webnovel

Bab 01

Sepuluh tahun yang lalu..

Indonesia

Di rumah pak Faisal,

Di kamar Hakim..

"Titah cantik sekali dan baik hati andai saya bisa dekat dengan dia seperti Irfandi yang bisa dekat dengan Titah, andaikan dia menjadi milik saya", kata Hakim di dalam hati dengan senyum-senyum sendiri dan yang sedang memikirkan Titah.

Di meja makan..

"Hakim kemana bu ?", tanya pak Faisal.

"Hakim di kamar yah", jawab bu Nurmala.

"Lagi belajar yah, besok abang Hakim terakhir ulangan", jawab Jihan juga.

"Oh begitu", kata pak Faisal.

"Berarti kamu masih libur dong Jihan ?", tanya bu Nurmala.

"Iya bunda, Jihan masih libur, dan minggu depannya ganti Jihan yang ulangan kenaikan kelas", jawab Jihan.

"Ulangan kenaikan kelas juga, loh kan Hakim sudah kelas dua belas ?", tanya pak Faisal.

"Ulangan kelulusan ayah bukan kenaikan kelas, yang kenaikan kelas itu Jihan", jawab Jihan lagi.

"Oh..", seru pak Faisal.

"Iya ayah", kata Jihan.

"Ya sudah sekarang kamu panggil abang mu keatas, ke kamarnya gih sana, bilang sudah di tunggu makan malam gitu ya", sambung bu Nurmala.

"Laksanakan bunda", kata Jihan lagi.

Di kamar Hakim lagi..

"Assalamu'alaikum abang, loh kok diam saja sih dan tidak menjawab salam dari saya, coba sekali lagi ah, assalamu'alaikum abang Hakim kok senyum-senyum sendiri sih, abang Hakim", kata Jihan yang melihat Hakim sedang senyum-senyum sendiri dan memikirkan Titah, dan juga mencoba menyadarkan Hakim dari lamunannya.

"Iya Titah ku sayang", kata Hakim yang tersadar dari lamunannya.

"Cie.., abang Hakim suka sama kak Titah ya", kata Jihan yang meledek Hakim.

"Ih kamu ya, ngapain ke kamar saya tidak memberikan salam main masuk-masuk saja tidak sopan tahu", keluh Hakim yang ketahuan sedang melamun memikirkan Titah dan senyum-senyum sendiri di kamarnya dengan pipi yang merah karena malu ketahuan oleh adiknya.

"Yeh orang sudah memberikan salam tahu, abang Hakim melamun saja sih", kata Jihan lagi.

"Emmmmmm ya deh, ada apa kamu kesini tumben, pasti ada maunya nih ya kan ?", tanya Hakim.

"Ih enak saja tidak kok, ih abang Hakim berburuk sangka nih tidak baik tahu bang berburuk sangka terus sama adiknya", jawab Jihan.

"Ya sudah, ya sudah, terus ngapain kamu ngapain disini, di kamar abang, lagian juga memang kamu seperti itu kan, kalau datang ke kamar abang Hakim pasti ada maunya ya kan ?", tanya Hakim lagi.

"Itu beda lagi abang Hakim, dan Jihan di suruh ke kamar abang Hakim, karena ayah dan bunda menunggu abang Hakim untuk makan malam bersama", jawab Jihan lagi.

"Oh begitu, ya sudah bilang bunda dan ayah, kalau abang Hakim nyusul nanti ya", kata Hakim.

"Siap abang ku", sambung Jihan.

Di rumah opa Jarwo,

Di meja makan..

"Sudah opa biar Titah saja yang membereskan meja makannya, opa istirahat saja di kamar ya", kata Titah.

"Iya nak, kamu sudah belajar nak ?", tanya opa Jarwo.

"Sudah opa", jawab Titah.

"Ya sudah kamu habis ini tidur ya biar besok tidak telat sekolahnya", kata opa Jarwo.

"Iya opa, habis ini Titah tidur kok", sambung Titah.

"Ya sudah opa ke kamar ya", kata opa Jarwo lagi.

"Iya opa", sambung Titah lagi.

Di rumah Irfandi,

Di kamar Irfandi..

"Fandi", Arfan memanggil Irfandi.

"Kenapa fan ?", tanya Irfandi.

"Besok kan hari terakhir kita ujian nasional, dan beberapa hari lagi pengumuman kelulusan sekolah kita kan, kamu sudah ada persiapan belum Fandi ?", tanya Arfan juga.

"Persiapan, persiapan apa fan ?", tanya Irfandi lagi.

"Persiapan untuk membawa hubungan kamu dan Titah lebih jauh lagi Fandi, begitu saja harus di jelaskan ya seperti anak kecil ya kamu ini Fandi", jawab Arfan.

