1 PROLOG

Pagi yang begitu indah dengan sinar mentari tepat masuk, melalu celah jendela kamar Layla, mata yang masih terpejam, akhirnya terbuka ketika mendengar suara alarm.

Layla bangun dengan semangat, karena tinggal sehari lagi pernikahannya dengan sang kekasih pujaan hatinya Gabriel.

" Pagi mami, pagi papi ..."

sapa Layla ketika menuruni tangga rumahnya.

" Pagi sayang, "

sapa balik kedua orang tua Layla.

" Kau ingin kemana pagi-pagi seperti ini ? "

tanya sang mami.

" Aku ingin pergi bertemu dengan temanku mam, aku janji akan pulang cepat, sekalian aku bertemu Riel. "

" Tapi nak, tidak baik keluar di disaat seperti ini, tidak baik. apalagi pernikahan mu besok, biarlah teman-temanmu yang datang kerumah."

ucap sang mama yang tampak cemas, karena menurut kepercayaan, bahwa calon pengantin di larang keluar saat hari pernikahan telah dekat.

Layla mendekat lalu mengecup pipi sang mami.

" Jangan khawatir mam, aku akan jaga diri."

Layla pergi meninggalkan kedua orang tua, sang hati sang mami tergerak ketika melihat senyum anak kesayangannya itu.

" Berdoa saja mi, semoga anak kesayangan mami itu selalu dalam lindungan Tuhan."

ucap sang papi mencoba menenangkan istrinya itu.

Layla turun dari sebuah taksi yang berhenti didepan sebuah toko.

setelah membayar ongkos taksi, Tas layla tiba-tiba saja di rampok, saat Layla berbalik mengejar perampok yang membawa lari tas miliknya itu.

Sebuah motor melaju dari arah depan, dan menabrak Layla hingga tubuhnya jatuh terpental dan membentur aspal.

pandangannya mulai kabur, kepalanya terasa sakit, nafasnya terasa sesak.

( seharusnya, aku mendengarkan mami. mami, papi gab...)

gumam terakhir Layla untuk terakhir kalinya lalu menutup matanya.

Ketika ia membuka mata, ternyata itu adalah tempat yang sangat asing.

Di-dimana aku ? " kataku, saat membuka mata di tempat asing.

" tuan putri, tuan putri ... " panggil seorang wanita berlari ke arahku.

" Pu-putri ?!! "

aku sangat terkejut ketika mendengar panggilan aneh itu.

Ternyata roh ku masuk kedalam tubuh seorang putri, yang telah tidak sadarkan diri selama seminggu, akibat pertempuran sengit antar negara.

tapi aku tidak tahu apakah ini mimpi ataukah nyata, terus terang otakku tidak bisa berpikir dengan jernih.

" Sungguh sial, " umpatku saat itu.

Dan ternyata aku pun mendapat masalah dengan seorang putra mahkota, yang aku kutuk saat pertama kali bertemu.

" semoga kau bersin tanpa henti sampai hidungmu itu terluka.!! "

Dan berkat kutukan itulah yang membawa, diriku dari tempat pengasingan yang cukup nyaman ke penjara bawah tanah yang dingin.

" Mami, aku ingin pulang, hiks hiks hiks"

avataravatar
Next chapter