webnovel

#Awal#

Happy Reading guys...

Aisyah Jiran Zaenal adalah gadis perkebangsaan indonesia yang kini sedang menjalani masa liburannya di negara yang dari masa dia SMP ingin ia kunjungi. Namun sialnya, belum genap ia sehari dinegara ini. Jiran mengalami kecelakaan yang menjungkir balikan kehidupannya.

"aw... kepalaku sakit" kata Jiran terbangun dari tidurnya sembari memegang kepalanya yang masih berdenyut.

"Junjeong mama anda sudah sadar.. " ucap seorang wanita yang sedikit membungkuk kepadanya. Jiran menatap wanita itu aneh.. dalam benaknya sekarang dia bertanya siapa wanita itu.

siapa sih?? junjeong mama siapa??  aku?? tanyanya pada dirinya sendiri.

Jiran melihat sekeliling ruangan ini. tampak kuno, namun sedikit mewah.. seperti jaman kerajaan kuno dari negara yang ia sukai..

Joseon.. otaknya mulai bekerja. astaga ini seperti drama saeguk yang biasa gue nonton, astagfirullah ya Jimin astagfirullah.. gue ada di dinasti Joseon sekarang..unbelieve it.. katanya dalam hati.

mata Jiran melotot tak percaya. apa mungkin dia terjebak dijaman dimana dia belum lahir atau ditakdirkan untuk hidup didunia.

"permisi.. '' ucap Jiran pada wanita yang masih setia mendampinginya. untung dia dulu sempat belajar bahasa korea.. so, secara tidak sadar gadis itu sudah sangat fasih dalam berbahasa korea.

"ye, mama.. " balas wanita itu.

"ini dimana, dan tahun berapa?? " tanya Jiran, wanita itu menatapnya bingung kepada Jiran.

"jeosonghabnida junjeong mama, sekarang anda berada di paviliun anda dan sekarang anda berada didinasti Joseon mama.. " jawab wanita itu sedikit bingung dengan tingkah ratunya. bukannkah ratunya seharusnya tau sekarang itu jaman dinasti apa, secara dialah ratunya. Namun, dayang In membuang pikirannya.. mungkin ratunya sedang lupa ingatan.

"lalu kau siapa?? "

"hamba dayang In mama.. " Jiran mengangguk mengerti..

"dayang in.." panggil Jiran sekali lagi..

"ye mama "

"bisa ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?? " tanya Jiran lagi. Dayang in berlutut dan meminta ampun seperti dalam saeguk yang pernah ia tonton.

"ampun junjeong mama, hamba pantas mati" kata dayang itu.

"apa maksudmu?? "

"hamba tidak sengaja lalai dalam mengawasi anda. sehingga anda tak sengaja terjatuh di kolam istana yang mengakibatkan anda tak sadarkan diri beberapa hari ini.. " jelas wanita itu.

"jatuh dikolam doang bisa membuat orang tak sadarkan diri?? " alis Jiran terangkat tak percaya dengan penjelasan dayang In.

"Saya kurang tau mama, tapi sebelum itu terjadi.. utusan dari selir yoon sook-ui datang menemui anda mama"

otak Jiran kembali bekerja..

"apa yang dilakukan utusan selir yoon saat menemuiku??" tanya Jiran kembali.

"entahlah mama, anda berkata kepada hamba untuk tidak mengganggu kesendirian anda dari kejauhan.. jadi hamba tidak tau apa yang dilakukan utusan selir yoon sook-ui pada anda." ucapan dari dayang In terlihat ia berkata jujur. Jiran mengangguk mengerti.

"bagaimana kau bisa menemukanku yang tenggelam di kolam?? .. "

"hamba menyadari ada yang aneh saat hamba ingin memanggil anda untuk menyantap makan siang anda mama. anda tidak kunjung menyahut panggilan hamba, sehingga hamba memutuskan untuk menemui anda mama. namun saat hamba memasuki taman, hamba sudah menemukan anda dalam keadaan mengapung tak sadarkan diri di dalam air mama. hamba takut anda kenapa-kenapa jadi hamba meminta seseorang untuk menolong anda untuk mengangkat anda... lalu-" ucap dayang In terhenti saat Jiran memotong perkataannya..

"siapa yang menolongku??" tanya Jiran penasaran. "maaf jika aku banyak bertanya padamu dayang In.."

"tak apa junjeong mama, hamba siap menceritakan apa saja yang junjeong mama ingin tau.. untuk yang menolong junjeong mama itu pangeran Lee hwak, teman masa kecil anda mama" katanya tersenyum.

"Oh.. benarkah?? " dayang In mengangguk mengiyakan.

