webnovel

TIPL - Pacarnya

Saat kembali ke tempat itu, Peyvitta cukup terdiam saat melihat ada sesuatu yang cukup tidak dia sukai.

Apa yang Peyvitta lihat?

Peyvitta melihat Bima tengah bersama dengan beberapa perempuan. Peyvitta memperhatikan mereka sejenak, mereka terlihat begitu menggoda Bima.

Melihat adegan ini Peyvitta tersenyum kecil dan Peyvitta tidak memilih untuk langsung menghampiri Bima. Peyvitta lebih asyik memperhatikan Bima yang tengah bersama dengan beberapa perempuan di sana.

Peyvitta berharap kalau salah satu dari mereka mampu memikat Bima atau kalau mau semuanya juga tidak akan menjadi masalah untuk dirinya. Namun, keinginannya tidak berjalan dengan mulus.

"Jangan terlalu dekat dengan dia," ujar Peyvitta sambil melangkahkan kaki mendekat ke arah di mana Bima dan juga perempuan tersebut berada.

Mereka melirik ke arah dari mana mereka mendengar suara itu, beberapa dari mereka mengernyit dengan sebuah tanda tanya yang besar. Sepertinya mereka tidak melihat kalau sebelumnya Bima bersama dengan Peyvitta.

"Siapa kamu, ngapain kamu melarang kita dekat dengan Pak Bima?" Mereka merasa penasaran dengan status Peyvitta sampai dia berani untuk melarang mereka mendekati Bima.

Senyuman miring milik Peyvitta terlihat dengan cukup jelas. Sambil terus melangkahkan kaki sampai tepat di depan mereka, Peyvitta melirik ke arah Bima dengan lirikan yang terlihat penuh dengan perasaan.

"Siapa pun saya, itu tidak penting. Hal yang terpenting adalah kalian jangan terlalu dekat dengan dia dan kalian jaga sikap kalian saat tengah bersama dengan dia," beber Peyvitta.

Cara Peyvitta berbicara, cukup mencerminkan kalau Peyvitta begitu tidak suka dengan apa yang sudah mereka lakukan bersama dengan Bima.

Di sini Bima tidak berucap, dia hanya memperhatikan Peyvitta yang sekarang terlihat sedang marah. Bima penasaran dengan kelanjutan yang akan terjadi.

"Itu urusan kami, bukan urusan kamu!" tegas orang tersebut.

Dari cara mereka berbicara, cukup mencerminkan kalau mereka para perempuan yang tidak akan mundur begitu saja saat mereka tengah bersama dengan laki-laki yang cukup membuat hati mereka begitu tertarik.

Tatapan mata mereka saat menatap Peyvitta begitu mencerminkan ketidaksukaan yang mereka miliki, terlebih tatapannya begitu berbanding terbalik saat mereka menatap Bima.

"Jelas itu urusan saya, karena apa yang kalian lakukan tidak sepantasnya untuk kalian lakukan, apalagi di depan saya!" tegas Peyvitta.

Tidak mau kalah, Peyvitta juga ikut menaikkan nada bicaranya. Rasanya tidak adil kalau hanya dirinya yang dibentak di sini, sementara dirinya berucap lembut.

Semula memang Peyvitta tidak berniat untuk menggunakan nada yang tinggi, tapi saat mereka sudah memulai berbicara dengan menggunakan nada yang tinggi, maka Peyvitta juga tidak ingin terus-terusan mempertahankan nada bicaranya yang masih sopan.

Sepertinya kalau diperhatikan semua perempuan itu begitu memperhatikan Peyvitta dengan tatapan yang cukup merendahkan, mereka benar-benar tidak suka dengan apa yang sudah Peyvitta lakukan.

Sejak tadi mereka asyik bersama dengan Bima, sebelum Peyvitta datang dan membuat suasananya menjadi berantakan. Cukup bagus untuk dijadikan sebagai bahan incaran, karena memang siapa sih yang tidak akan tertarik dengan aura seorang Bima Bagaskara?

"Apa urusannya dengan kamu?" tanya salah satu dari mereka.

Sedari tadi mereka berucap bergantian.