"Oh maksudmu menikah begitu ?", tanya Irfandi lagi.

"Iya Fandi", jawab Arfan lagi.

"Tenang kalau itu mah sudah saya persiapkan semuanya", kata Irfandi.

"Ya sudah, kalau begitu saya tidur duluan ya besok kan berangkat pagi", sambung Arfan.

"Ya fan", kata Irfandi lagi.

Keesokan harinya..

SMA Negeri Garuda

Di depan sekolah..

"Akhirnya sampai juga di hari terakhir ujian tah, tinggal menunggu pengumuman kelulusan sekolah ya tah", kata Arfan.

"Iya fan, jadi tidak sabar mau tahu hasilnya dan lulus atau tidaknya", sambung Titah.

"Iya, ya, kalau Irfandi beda lagi tah", kata Arfan lagi.

"Maksudnya fan ?", tanya Titah dengan penasaran.

"Ada deh, pokoknya kamu juga tahu ada apa di kelulusan kita nanti, saya duluan ya", jawab Arfan yang membuat Titah semakin penasaran.

"Itu dia,Titah nya aku, Titah nya Hakim", kata Hakim di dalam hati yang melihat Titah sendiri di depan sekolah.

"Titah", Irfandi memanggil Titah.

"Iya, eh Fandi", jawab Titah.

"Kamu sedang apa disini, sendiri lagi, oh ya saya tahu ?", tanya Irfandi.

"Tahu apa ?", tanya Titah.

"Tahu kalau kamu sedang menunggu saya kan, iya kan, cie..", jawab Irfandi.

"Ih apaan sih, orang bukan itu wek..", kata Titah.

"Eh terus apa dong ?", tanya Irfandi lagi.

"Ada deh, hehe", jawab Titah lagi.

"Yeh awas ya kamu, kalau ketangkap harus jawab dengan jujur", kata Irfandi yang mengejar Titah.

"Coba saja wek, hehe", kata Titah yang lari dan di kejar oleh Irfandi.

"Ih awas ya kamu", kata Irfandi lagi yang masih mengejar Titah.

"Hehe", Titah hanya tertawa.

"Kenapa sih setiap saya ingin mendekati Titah, Irfandi selalu datang menganggu", kata Hakim di dalam hati yang merasa cemburu ketika melihat Titah bersama Irfandi.

Bel sekolah pun berbunyi yang menandakan ujian nasional akan segera di mulai.

Di kelas Hakim dan Irfandi..

"Kenapa harus terpisah sih kelasnya saya jadi tidak bisa melihat Titah deh", kata Hakim di dalam hati yang sedang memikirkan Titah.

"Andai calon istri ada disini, satu kelas pasti semangat deh ngerjain ulangan ini", kata Irfandi di dalam hati yang sedang memikirkan Titah juga.

Di kelas Titah dan Arfan..

"Semangat Titah, semangat, bismillahirrahmanirrahim", kata Titah di dalam hati yang akan mengerjakan soal ulangan di hari ujian nasional terakhirnya.

"Titah semangat sekali mengerjakan soal ujian nasional terakhir ini", kata Arfan di dalam hati yang melihat Titah semangat mengerjakan soal ujian nasional di hari terakhir.

Satu jam kemudian bel sekolah berbunyi kembali menandakan soal ujian nasional sudah selesai dan di kumpulkan, semua murid-murid juga di perbolehkan pulang setelah mendengarkan pengumuman dari kepala sekolah di lapangan.

Di lapangan sekolah..

"Jadi besok libur sekolah dan lusa baru masuk sekolah kembali untuk pengumuman kelulusan sekolah", kata Titah.

"Tah..", Irfandi memanggil Titah.

"Tuh kan selalu Irfandi lagi yang bersama dengan Titah ketika saya ingin mendekatinya", kata Hakim di dalam Hati.

"Iya Fandi, kenapa ?", tanya Titah.

"Besok jalan yuk, kan besok libur hehe", jawab Irfandi.

"Jalan kemana ?", tanya Titah lagi.

"Terserah kamu mau jalan kemana, kamu yang tentukan ya, oh ya besok saya jemput ya", jawab Irfandi lagi.

"Oh oke", seru Titah.

Hakim tiba di rumah dan Hakim merasa kesal sampai membanting gelas yang dibawa asisten rumah tangganya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Di rumah pak Faisal,

Di ruang tengah..

"Assalamu'alaikum", Hakim memberikan salam pada bu Nurmala dan Jihan.

"Wa'alaikumussalam", bu Nurmala dan Jihan menjawab salam dari Hakim.