1 Epilog

Di dalam suatu lorong raksasa, saluran air pusat kota.

"Rika! Rika! Bangun! Bukalah matamu! Rika!" Teriakan seorang lelaki dengan tubuh penuh dengan warna darah, yang sedang membopong tubuh wanita yang sedang sekarat.

Kemudian perlahan mata sang wanita pun terbuka, lalu tangannya meraih dan mencengkeram pundak sang lelaki.

"Maaf ya, seharusnya aku menuruti perkataan mu waktu itu" ujar sang wanita dengan nada lemah

"Tidak!, itu tidak masalah, bertahanlah sebentar lagi kita.. kita akan.., kita akan menghabiskan waktu bersama sama, kita akan hidup bersama, kita akan mempunyai anak bersama, kita akan-.." ujar lelaki yang sedang berlari dengan nafas terengah - engah serta air mata berderai mengalir ke pipinya.

"Sayang!" Potong sang wanita dengan teriakan lantang.

"...!!..." Lelaki yang semulanya berbicara tanpa henti itu terkejut, kemudian terdiam dengan meneruskan setiap langkahnya dengan terburu.

"Ma-af.. mungkin aku tak akan bisa ikut untuk mewujudkan impian kita semua" ujar sang wanita dengan nada bicara ter patah - patah.

"Tidak! Selama.. selama aku bisa membawamu ke sana! Kau akan baik - baik saja!"

"Hei Sayang"

"Ya?"

"Akhirnya aku bisa menyebut sebutan itu tanpa harus menahan lagi, selama ini, waktu yang kita habiskan bersama, untuk semua yang telah kau berikan, semua yang telah kau lakukan, Terimakasih, aku sangat bahagia bisa mengenal mu sejak kecil, *tertawa kecil* mungkin untuk kali berikutnya kau harus lebih jantan lagi, oh ya dan yang terakhir maaf ya kau harus... *samar*

[Didalam sebuah ruangan yang berantakan, Kamar tidur Rei]

*hosh hosh* "sial mimpi itu lagi!"

Rei terbangun dengan kondisi berantakan.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan diriku, setiap hari aku bermimpi kejadian yang sama, setelah itu aku terbangun dan menangis tanpa kusadari, entah kenapa hatiku sangat hancur"

ucap Rei yang duduk terdiam di atas tempat tidurnya.

"Entah bagaimana wanita itu bernama Rika yang sangat mirip dengan Rika teman sekelas ku"

"Setiap saat aku menjadi gelisah, pikiran ku tak pernah damai sejak mengalami mimpi buruk itu"

"Firasat ku sangat sangat buruk, aku yakin Firasat ku ini tak membohongi diriku, pasti ada sesuatu yang telah terjadi kepada Rika, aku harus menanyakan keadaannya!"

Seperti biasa, setelah bangun tidur Rei berangkat ke sekolah dengan modal hanya cuci muka dan menggosok giginya.

Setelah mengenakan seragam sekolah Rei meninggalkan rumah mewahnya dan berlari menuju sekolah dengan baju yang berantakan.

avataravatar
Next chapter