1 Bab 1 Bukan urusan mu

Lubang hitam terbuka di atas langit, di sertai badai petir yang dahsyat. Sebuah tubuh pria muncul, dan langsung meluncur ke bawah.

"Aaaaaa....Bajingan...! dimana aku sekarang ?" Fahren membuka mata nya, dan saat dia tersadar, telah berada dalam posisi jatuh dari langit. Fahren melihat tanah yang semakin mendekat. Dia yakin tubuh nya akan hancur bila terjatuh dalam ketinggian seperti ini.

"Bboomm..."

Tanah cekung dan retak beberapa puluh kilo meter, tetapi badannya hanya merasakan sakit dan tidak mati.

"Benda sialan apa itu, mengangkat aku ke angkasa dan setelah sekian lama menjatuhkan aku ke tanah."

"Tiga hari yang lalu....

"Menyerah lah kamu tidak punya kesempatan." Pria berpakaian hitam itu menyeringai.

Pria satunya yang terluka membentuk segel tangan, lalu ada sebuah cahaya yang menyilaukan dan ledakan terjadi Bintang-bintang hancur, bahkan ruang terbelah dan semua manusia di sekitar nya musnah.

_______

"Ow. sial...mimpi yang sama lagi."

Fahren tiba-tiba terbangun dari mimpinya oleh dering handphone, dia mengambil ponsel nya lalu menjawab dan terdengar suara seseorang marah. "Bajingan cepat bangun...jika lo terlambat lagi orang tua itu akan menghajar mu."

Seseorang berteriak di handphone nya dia adalah Dimas teman baik fahren di kampus, Sedangkan orang tua yang disebut adalah dosen yang mengajarkan ilmu di kampus.

Fahren melihat jam dan kaget setelah melihat angka 9:00, Badung lagi-lagi terlambat ah...lupakan aku hanya akan mencuci muka dan gosok gigi."

Fahren langsung menutup telefon dan berdiri linglung di kosan yang luas 3×6 meter dengan tarif sewa Rp6000.000/ tahun, di dalam nya hanya ada TV 14, lemari plastik dan sebuah tempat tidur yang hanya cukup 1 orang, di dinding samping sejajar dengan bantal ada foto seukuran telapak tangan,dalam foto itu adalah seorang wanita berambut merah yang sangat cantik di pasang miring seolah-olah jika ada orang berbaring lalu melihat ke dinding, dia akan melihat sempurna foto itu. Kosan itu memiliki kamar mandi ukuran 2x2 meter dan shower tetapi tidak dapat mengalir kan air panas.

"Tadi malam banyak sekali pengunjung, jadi harus tutup tengah malam, ditambah aku harus mengerjakan tugas kuliah." Fahren berlari sambil bergumam pada dirinya sendiri.

Fahren bekerja paruwaktu di restoran yang bejarak 30 menit dari kampus, dia bekerja di bayar per jam dengan jam kerja yang fleksibel, terkadang jika pengunjung banyak seperti tadi malam, restoran bisa buka sampai tengah malam dan rata-rata penghasilan Fahren mencapai Rp1.600.000 /bulan.

Saat sampai depan gerbang kampus, dia melihat beberapa orang yang dikenal nya, Dimas, Joko dan Tatang, mereka sedang mengobrol sesuatu Apa kalian tidak masuk ? Fahren menghampiri mereka dan bertanya.

Kamu beruntung kawan orang tua itu hanya masuk untuk memberi tugas, lalu pergi terburu-buru, kami hanya disuruh tanda tangan absen, tapi tenang aku sudah mendatangani punya kamu.

"Hahaha bagus lah akan aku traktir lo makan siang."

"Tidak untuk hari ini, aku akan mentraktir lo dan yang lain nya." Potong dimas dengan mengankat tangan.

"Dia di belikan mobil baru sama bokap nya, lihat mobil putih yang di parkir di sana." sambung Joko sambil menunjuk mobil Rang Rover seri terbaru, Joko adalah orang asli Solo yang keadaan keluarga nya tergolong mampu tetapi tidak kaya, dia merantau untuk dapat mendapat pendidikan yang bagus demi bisa bekerja di perusahaan dan mengangkat ekonomi keluarganya.

"Waw..itu pantas di rayakan, tidak heran anak paling kaya di kota ini bisa membeli mobil itu." Fahren mengangguk setuju.

"What...? Hanya waw...? Hey bro harga mobil itu lebih dari 2 milyar, gadis-gadis akan menjerit hanya jika aku sapa ha ha ha ha".

"Dan kamu tidak ada nyali untuk menyapa mereka." Potong Fahren ,mendengar itu semua orang kecuali Dimas tertawa.

Dimas adalah anak dari keluarga kaya, bisnis keluarga nya bergerak di sektor properti dan pemasok bahan-bahan pangan untuk pasar serta swalayan, dia adalah tiran lokal di kota Bandung. Dimas tidak terlalu serius belajar, lebih tepat nya dia kuliah hanya untuk bersenang-senang dan kebiasaannya adalah pamer pada teman-teman nya.

Fahren hanya tersenyum setiap melihat Dimas yang congkak, tapi Fahren dan yang lain tidak keberatan, Fahren tahu orang ini dapat di andalkan dan sangat membela teman.

"Ok berhentilah pamer, ayo aku sangat lapar."

Tatang yang berbadan besar memiliki kulit coklat dan tinggi 180cm, dia keturunan Timor Leste dan Talimantan, Tatang merantau ke bandung demi kuliah. Keluarganya berbisnis di sektor Perikanan dan tergolong keluarga berkecukupan dan kaya, kami biasa nya memanggil Tank baja karena badan nya yang besar serta porsi yang setiap kali dia makan.

