restoran Riviera dekat pintu masuk danau," Dia menginstruksikan, kepada orang diseberang telepon. Ketika Jun mendekat, Linda memberikan isyarat kepada Bella untuk memperkenalkan mereka. Bella mengangguk lalu mulai memperkenalkan mereka.

" Jun, ini sahabat terdekat dan teman sekamarku Linda, dan Jimmy adalah teman sekolahku." Jun tersenyum ramah sembari menjabat tangan mereka,

"senang bertemu kalian semua, Maafkan aku atas kebingungan kemarin. Sudah lama sekali aku berusaha menemukan Bella" Jun berusaha bersikap sopan.

avataravatar
Next chapter