1 His First Love Is Sunny

"A-apa Jay?" ujar Jennie dengan sedikit gugup.

"Mintalah tolong kepada Wang jika kau merasa kesulitan melakukan sesuatu," ujar Jayden.

"Ah, terima kasih Jay. Tentu saja," ujar Jennie.

"Baiklah. Sampai nanti."

Telepon terputus. Jennie mulai berani untuk membuka akun YouTube nya di komputer Jayden, ia juga melakukan live streaming dengan pakaian minim seadanya. Lalu ia juga bertarung memainkan sebuah game balapan motor, dan yes! Dia menang, bahkan nama Sexy Moora mulai di kenal di belahan dunia.

Jennie tersenyum, kepahitan hidup, sakitnya titik sensitif nya terlupakan ketika ia melihat empat ribu orang datang sebagai pelanggan terbaru kanal YouTubenya.

Gadis itu lebih terkejut ketika seseorang mengajaknya melakukan tanding bermain game dengan posisi kamera yang berhadapan di layar komputer milik Jayden.

Saat keduanya saling berpandangan, Jennie terkejut bukan main. Ternyata gadis yang mengajaknya bertanding adalah Xelona, seseorang yang membuatnya sedikit berkidik ngeri.

Untungnya, Xelona tidak menyadari siapa dirinya, Jennie memang pandai menyembunyikan karakter sudut wajahnya dari sebuah olesan minimalis yang ia torehkan di atas kulit putih nya.

| Miss. Lona | Senang berkenalan denganmu Sexy Moora. Ayo kita bertaruh sesuatu dalam permainan ini, bagaimana?

| Sexy Moora | apa yang akan kau pertaruhkan dalam pertandingan ini?"

| Miss. Lona | aku ingin kita bertemu empat mata jika aku kalah. 

Sexy Moora | baiklah.

Jennie terpaksa membalas dengan perkataan seperti itu, mau bagaiamana lagi ia tidak punya pilihan lain. 

***

"Jayden? Selamat siang, kau sibuk?" tanya Sunny yang tiba-tiba muncul di daerah sekitar pembangunan Gedung double G group. 

Jayden hanya menatap gadis itu remeh. Ia sama sekali tidak banyak bicara, bahkan hanya acuh tak acuh. Hingga Sunny kembali mengejarnya, padahal leher jenjang Sunny sungguh terlihat indah dengan pakain terbukanya.

"Jayden-sshi. Tunggu aku!" Sunny berlari mengejar Jayden yang tidak sedikitpun melihat ke arahnya.

Pria dingin itu hanya terus melangkahkan kakinya, meski Sunny berjalan cepat di belakangnya.

"Jayden-sshi. Kumohon maafkanlah aku. Aku benar-benar salah, karena kemarin aku-"

"Kejarlah pria yang menjadikan dirimu sebagai cinta pertamanya, bukan aku," ujar Jayden yang terlihat santai. Sunny terdiam dengan ucapan Jayden.

"Apa maksudmu?"

"Kau ingat Matsuki?"

Sunny terdiam, nama itu memang tidak asing di telinganya, ia memang pernah memiliki seseorang yang menjadi cinta pertamanya. Tetapi, ia juga tidak tahu siapa yang di maksudkan oleh Jayden.

"Kenapa kau bisa tahu tentang Matsuki?"

"Karena pria itu pernah menyelamatkanmu dari kasus penculikan, dan dia masih menunggumu sampai sekarang,"

Sunny terkejut. Apa Jayden benar-benar mengetahui masa lalu dirinya? Tapi sejak kapan? Begitulah pikiran Sunny sekarang.

"Apa yang membuatmu yakin jika aku mengenal Matsuki?"

"Luka di lehermu, pria itu mengatakan cinta pertamanya memiliki bekas luka di leher jenjangnya, dan kau memilikinya. Jadi stop jangan pernah mengejarku lagi. Aku sudah tau semuanya," 

"Jayden-sshi, boleh aku tahu dimana Matsuki sekarang?" 

"Dia sedang bersama ayahmu, duduk di lobby depan melihat beberapa pekerja, sampai nanti," Jayden pergi meninggalkan Sunny begitu saja. Gadis itu sekarang tidak punya alasan untuk menyukai Jayden, cinta pertamanya yang ia tunggu sejak lama ternyata Jayden juga mengenalnya. Lantas gadis itu berlari menuju lobby gedung double G group.

Saat tiba di sana, Ayahnya justru memarahinya karena Jonas tidak ingin kehilangan pekerjaannya.

"Sunny! Untuk apa kau di sini?" tanya Jonas dengan kesal.

"Ah, Ayah. Aku–"

"Kalau kau hanya ingin membuat keributan, pulanglah sekarang!" bentak pria itu.

Hakata datang di antara keduanya, kala melihat leher Sunny, pria itu tertegun dan datang perlahan menghampiri Sunny.