"sialan kau Tank baja,bahan bakar mu cukup boros ,baik ayo berangkat." Fahren dan lainya berjalan ke mobil, ketika akan masuk ada suara manis dari belakang.

"Fahren..."

Fahren melihat gadis manis yang memakai kemeja casual dan celana jeans, rambut nya di ikat ke belakang sederhana, dan dia hanya memakai sedikit riasan, tapi itu sudah menunjukan wajah yang manis dan cantik, kulit nya putih dan tinggi nya 170cm.

Jika dibandingkan dengan gadis kota yg selalu ke salon dia tidak akan kalah dan memiliki daya tarik sendiri, nama nya Sekar asli Sukabumi, berasal dari keluarga sederhana dia merantau ke Bandung demi pendidikan, untuk mengurangi beban keluarganya dia bekerja di restoran yang sama dengan Fahren.

Maaf semalam aku tidak bisa bantu, ada tugas yang harus aku selesaikan."

Sekar menjelaskan kepada Fahren dengan sedikit malu, "tidak apa-apa santai saja,oh iya kami akan makan-makan, bocah kaya itu dibelikan mobil baru, kamu mau ikut ?" ajak Fahren Kepada Sekar.

"ah tidak-tidak itu akan mengacaukan perayaan kalian, dan juga aku ada kelas sebentar lagi. Sekar menolak ajakan Fahren, ada sedikit kekecewaan di matanya.

"baik lah kalo begitu kapan-kapan aku akan teraktir kamu makan." janji Fahren Kepada Sekar.

Ah...apa ?Sekar kaget dengan janji Fahren yang tiba-tiba, "eh..maaf." Sekar tertunduk malu karna teriakannya yang spontan.

"Baiklah kami pergi dulu." Fahren langsung masuk kedalam mobil, lalu mereka keluar dari parkiran kampus.

"Sial jika saja pria yang ditaksir nya buka lo,pasti dah gue embat." Ucap Dimas sambil menyetir.

"Yo'i bro, kita semua bisa meliat nya,gadis itu menyukai lo, dia cantik, baik dan manis,kita sebagai orang luar bisa melihat nya, apa lo gak nyadar bro ?" Ucap Joko yang sedang bertanya tanya heran.

Fahren terdiam dan melihat ke luar jendela ,dia sebenar nya sudah bertunangan sejak dua tahun lalu, Fahren di jodohkan oleh ayah nya.

"terlalu rumit..." gumam fahren.

"Benar terlalu rumit jika harus mentraktir cewe tiap waktu."

Fahren "....

Joko ".....

Dimas ".....

Fahren yang sedang melamun terbangun oleh teriakan Joko.

"Ow...shit akan bertambah lagi orang kaya baru di indonesia sekarang. "teriak

joko yang sedang melihat handphone nya.

"Bajingan..kau mau membuat aku menabrakan mobil ini gara-gara kaget ?" Teriak Dimas yang kesal.

"Lihat ini...sekarang ada jasa Tranportasai baru berbasis online, jadi kita tinggal pakai aplikasi dan ojek motor dari aplikasi terdekat akan mengantarkan kita sampai tujuan dengan biyaya yang lebih murah dari ojek konfensional, ow..man...bajingan yang membuat ini jenius..."

Fahren yang mendengarkan lalu berkata "itu seperti ubur..."

"What ? Ubur..." Joko bertanya.

"Di luar negeri sudah ada aplikasi serupa, biasanya orang-orang berpergian jika mereka tidak tau jalan atau tidak ada angkutan umum yang tidak melewati daerah tertentu, mereka akan menggunakan aplikasi ini." jawab fahren

"Sial kenapa tidak kita yang membuat nya " Joko yang kesal berteriak.

"Kalo kau mau membuat aplikasi seperti itu tolong buat sehingga bisa mengantarkan makan juga." Tatang yang sedang memekan cemilan tiba-tiba berkata.

".....,Tank baja kau jenius...." jawab Joko sambil memeluk tatang.

"Jangan heran ,ibuku sering berkata bahwa aku jenius..."

"Huahahahaha....."semua yang di dalam mobil tertawa keras.. kecuali tatang.

Mobil mereka tiba di parkiran restoran, setelah memarkir mobil mereka keluar dan saat akan masul lobi ada suara dari belakang.

"Yo.....bukan kah ini tuan muda Dimas, apa dia tidak kuliah dan bolos kesini ?"

Mereka menoleh lalu melihat segerombolan mobil SUV mewah yang berhenti di jalan, lalu keluar segerombolan pemuda sekitar 8 orang dan berjalan mendekat.

"Diki bukan urusan mu apa yang aku lakukan." Ucap Dimas yang tiba-tiba bermuka muram.

"Apa kau mengnal nya ?" tanya Joko.

"Dia adalah sepupu ku, anak dari paman pihak ayah, orangtua kami selalu bersaing dari kecil, bisa dibilang kami ayah dan anak selalu bersaing, ditambah sebagian besar tender bisnis selalu di menangkan ayah Diki."

"Bro keluargamu menarik." Ucap Joko sambil menoleh ke Dimas.

Fahren yang mendengar di samping hanya tersenyum. Diki tiba-tiba melihat fahren yang tersenyum.

"Hey bung kenapa lo tersenyum ?"

"Aku ingin tersenyum atau tidak bukan urusan mu. Jawab fahren yang masih tersenyum.

Pft...Semua teman-teman Fahren menahan tawa.

avataravatar
Next chapter