1 Bab 1

Kayla Monica Dewi, 12 tahun. Saat ini duduk di bangku kelas 7 di SMP Purnama. Ya, salah satu sekolah favorit di Indonesia. Segala kemampuan dikerahkan para calon siswa untuk bisa masuk ke SMP Purnama ini. Tetapi Kayla, ia bahkan tidak tahu bahwa ia masuk di sekolah ini.

Sedari kecil, ia selalu les. Les setiap hari sepulang sekolah dan di hari minggu jam 9 pagi. Selalu, bahkan di hari libur. Kehidupan terasa sangat hampa dan hambar dengan jadwalnya yang begitu padat. Makanannya setiap hari adalah dimarahi oleh mamanya karena nilainya. Itu juga sudah biasa baginya. Membosankan.

Tetapi sejak SMP ia mulai merasakan hidup yang sesungguhnya. Ia mulai bisa merasakan bahwa hidupnya perlahan-lahan berwarna.

"Hai, aku Kayla Monica Dewi, biasa dipanggil Kayla." sapa Kayla kepada seseorang di kelasnya, kelas 7H.

"Hai, aku Monica Karin, biasa dipanggil Monic." sapa Monic.

"Wah, aku kalo dirumah dipanggil Monic loh, hehe." kata Kayla mengakrabkan diri.

"Wah, sama dong." kata Monic.

"Oh ya kenalin, ini namanya Nonik. Dia temanku dari kecil." kata Monic.

"Salam kenal Nonik." sapa Kayla.

"Iya." jawab Nonik.

"Hai, aku Ana." sapa Ana yang tiba-tiba mengikuti obrolan mereka.

"Hai Ana, aku Kayla." sapa Kayla.

"Aku dari SD yang sama dengan Nonik dan Monic. Semoga kita akrab Kayla." kata Ana.

*kriiiiinnggggg*

Bel menunjukan jam masuk sekolah SMP Purnama. Hari ini adalah hari pertama MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Siswa. Hari dimana siswa dan siswi SMP Purnama kelas 7 ini mendapatkan pelajaran mengenai sejarah, bangunan, dan letak SMP Purnama. Mereka didampingi oleh para pengurus OSIS.

"Purnawan?" sapa salah satu pengurus OSIS yang membuat satu kelas kebingungan.

"Oh ya jadi kalian belum tahu ya." kata pengurus OSIS tersebut.

"Cielah, orang baru masuk sekolah, mana taulah." batin Kayla.

"Jadi ketika guru datang ke kelas, guru akan menyapa kalian dengan menyerukan 'Purnawan?' lalu kalian harus menjawab dengan 'Purnama sekolah terbaik! Tidak berprestasi tidak asik!' begitu." lanjut pengurus OSIS tersebut.

"Kakak coba ya? Purnawan?" kata pengurus OSIS itu.

"Purnama sekolah terbaik! Tidak berprestasi tidak asik!" jawab siswa 7H dengan semangat.

"Apaan sih, gaje." kata Ana.

"Lumayan seru kok." kata Kayla.

"Iya seru." kata Monic.

"Malu-maluin tau ih." kata Nonik.

*******

Kayla pulang ke rumah. Ia dijemput oleh mamanya naik bis.

"Kayla, gimana sekolahnya?" tanya mama Kayla.

"Biasa aja." jawab Kayla singkat.

"Kok gitu jawabnya Kay? Mama ini sayang banget sama kamu. Mama udah ngerawat kamu dari TK, kamu itu ga membalas budi setelah apa yang telah mama korbanin untuk kamu. Mama pikir setelah kakak kamu meninggal, hidup mama ga bakal susah, nyatanya tambah susah karena kamu makin merepotkan. Mama bisa aduin ke nenek supaya mama dan papa cerai dan kamu jadi anak piatu seperti dulu lagi." kata Mama Kayla.

Kayla diam. Tak menjawab sepatah kata apapun. Ia pun masuk ke dalam kamar dan tetap tak mengatakan apapun. Ia tahu, apapun perkataannya, selalu salah dimata mamanya itu.

Bisa minta kritik dan sarannya dong teman teman tentang ceritanya, hehe.

Maunya author buat ceritanya gimana?

Tiap hari tapi pendek-pendek?

atau tiap minggu tapi panjang?

minta komennya ya!

avataravatar
Next chapter