"apa raja tau tentang aku yang tenggelam??" dayang In mengangguk sekali lagi.

"apa dia datang menjengukku??" tanya Jiran terus menerus. dayang In terlihat ragu untuk menjawab..

"tak apa, katakan saja yang sejujurnya.. " senyum Jiran yang berada dalam tubuh ratu Yoon itu.

"ampun junjeong mama, tak sekali pun raja datang menemui anda setelah insiden itu." kata dayang In yang menjadi dayang sanggungnya..

"apa dia lebih mementingkan pekerjaannya dan selirnya itu?? " tanya Jiran, dayang In mengangguk kembali.

Jiran tersenyum getir, air matanya jatuh. ini bukan perasaannya melainkan perasaan dari pemilik tubuh asli ini. astaga begitu tidak pentingkah dia untuk rajanya?? sampai-sampai sakit pun dia enggan untuk menengoknya. Dayang In menceritakan semua tentang kehidupannya dulu.. bagaimana penderitaan yang dialami ratu Yoon padanya.

Jiran menghapus air matanya. iya mengatakan pada dirinya sendiri untuk membalas rasa sakit yang diderita pemilik tubuh ini. tak ada lagi rasa tak adil yang akan diterima oleh pemilik tubuh ini. Jiran akan membalas satu per satu orang yang membuat Yoon ara menderita. tak terkecuali rajanya.

"dayang In.. " lirik Jiran pada pelayannya itu.

"siapkan air mandiku dan baju kebesaranku.. aku ingin mandi dan menemui Yang Mulia Raja setelah ini.. " katanya. Dayang In mengangguk, kemudian undur diri mengikuti perintah ratunya.

-

-

Jiran berjalan dengan anggunnya menuju ruang kerja raja. di perjalanan, dayang-dayang menatapnya sinis tampa rasa hormat sama sekali meskipun masih ada yang merasa kasihan dan menghormati dia.

"ratu tak berguna itu masih hidup rupanya.. kenapa tidak mati saja.. " kata salah satu dayang yang terlihat berbisik, namun masih bisa di dengar telinga dengan jelasnya.

"iya ya, kenapa dia tidak mati saja saat tenggelam. hidup pun dia tak akan pernah bisa dilirik oleh raja.. " sahut yang satunya membuat Jiran alias Ratu Yoon menghentikan langkahnya.

Jiran berbalik menatap segerombolan dayang rendahan tersebut. Jiran melangkah mendekati mereka yang diikuti rombongannya. dengan tatapan sinis namun terlihat tenang.. Jiran mencari dua dayang yang dengan beraninya menghinanya di depan matanya.

"siapa di antara kalian yang berani menghinaku?? " tanya Jiran dengan nada yang menusuk.

tak ada yang menjawab, mereka menundukkan wajahnya. Jiran tersenyum miring, kemudian...

"pengawal.. " panggilnya.. dua pengawal pun datang.

"ye junjeong mama" hormatnya..

"hukum cambuk mereka 20 kali.. " katanya dingin.

para dayang tersebut gemetaran menatap satu sama lain. dia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.. ratu yang selama ini ia tau tak pernah melawan siapa pun..  kini menjadi wanita mengerikan.

"tapi kenapa mama?? " tanya salah satu pengawal tersebut.

"mereka berani menghinaku di depan mataku.. hukum mereka tampa terkecuali.. " ucapnya menekankan kata terkecuali.

"baik mama.. " kata pengawal tersebut tertunduk..

gerombolan dayang itu pun di bawa untuk di hukum. namun sebelum pergi mereka sempat memohon ampun kepada ratunya. tapi Jiran tak ingin memberikan mereka hati, karena sekali berbuat pasti akan terulang lagi. Jiran kembali melanjutkan perjalanannya menuju tempat kerja Raja.

sesampainya di sana, kasim Ha mengumumkan kedatangannya. Namun sayangnya di tolak oleh raja mentah-mentah.

"junjeong mama" hormat Kasim Ha padanya.

"umumkan kedatanganku.. " katanya menghadap kearah pintu masuk ruang kerja raja.

"junjeong mama datang mengunjung.. " ucap kasim Ha lantang..

"katakan padanya aku sedang sibuk tak ingin di ganggu. " balas raja dengan suara baritonnya.

kasim Ha merasa kasihan kepada ratu...

"maaf junjeong mama, raja tak ingin di ganggu.. " kasim Ha tetap membungkuk pada Jiran.