"Luka ini?" tanya Hakata dengan jelas.

Sunny terperannjat ketika Hakata mendekatinya, Sang Ayah Jonas juga terkejut. 

"Kau Matsuki?" tanya Sunny kepada Hakata secara spontan. Pria itu terdiam di tempat, jadi cinta pertamanya masih ada dan ia justru tidak menyadarinya.

Hakata mengangguk, Jonas terkejut bukan main lantas ia datang di hadapan Hakata.

"Apakah kau yang menyelamatkan putriku di kala tragedi penculikan saat itu?" tanya Jonas dengan mengiba.

"Ya. Aku orangnya. Aku Matsuki Hakata, aku sudah lama mencari putrimu ke sana kemari, tapi aku tidak kunjung juga menemukannya,"

"Astaga. Tuan Hakata, bahkan aku tidak menyangka jika kau menjadi sesukses ini, maafkan aku yang tidak menyadari anda sejak awal," Jonas menepuk bahu Hakata dengan kerlingan air mata yang mulai basah di sudut matanya.

Sunny terdiam. Hatinya sungguh berdebar kencang ketika mendapati cinta pertamanya berdiri di depannya.

"Matsuki, peluk aku," ujar Sunny dengan manja. Tidak banyak kata yang terucap, tidak peduli bagaimana situasi saat ini, Hakata hanya bisa berjalan dan memeluk Sunny dengan erat. Dan saat itu juga seseorang telah menjetikkan jarinya dan bertepuk tangan. 

Cklik.

Prok Prok Prok.

"Hakata, berterima kasihlah padaku! Aku yang menyadari lebih dulu soal luka di leher gadis mu itu," teriak Jayden dari balkon lantai dua yang menjorok ke luar menghadap ke arah Hakata.

Hakata terkejut dan segera melepas pelukannya. "Tuan Muda Jayden?" tanyanya.

"Ya, aku bosan dengannya. Gadis mu hampir saja salah tujuan jika terus mengejarku. Aku akan menikah satu dua Minggu lagi, jadi aku pikir tidak ada gunanya siapapun yang datang mengejarku," ujar Jayden dengan tersenyum manis. 

Sunny malu-malu kucing, sedang Jonas terharu ketika melihat kebahagiaan putrinya.

"Sunny-ya! Harusnya memang tidak secepat ini Hakata bisa menemukan cinta pertamanya, tapi sepertinya selera berpakaianmu bisa membuatnya bertemu dirimu lebih cepat," Jayden mengedipkan matanya.

Hakata tersipu dan ia tertawa kecil. "Terima kasih Tuan Muda, kau selalu perhatikan hal sekecil apapun untuk diriku. Aku sungguh sangat menyayangimu," ujar Hakata dengan tegas.

"Jangan menyayangiku dengan berlebihan, kau sudah memiliki kekasih sekarang. Gadis itu akan cemburu dan menyerangku nantinya," ujar Jayden tiba-tiba. 

Sunny tidak percaya jika Jayden berubah total ketika mengetahui dirinya adalah cinta pertama Hakata.

"Nanti malam aku akan mengadakan jamuan untuk-mu Hakata, kau layak bahagia. Jonas datanglah kerumahku nanti malam, kita akan makan malam dan berpesta sedikit," ujar Jayden yang lantas meninggalkan Jonas, Hakata dan Sunny.

"Ah, Tuan Muda. Anda akan kemana?" tanya Hakata.

"Aku akan pulang sebentar, aku ingin menengok istri kontakku, ini sudah jam dua belas siang. Aku rindu padanya," ujar Jayden yang membuat Hakata terkekeh.

"Hati-hati Tuan Muda," tunduk Jonas. Sunny hanya memeluk Hakata dan tersneyum ke arah Jayden. Rupanya benar kata Jayden, dirinya sama sekali tidak cocok dengan pria itu. Cinta pertamanya jauh lebih baik dan ia harapkan sejak lama.

Jayden melambaikan tangannya kepada ketiganya. Lantas pria itu terburu-buru menuju ke arah rumahnya.

Ada yang ingin ia temui sekarang. Ia bahkan merindukan Jennie dengan sangat meski hanya berpisah beberapa jam saja.

Dukk.

Sebuah mobil menabrak bumper belakang mobil Jayden secara sengaja. Pria itu segera berhenti dan menepikan mobilnya. Saat ia melihat ke belakang, ternyata Lay yang tidak sengaja menabraknya.

"Tuan Muda Jayden, maafkan aku," ujar Lay.

"Kau akan kemana?" tanya Jayden.

"Aku akan mengunjungi Xelona, aku ingin membahas kematian Nara. Jika mungkin aku akan mebalaskan dendamku padanya," ujar Lay dengan yakin.

"Kau yakin? Yakin tidak akan jatuh cinta pada gadis sialan itu?" tanya Jayden.

BERSAMBUNG 

avataravatar