"Sangat berurusan," jawab Peyvitta dengan menggunakan nada yang penuh dengan keseriusan, bahkan cara Peyvitta menatap mereka juga terlihat seolah dirinya tidak suka dengan mereka semua.

Mendengar jawaban yang sudah Peyvitta ucapkan, membuat pemikiran mereka bekerja. Mereka menjadi begitu memikirkan alasan yang Peyvitta miliki sampai Peyvitta mampu menjawab kalau apa yang mereka lakukan itu sangat berurusan dengan dirinya.

"Kenapa sangat berurusan? Kamu siapa-nya Pak Bima?" Nada bicara mereka mulai ragu.

"Apa urusannya dengan kamu?" lanjut tanya teman mereka.

Peyvitta melirik ke arah Bima dan kemudian mengulurkan tangannya ke arah mereka. "Perkenalkan, saya pacarnya beliau."

Di sini Peyvitta tidak berniat untuk bersalaman, hanya saja Peyvitta berniat untuk mempercantik gaya dia berkenalan, sehingga tidak masalah kalau tidak ada yang menjabat tangannya.

Satu-persatu dari mereka Peyvitta tatap dengan tatapan yang menunjukkan kalau memang Peyvitta jauh lebih mempunyai hak atas Bima, dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki status apa pun.

"Apa kamu bilang? Pacar? Saya tidak percaya!" beber orang yang berdiri tepat di tengah-tengah mereka. Dirinya benar-benar tidak percaya dengan hal ini.

"Saya tidak perlu kepercayaan dari kalian semua," ujar Peyvitta dengan nada yang begitu enteng dan disertai dengan sebuah senyuman yang penuh dengan kepuasan.

Memang kepercayaan dari mereka tidak akan memberikan sebuah keuntungan kepada Peyvitta, mau mereka percaya atau tidak dengan apa yang sudah Peyvitta ucapkan, itu hak mereka dan Peyvitta tidak mau mencampuri urusan tersebut.

Melihat mereka yang malah terdiam bengong, Peyvitta melangkahkan kakinya membuat jarak antara dirinya dan juga Bima begitu dekat. Peyvitta menatap Bima dengan tatapan yang begitu intens, hal ini mendapatkan balasan dari Bima.

Mereka begitu terdiam melihat bagaimana Bima memberikan respons yang begitu intens saat Peyvitta mengusap lembut leher Bima dengan tatapannya yang begitu dalam. Mereka benar-benar menganga melihat moment ini.

"Sayang, ikut aku."

Peyvitta menarik perlahan tangan Bima yang membuat Bima melangkahkan kakinya mengikuti ke mana Peyvitta melangkah.

Di sini Bima terlihat begitu menurut pada Peyvitta dan hal ini cukup membuat mereka syok sebab karena hal ini mereka menjadi yakin kalau Bima dan juga Peyvitta memang mempunyai hubungan yang cukup istimewa.

Sedari tadi mereka begitu kelelahan agar bisa menggoda Bima dan membuat Bima tertarik pada mereka, tapi apa yang baru saja Peyvitta lakukan ternyata bisa dengan mudah membuat Bima hanyut ke dalam suasana yang Peyvitta ciptakan.

Siapa yang tidak panas melihat moment seperti ini?

Melihat perempuan yang datang terakhir dan langsung bisa bermesraan dengaan laki-laki yang sedari tadi menjadi incaran mereka?

Terlebih saat tahu kalau ternyata laki-laki tersebut juga tertarik dengan belaian hangat yang baru saja Peyvitta berikan?

Mereka semua sekarang tengah merasakan yang namanya sebuah kekesalan yang mendalam, suasana sejuk yang semula mereka rasakan berubah menjadi panas, bahkan hawa dingin yang timbul dari kolam renang yang tak jauh dari mereka seolah berubah memanas.

Saat sedang melangkah, Peyvitta melirik memperhatikan mereka dan ada sebuah kepuasan yang muncul dalam diri Peyvitta saat melihat mereka yang terlihat begitu tidak suka dengan semua ini.

Kenapa Peyvitta tidak terima saat ada yang mendekati Bima sampai Peyvitta mengaku kalau dia adalah pacarnya Bima?

Apakah sebenarnya Peyvitta mempunyai rasa pada Bima?

Van_Pebriyancreators' thoughts
Next chapter