3 PANGERAN JAHAT

'Apakah aku akan mati hari ini? Ah, ini adalah sejarah terkelam dan terburuk dari hidupku. Karena aku akan di bunuh langsung oleh pria yang di sebut pangeran ini.'batin Layla.

Sebuah pedang yang begitu mengkilap dan juga panjang kini menempel di samping leher Layla.

"Ja-jangan takut, ma-mana mungkin pangeran jahat ini membunuh ku yang disebut sebagai seorang putri. Dalam film atau drama, maupun buku sejarah tentang kerajaan yang pernah aku baca, pangeran dan putri punya ke dudukan yang sama pentingnya. Dia pasti hanya menggertak ku," gumam Layla.

Pangeran William, menatap dingin kearah Layla dengan pedang masih menempel di leher Layla.

"Mencoba kabur?!!" Ucap pangeran William, dengan ekspresi wajah datar tanpa ekspresi sedikitpun.

Tubuh Layla mulai gemetar.

"Astaga, tubuhku tidak bisa bohong rupanya. Ia bisa membedakan bahaya dan mana hanya sebuah lelucon! Aku saja yang tidak peka," gumam Layla.

"Mantra apa yang sedang kau ucapkan?!" Tanya pangeran William mengangkat dagu Layla dengan ujung pedangnya.

"Kau ingin membunuhku dengan sihir?!!" Lanjut pangeran William dengan senyuman tipis namun itu senyum yang mengerikan.

"Si-si-sihir?!!" Ucap Layla dengan gugup.

"Jangan pura-pura polos!! Atau aku akan memotong lidahmu itu dengan pedangku ini," ancam pangeran William pada Layla.

Layla tercengang mendengar hal itu.

"Ja-jangan, jangan potong lidah saya. Itu bukan sihir, tapi..," ucapan Layla terhenti. Ia sedang berpikir untuk mengelabuhi pangeran William. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa itu adalah bahasa yang ia gunakan di kehidupan sebelumnya.

"Jangan menguji kesabaranku putri!"

"I-itu, itu sebuah lagu. Yah, itu sebuah lagu."

"Lagu?"tanya pangeran William yang bingun.

Layla pun mengaggukkan kepalanya.

"Jika benar itu sebuah lagu, maka nyanyikanlah. Aku ingin mendengarnya," perintah pangeran William pada Layla.

Layla melirik kearah pelayannya. Pelayan itu hanya bisa menganggukan kepala meminta Layla untuk melakukan apa yang telah ia mulai.

Karena pelayan itu tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan pangeran William yang terkenal jahat itu.

"Cepat!"bentak pangeran William, dengan menempatkan ujung pedang di dagu Layla.

'pria brengsek ini!! Dia bahkan mengancam wanita lemah seperti ku. Baik, akan ku tunjukan nyanyian yang kau ingin dengar!'batin kesal Layla.

Layla mulai bernyanyi.

"Di depanku ada seorang pria piskopat!" Dengan nada yang indah dan ceria serta senyum terpancar dari wajah Layla saat bernyanyi.

"Dia pria tergila yang pernah aku temui,na-na-na...,pria lemah yang mengandalkan pedang untuk menakuti wanita, dia adalah banci di duniaku,la-la-la.., lihatlah wajahnya yang menakutkan itu, Aku sumpahi hidungmu gatal-gatal dan bersin tiada henti. Hingga kau tersiksa dan datang memohon ampun padaku..,la-la-la...."

"Nyanyian aneh apa itu?!! Sungguh menggelikan. Suaramu saja membuatku sakit," ucap pangeran William.

"Sakit!? tapi dia masih mendengarkan sampai akhir,cih!!"gumam kesal Layla.

"Hacuiihh...," Suara bersin terdengar dari pangeran William.

Layla terkejut melihat hal itu.

'Apakah sumpahku padanya berhasil?! Wah...' batin senang Layla.

"Hacuiihh..., hacuiihh.., hacuiihh..," William kembali bersin-bersin.

Seorang pengawal mendekati William.

"Pangeran, apakah pangeran baik-baik saja?" Tanya pengawal pribadinya yang khawatir.

"Kau seorang penyihir!!" Tunjuk pangeran William pada Layla.