Jiran ingin mengambil langkah pergi, namun saat ia mendengar suara tawa seorang wanita di dalam ruangan tersebut. tampa aba-aba dia membuka pintu ruangan itu dengan tanganya sendiri. tebak apa yang dia lihat.. Jiran melihat raja dengan selirnya sedang bermesraan tampa mengenal tempat.

Ratu Yoon alias Jiran menatap mereka dengan tatapan dingin tampa ekspresi . sedangkan yang ditatap kini sedang menahan amarah karena kegiatan mereka sedang di ganggu.

"apa-apaan ini?? " kata raja menatap Jiran.

"jeonha.. " jiran sedikit membungkuk memberi salam. selir Yoon yang notabennya adalah adiknya sendiri ikut memberinya hormat, meskipun tidak ikhlas.

"apa yang kau lakukan disini?? bukankah sudah kukatakan aku sedang sibuk.. " ulangnya.

"sibuk dengan selir anda begitu??.." Jiran melirik adiknya.

"Junjeong.. "

"kenapa?? saya tidak akan lama jeonha.. saya hanya ingin menyampaikan sesuatu kepada anda, lalu setelah ini anda bisa melanjutkan kegiatan anda dengan selir anda kembali" kata Jiran dengan tenangnya..

"kau ingin mengatakan apa?? " tanya raja pada Jiran.

"saya akan membalas apa yang anda perbuat dulu.. jadi bersiaplah.. " kata Jiran sembari tersenyum miring. ingin bermain dengan anak Zaenal.. silahkan di coba....

"mwo?? " tanya raja tak percaya mendengar penuturan yang dikeluarkan dari bibir mungil ratu Yoon ara alias Jiran.

"hanya itu" jiran membungkuk lalu berbalik mengambil langkah pergi..

namun sebelum itu terjadi, raja naik pitam.. ia tidak menyangka akan di ancam oleh ratunya yang dulu tidak pernah sekali pun melawan padanya.. bahkan ratunya selalu mengemis cinta padanya. begitu pula selir kesayangan raja yang sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut kakaknya itu..

"YOON ARAAA.. " teriak raja memanggil Jiran tampa embel-embel junjeong..

Jiran berbalik menatapnya datar..

"waeyo jeonha? " tanya gadis itu.

"berani sekali eonni mengancam jeonha seperti itu.." ucap selir Yoon sook-ui padanya.

"tenang saja kau pun tak luput dari balasanku.. "selir sook-ui mengepalkan tangannya sembari memegang chimanya. kemana kakaknya yang penakut itu. mengapa berubah seberani ini?? pikirnya.

"Junjeong.." sekali lagi raja memanggilnya. "kau tau apa saja yang kau katakan itu?? "

"saya tau jeonha, saya mengibarkan bendera perang kepada anda." jawab Jiran pasti..

selir sook-ui mendekati Jiran dan ingin menamparnya.. namun sayang sebelum itu terjadi, Jiran lebih dulu menahan tangan adik tirinya itu lalu menamparnya kembali.

PLAKK..

"jangan pernah tangan kotormu menyentuhku.. " ucap Jiran dengan aura yang mencekam.. Selir sook-ui memegang pipinya yang merah.

melihat kekasihnya terluka, raja tak tinggal diam dan berusaha membalas perlakuan Jiran pada kekasihnya itu.

namun lagi-lagi sayang.. Jiran bukan wanita yang mudah disakiti, lain halnya dengan Yoon yang mudah untuk ditindas oleh mereka. tapi sayangnya dalam tubuh ini bukan jiwa Yoon yang menaungi.. jadi tunggu saja pembalasan dari Jiran.

Jiran menepis tangan Lee ryun lalu menenarik tangan dan memutarnya menghadap belakangi gadis itu. kemudian mengambil belati dari balik bajunya.

"jangan pernah menyentuhku" katanya menodongkan belati tersebut keleher Lee ryun."sekali lagi kau mencoba untuk menyentuhku, akan kupastikan salah satu tanganmu tak ada lagi padamu.. "

gadis itu kemudian melepaskan raja dengan sedikit mendorongnya.. di tatapnya kedua pasangan itu yang menatapnya shock, kemudian pergi tampa mengucapkan sepatah kata pun pada mereka lagi.

semua yang melihat kejadian itu tertunduk takut dan tak percaya. ratu yang lemah lembutnya hilang entah kemana.. yang ada dihadapannya bukanlah ratu yang ia kenal. hanya saja jika mereka berani berucap dan mempertanyakan apa yang terjadi.. jawaban yang di berikan Jiran tetaplah sama, dia ingin melupakan cintanya alias cinta ratu Yoon pada Lee ryun dan membalas setiap luka yang ada di hatinya dengan sadisnya.