20 Mabuk dengan Aroma Han Yexi

Choi Jiho tidak melalui protes atau sanggahan lainnya. Dia mengikuti Han Yexi masuk ke mobilnya dan segera menyalahkan mesin. Namun saat mesinnya menyalah, bel indikator juga ikut berbunyi .

Seolah Choi Jiho melewatkan sesuatu. Kemudian dia melirik Yexi di sebelahnya. Wanita itu pasti alasannya. "Pakai sabuk pengamannya!" Jiho memperingatkan Yexi.

"Ah, maaf." Yexi menarik tali pengamannya dan meraba-raba jok tempat duduknya. Aneh, dimana dia harus menjepit sabuk pengamannya?

Tak sabar menunggu, Choi Jiho mengambil inisiatif. Dia melepas sabuk pengaman miliknya lalu maju mendekat kearah Yexi . Meraih tangan wanita itu, menuntunnya untuk menjepit sabuk pengaman ke tempatnya.

Sentuhan Choi Jiho hampir seperti setrum di kulit Yexi. Tapi tangannya tidak bisa bergerak di bawah genggaman Choi Jiho. Pria itu tentu tidak merasakan apa pun dengan sentuhan, tapi Yexi punya firasat aneh tentang ini.

Hidung Choi Jiho bereaksi lebih sensitive dari pada kulitnya.

Aroma harum dari tubuh Yexi membuat Choi Jiho berhenti sejenak dan melirik ke arah wanita itu.

Sia! Mengapa Han Yexi begitu wangi?

Bau wangi itu memenuhi seluruh hidung Choi Jiho. Rasanya dia akan mabuk hanya dengan mencium aroma Yexi saja.

Choi Jiho menajamkan matanya. Menahan dorongan hasrat yang tiba-tiba menggelora. Terakhir kali aroma Yexi hanya terasa begitu segar, kali ini Choi Ji Ho bisa membaui rasa manis dari tubuh wanita itu.

"Ehm," Han Yexi menarik tubuhnya kebelakang, lebih menempel ke kursi. Takut jika dia mengenai Choi Jiho.

"Bukankah sudah kubilang kalau kau bau?" Choi Jiho kembali ke posisinya yang nyaman dan mulai menggerutu. Kali ini topiknya aneh seperti terakhir kali.

"Apa yang kau maksud dengan bau?" merasa tidak nyaman, Yexi membaui dirinya sendiri. Takut jika sungguh ada yang salah dengan bau badannya.

Hemm.. tidak ada yang salah dengan mereka. Setelah seharian, dia masih harum. Ya, mungkin ada sedikit aroma lain. Tapi apa sungguh penciuman Choi Jiho sebaik itu ? Tidak mungkin.

"Apa kau menggunakan parfum atau sesuatu semacamnya?"

Han Yexi gugup tanpa alasan. Sebetulnya dia tidak terbiasa memakai parfum. Benda itu terlalu mewah untuknya. Tapi menjadi wangi adalah sesuatu yang kadang diperlukan.

Han Yexi jarang menggunakan parfum. Dia hanya memakainya jika hendak menghadiri pertemuan penting atau acara-acara besar. Seharusnya ini adalah kehormatan bagi Choi Jiho karena Yexi merasa perlu memakainya untuk pria itu.

Diam-diam Han Yexi merogoh tasnya dan menyemprokan parfum ke pergelangan tangannya. Lalu dengan canggung menggaruk pundaknya, berusaha membagikan aroma wangi disekitar tubuhnya.

SIAL! Choi Jiho melirik Yexi dengan garang. Mengapa aromanya semakin kuat? Apa Han Yexi sedang berusaha meracuni dia?

Choi Jiho menarik tas Yexi dan segera membongkar nya tanpa permisi. Tidak banyak barang yang dibawa wanita itu. Jadi Choi Jiho segera menemukan sebotol kecil cairan mencurigakan itu. Ini pasti asal semua bau itu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Kau tahu, benda ini bau!" Choi Jiho mengacungkan botol parfum itu ke depan wajah Han Yexi.

Baiklah itu memang bukan parfum mahal. Harganya mungkin hanya setengah dari sebotol parfum Channel. Tapi Han Yexi begitu jatuh cinta pada wanginya saat pertama kali membaui nya dari kertas sample ditawarkan sales. Dia langsung pergi membeli parfum itu ditempat pertama.

"Jangan pernah gunakan parfum ini lagi di sekitarku!" Kemudian Choi Jiho meleparkan botol parfum itu ke jok belakang.

"TIDAK! Choi Jiho!" Han Yexi berbalik ke kursi belakang. Kemana parfum itu jatuh?

Choi Jiho segera menjalankan mobilnya, tidak memberikan kesempatan bagi Yexi mencari parfum berharganya.

Aish.. Yexi merasa begitu rugi. Han Yexi bahkan baru membeli parfum itu minggu lalu dan hanya mengunakannya dua atau tiga kali. Dia menyesal sudah menumpang di mobil Choi Jiho malam ini.

Permintaan, sialan!

Rencana, sialan!

Choi Jiho, sialan!

21 Desember 2020

avataravatar
Next chapter