"Mana mungkin pangeran!! Saya tidak melakukan apapun. Mungkin saja, karena ruangan ini kurang bersih dan berdebu. Jadi pange.., hacuiihh..," Layla pun terpaksa berpura-pura untuk bersin.

"Hacuiihh..," suara bersin Layla.

Pangeran William mendorong Layla yang bersandar di pintu keluar kamar. Ia ingin buru-buru keluar dari kamar itu.

Layla hampir saja terjatuh karena dorongan itu.

"Hmm, pria jahat. Rasakan itu!! Siapa suru menindas seorang Layla,"

"Putri, apakah putri baik-baik saja." Tanya pelayannya.

"Aku baik-baik saja,"

"Putri, apa yang putri lakukan? Putri bisa saja terbunuh tadi. Jangan membuat pangeran William marah putri, saya juga tidak begitu yakin dan tahu kebenaran. Saya hanya mendengar sekilas saat para pelayan bicara, bahwa pangeran William adalah pangeran yang kejam dan kita melihatnya langsung. Walaupun putri hanyalah, seorang tawanan perang tapi yang mulai kaisar memperlakukan tuan putri dengan baik." Jelas Anne pelayan Layla.

"Tawanan perang??" Tanya Layla dengan mata terbelalak merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Anne menganggukkan kepalanya.

"Habislah diriku!" gumam Layla. kakinya kini mulai lemas dan tidak sanggup lagi menahan tubuhnya hingga ia hampir saja jatuh kelantai. untunglah, Anna dengan cepat menopang tubuh Layla.

"Putri? apakah putri baik-baik saja?"

"Hh,aku tidak baik-baik saja! Jika tahu bahwa aku adalah seorang putri yang merupakan tawanan perang, aku tidak akan mengutuk pangeran gila itu."rengek Layla dan hal itu membuat Anna sangat terkejut.

"Putri? kau..," ucap Anna. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. jika pangeran William mengetahui bahwa putri Leyla mengutuk dirinya. maka mereka akan langsung di penggal pada hari itu juga.

"Putri, tolong jaga ucapan anda mulai saat ini. tolong jangan katakan apapun, hingga situasi membaik. Walaupun kaisar bersikap baik pada putri,tapi jika putri di ketahui mengutuk seorang pangeran,maka kita akan di penggal hari itu juga." ucap Anna. Anna sendiri tidak terlalu khawatir akan dirinya, karena ia telah bersumpah untuk melindungi putri Leyla walaupun harus mempertaruhkan nyawanya.

jika nanti terbukti bahwa pangeran William terkena sihir setelah kembali dari kamar sang putri, walaupun ia mengaku bahwa ia adalah seorang penyihir,tapi pangeran William tidak akan mungkin percaya begitu saja dan tetap akan membunuh sang putri.

Layla masih begitu masih sangat prustasi dengan apa yang akan ia alami selanjutnya setelah hari ini.

terlebih lagi pangeran tersebut sangat menakutkan.

"astaga....! sebenarnya dunia macam apa yang telah aku datangi ini?! pernikahan ku gagal dan meninggalkan dengan mengenaskan. di tambah lagi dengan, menjadi putri tawanan perang dan harus menghadapi hukuman karena mencelakai sang pangeran. hiks... hiks..."

"Putri, tenanglah. saya akan memikirkan caranya agar tuan putri bisa selamat dari hukuman." ucap Anna mencoba menangkap Layla yang semakin ketakutan.

"Jika kau jadi aku? dan besok kau akan di penggal karena mencelakai sang pangeran putra mahkota?! apa kau akan senang dan menunggu kepalamu jatuh ke tanah?!"

"Maafkan saya putri,tapi jika seperti ini? kita hanya akan menunggu tanpa mendapat solusi, saya harap tuan putri tenang dan mari mencari jalan keluar dari masalah ini."

"Bagaimana jika kita kabur malam ini?!" ucap Layla dengan penuh semangat.

"Kabur?!" tanya Anna lagi untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.

Layla pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

hanya itu jalan satu-satunya jika ingin selamat dari hukuman. tapi hal itu sangat tidak mungkin, karena mereka pasti akan tertangkap dan dengan melarikan diri mereka akan menjadi tersangka utama dalam kasus mencelakai putra mahkota.

avataravatar