webnovel

Bab 10 Optimis!

LOWONGAN KERJA!

Dicari wanita bekerja sebagai waiters

Usia Minimal 21 tahun, Maximal 26 Tahun

Berpenampilan menarik

Perjam kerja 200 Yuan

Let's Join us!

at. Street Jindong number XX Kota D

.... Club & Bar

Menarik pikir Jade, gajinya lumayan 200 Yuan perjam, bila aku bekerja 5 jam akan menghasilkan 1000 yuan! Ditambah hanya mengutamakan penampilan saja tanpa ada keahlian khusus.

"Namun usia? Sial!!...

Mengapa dr. Lee memberi ku umur 18 tahun, seharusnya 21 Tahun usia yang di anggap dewasa di negara ini.

Jade merogoh travel bag disamping nya, dia mengeluarkan ponsel berwarna hitam dengan logo gigitan buah apel keluaran terbaru pemberian dr. Lee.

Dia mencari lokasi alamat lowongan tersebut dan mendapatkan rute lokasinya.

" Tidak terlalu jauh dari tempat ku sekarang.

Kembali merebahkan tubuhnya di bangku taman.

"Biar aku istirahat sebentar, ini sungguh melelahkan untuk ku. Memejamkan mata dan menikmati hembusan angin yang meniup niup tubuhnya yang penuh peluh.

Udara yang panas kota D tiba tiba sedikit segar karena hembusan angin dan suara gemerisik ranting dan daun yang lebat di samping bangku taman kota, semakin membuat suasana menjadi damai.

________

Antrian cukup padat di depan Vago Club & Bar

Rata rata para wanita muda yang memiliki tampilan yang berbeda beda, dimana mereka semua memiliki daya tarik yang hampir sama. Muda, Sexy dan mengiurkan.

Tentu saja sesuai dengan point di lowongan kerja itu, wanita yang muda dan menarik! dan bayaran 200 Yuan perjam sangat mengiurkan.

"Sial... lihat antrian wanita wanita ini, dandanan mereka sangat luar biasa. Melirik dirinya yang hanya mengunakan dress santai dan Converse, walau sadar harga barang yang aku gunakan ini sangat mahal tapi rasanya begitu biasa di bandingkan mereka.... Di tambah aku tidak berdandan sama sekali.

Jade merasa kalah saing sebelum bertempur!

Tapi tidak tau kah dia, dari sekian antrian Jade lah yang paling menonjol.

Begitu muda... polos.... memiliki daya saing tersendiri dan begitu segar dipandang mata.

"Semangat!!!! Aku harus optimis!! takdir ku ada di depan sana, melihat pintu kayu besar yang berbingkai emas. Aku merapikan ikatan rambut ku, wajah ku sudah lebih segar karena membasuhnya tadi di taman, ku basahi bibir ku dengan usapan lidah ku agar terlihat tidak kering.

Satu demi satu para wanita itu memasuki pintu kayu besar berbingkai emas, dan satu demi satu pun yang keluar dari pintu yang lainnya di sisi selatan. Wajah mereka mengekspresikan bermacam macam bentuk, ada yang kesal, sedih dan hanya berberapa orang yang terlihat senang.

Lima menit.... sepuluh menit.... tiga puluh menit, satu jam.... tak terasa begitu panjang antriannya.

"Hey Kau!!! Masuk... sekarang giliran mu!

Seorang laki laki bertubuh tegap besar dan plontos, mengunakan kaca mata hitam dan pakaian ala ala bodyguard serba hitam.

"Ah... Baik!! Aku cukup kaget mendengar teriakan laki laki besar itu, membuat ku sedikit kikuk dan salah tingkah. Karena antrian yang begitu panjang membuat ku melamun sendiri dan sekali kali meregangkan kaki ku yang terasa pegal karena harus mengantri sambil berdiri.

Saat aku melangkahkan kaki ku memasuki pintu besar itu, hawa dingin menyergap wajah dan tubuh ku secara bersamaan. perbedaan temperatur di luar dan di dalam bangunan ini sangat bertolak belakang. Namun membuat ku lebih nyaman setelah mengantri panjang di luar sana.

Ada seorang wanita yang menunggu ku di ujung lorong masuk, lorong itu cukup lebar dan sedikit remang remang namun tidak meninggalakan kesan glamor ruangan itu.

Wanita di depan ku bertubuh tinggi dan ramping, mengunakan mini dress berwarna merah terang bertali spaghetti. terlihat anggunan di tambah wajahnya yang sang oriental, rambut di sanggul ke atas mengunakan stick berukir dan warna emas.

"Hay.. aku Mei mei, aku sekertaris pribadi pemilik tempat ini. Memperkenalkan diri.

Wanita itu cukup ramah, dan menjabat tangan mungil Jade.

"Jade Vine, panggil saja Jade.

Ucap ku membalasnya dan menjabat tangannya yang Terulur pada ku.

Wanita itu mengarahkan Jade kesebuah ruangan di lantai dua, ruangan itu full cermin. Sesekali jade melirik ke arah cermin melihat tampila nya apakah baik baik saja. Jade tak tau bahwa cermin itu transparan di sisi sebaliknya sehingga orang yang berada di dalam bisa melihat gerak gerik setiap orang yang melintas di sana.

Wanita berdress merah itu membukakan Jade pintu dan mempersilahkannya masuk lalu meninggalkan nya sendiri.

"Duduklah nona...

Suara wanita lainya yang berada dalam ruangan itu, suarannya begitu berat dan serak namun sangat Sexy di dengar.

"Terimakasih Nyonya..

Ucap ku sambil sedikit membungkukkan tubuhku dan berjalan menuju kursi di depan meja kerja nyonya itu.

Mata ku menjelajah, ruangan itu cukup besar namun di desain mini malis yang keseluruhan ruangan itu bernuansa gold dan merah. Yang paling menonjol dari ruangan itu adalah, di balik meja kerja ada sebuah lemari kaca besar berwarna gold yang yang di pahat sangat indah, di dalamnya ada deretan minuman berbagai macam bentuk dan merk. Di susun dengan sangat artistik ....

Semakin melengkapinya adalah pemiliknya, wanita di depan ku sangat luar biasa menarik.

Dia tengah bersandar di samping meja kerjanya dengan memegang cangkir bermotif bunga berwarna gold. Menikmati coffee hitam, tentu saja aromanya samar samar tercium oleh hidung Jade.

Dia Wanita yang cantik, wajahnya terlihat ada darah blesteran. Dengan tubuh ramping berisi mengunakan long dress berwarna hitam tanpa tali, kulitnya putih, rambutnya berpotongan ala Cleopatra.

"Luar biasa jerit ku dalam hati!

Mengagumi setiap inci wanita di depan ku ini dengan duduk terdiam di kursi tempat dia mempersilahkan ku.

" Siapa nama mu nona? usia mu? apa kau pernah bekerja sebelumnya? Mana resume lamaran mu?

Wanita itu bertanya kepada Jade sambil bergerak menuju singga sananya yang tepat berada di depan Jade. Wanita itu duduk dengan anggunnya sambil meletakkan cangkirnya tanpa melepas pandanganya dari Jade.

"Sial!!! pekik Jade dalam hati, sudah ku duga akan seperti ini, tiba tiba aku sedikit panik dan tenggorokan ku terasa kering. Namun aku berusaha tidak menunjukkannya pada wanita di depan ku.

Next chapter