webnovel

Bab 3 Lunas!

Tok.. tok..

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan ku saat Mandang pantulan diriku di dalam cermin.

"Permisi nona, saya datang untuk memeriksa kondisi anda. Ujar suster Ana dengan wajah tegasnya dengan membawa alat ukur tensi.

Aku mengangguk kepala ku dengan setuju, lalu menuju ranjang dan merebahkan tubuh ku.

"Nona tensi anda stabil, anda harus menjaga kondisi anda dengan baik agar anda bisa dapat keluar dari rumah sakit ini.

Dengan tersenyum kepada ku, namun tidak meninggalakan sedikit pun raut wajah tegasnya.

"Suster Ana... Terimakasih atas perhatian anda kepada ku selama aku dirawat disini.

"Namun aku sangat hawatir...

Aku terdiam sesaat untuk mengatur jalan pikiran ku sendiri.

Suster Ana masih berdiri di ranjang ku membereskan peralatan tensinya sambil menatap ku seolah menanti kata kata yang akan keluar dari mulut ku.

"Bila... bila aku keluar dari rumah sakit ini, ba.. bagaimana aku harus membayar tagihannya.

Aku memandang ragu kearah suster Ana.

"Aku lupa ingatan, kerabat pun tak ada yang mencari ku, identitas pribadiku pun tidak ada pada ku.

Mata ku memanas seketika, mendapatkan kenyataan yang tengah aku hadapi.

"Anda tidak perlu hawatir dengan masalah administrasi itu nona, semua sudah di atasi dengan baik.

Sesekali memeriksa perban di kepala ku yang belum di lepaskan.

"Maksud anda apa suster?

Memicingkan mataku ku memandang suster di depan ku mencoba mencerna kata kata yang baru saja di ucapkannya.

"Ya... tagihan rumah sakit anda sudah di lunaskan semuanya.

Sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku baju perawatnya yang berwarna biru muda.

""LUNAS???

Ba... ba.. bagaiman bisa lunas? aku merasa tidak pernah membayar, apa lagi tidak ada kerabat yang datang untuk mengklaim ku. Siapa yang melakukan itu semua suster Ana?

Terlihat suster Ana sedikit enggan untuk berkomentar, namun tatapan ku yang penuh keingin tahuan mengalahkan ke enggan suster Ana.

"dr Lee dengan baik hati membantu anda dan melunaskan semua tagihan Anda. bila anda ingin berterimakasih lebih baik kepada dr Lee saja.

"Baiklah, jadwal pemeriksaan ku padat nona untuk mengecek kondisi para pasien. Aku harus pergi .

Suster Ana meninggalkan ku masih dengan kondisi kaget dan tak percaya, terpampang dengan nyata di wajah pucat ku yang semakin membuat wajah ku tambah pucat lagi.

Dr. Lee membantu ku membayar semua tagihan rumah sakit? totalnya pasti tidak lah sedikit.

Mengapa dr. Lee membantu ku? kami tidak saling kenal bahkan kata akrab pun sangat jauh, setelah aku siuman dari koma aku baru bertemu dengannya dua kali. bagaimana bisa... apa dokter itu tidak waras?.

Aku harus mencari dr. Lee dan menanyakan masalah ini kepadanya secara langsung.

Aku bangkit dari ranjang ku dan pergi kearah station jaga para perawat dan menanyakan keberadaan dr. Lee.

_________

Tok ... tok... tok....

"Masuk.

Suara tegas dr. Lee terdengar dari balik pintu ruangan pribadi kerjanya.

Aku memasuki ruangan kerjanya, tergambar jelas isi ruangan kerja penuh dengan buku buku kedokteran, gambar gambar anatomi tubuh dan segala sesuatu yang berhubungan dengan profesinya

"Nona ... ada apa anda tiba tiba datang ke ruangan ku.

Memandang nona muda di depannya, walau dia sudah tau apa yang akan dibahas oleh nona di depannya ini.

" dr. Lee ... mengapa anda melunasi biaya administrasi ku? itu bukan jumlah yang tidak sedikit tentunya.

aku memandangnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Aku hanya ingin membantu anda saja nona, tidak lebih dan tidak kurang.

Sambil menatapnya dan tersenyum

"Membantu ku? bagaimana bisa anda membantu ku dengan percuma, kita tidak kerabat dan tentu saja kita tidak akrab sama sekali.

"Hmmmmm... aku membantu atas dasar rasa kemanusiaan saja, di tambah tidak adanya kerabat yang datang mencari mu.

Sambil mengkaitkan kedua tangannya di atas meja kerjanya.

"Astaga... dr. Lee apa kau sadar? Apa kau tidak sedang bermimpi? bagaimana anda bisa membantu ku, apa anda begitu dermawan atau anda sangat kaya raya sehingga anda membantu pasien yang anda sendiri tidak tau namanya.

"Ya anggap saja seperti itu bila itu yang anda pikirkan saat ini. aku hanya ingin membantu saja orang yang sedang dalam kesulitan.

Dan semua sudah terjadi, aku sudah membereskan administrasi mu, dan aku sudah melihat perkembangan kesehatan mu.

Berberapa hari kedepan anda bisa keluar dari rumah sakit ini, tinggal memeriksa keadaan kepala anda dan melepas perbannya.

Aku tercengang tak percaya mendengar penjelasan dokter yang ada di depan ku.

"Di dunia ini tidak ada yang geratis dokter Lee, suatu hari nanti aku akan membayar kebaikan mu.

Janji ku dengan lantang kepada dokter lee, suatu hari nanti aku akan membalas Budi baiknya.

"Tidak perlu nona, aku melakukannya dengan tulus, namun aku berharap suatu saat nanti kita bisa saling membantu bila dalam keadaan darurat yang di landasi atas dasar kemanusiaan saja.

" Baik dr. Lee aku akan selalu mengingat kebaikan mu sampai kapan pun, dan aku ucapkan terima kasih atas kemurahan hati anda dokter.

Dokter Lee hanya menganggukkan kepalanya setuju dan tersenyum lembut.

Next chapter