webnovel

Theory of love

"Film ini berkisah tentang perjuangan empat orang remaja yang berusaha memenangkan sebuah perlombaan untuk mengganti uang milik teman-teman sekelasnya yang tak sengaja hilang karena kelalaian mereka. Gue memilih film ini karena gue suka dengan semangat empat remaja ini, mereka juga--"

"Jane, masih lama gak sih?" Suara itu menginterupsi ku, membuatku menoleh kearah nya, lalu menunjukkan muka kesal.

Aku memiliki hobi menonton berbagai film lalu membuat vlog dimana aku mengulas sedikit tentang film tersebut. Itu sudah jadi kebiasaan ku. Pemilik suara tadi, adalah.. huhhh, aku bingung menjelaskan tentang dirinya. Dia menganggap ku sebagai sahabat terbaiknya, kami berada di kampus yang sama dengan jurusan yang juga sama. Hari ini, aku hanya memintanya sesekali muncul dalam vlog ku, karena saat dia muncul viewers ku akan sangat bertambah banyak. Ya, ku akui dia memang tampan. Membuatku jatuh hati pada nya secara diam-diam.

"Udah kan?" Tanya nya saat melihat aku membereskan peralatan vlog ku.

"Hmm" dehem ku membuatnya mendekat ke arahku.

"Jangan ngambek gtu dong.." ujarnya mencubit pipiku pelan.

"Iya iyaa"

"Gak mau bilang makasih gitu?" Tanya nya dengan wajah yang sangat menjengkelkan.

"Makasih" ucapku singkat tanpa menatapnya.

"Sini dong, liat gue" ucapnya menyentuh pipiku,membuat mata kami saling bertatapan.

Deg....

"Bilang apa?"

"Makasih Nanon ganteng!!" Ucapku dengan senyum paksa. Itu membuatnya tertawa.

Setelah itu, dia berdiri dan memakai jaketnya, tak lama, sebuah ketukan terdengar dari pintu condo ku.

"Biar gue aja" ucapnya saat melihat aku hendak membukakan pintu. Ia lalu berjalan sembari menenteng helm miliknya. Aku memperhatikannya sembari duduk.

Pintu terbuka, menampilkan seorang wanita yang mungkin usia nya tak jauh beda denganku. Nanon menyapa wanita itu, lalu memperkenalkan aku padanya.

"Itu Jane, sahabat gue" ucap Nanon sembari menunjuk kearah ku. Aku lalu tersenyum tipis saat wanita itu melambaikan tangannya padaku.

"Jane, dia Prim. Pacar gue" ucap Nanon bangga. Aku terdiam, tak merespon apapun.

Tak lama, Prim kembali melambaikan tangannya padaku, lalu berjalan mendahului Nanon. Nanon berbalik menghadapku, melemparkan kiss jauh nya kepadaku lalu menutup pintu dan pergi bersama pacar barunya. Kalian tak boleh salah paham dengan perlakuan Nanon kepadaku. Seperti yang dia bilang, kami hanya s-a-h-a-b-a-t tak lebih. Aku sudah terbiasa dengan sikap Nanon yang seolah memperlihatkan bahwa kami adalah pasangan. Sudahlah, itu hanya angan ku saja.

Dia adalah Nanon, lahir pada tanggal 18 Desember. Tahun berapa? Aku akan melewatkannya. Tapi yang pasti, dia akan mati tahun ini! Karena aku ingin membunuhnya sekarang!!.

Nanon adalah pria yang aneh. Dia punya kebiasaan yang aneh. Sebagai contoh, dia harus makan tepat pukul 12 siang. Dia seolah punya jam biologis dalam perutnya.

Nanon sangat populer di universitas, meskipun tak ada statistik resmi untuk membuktikannya, ada rumor yang mengatakan dia memiliki pacar disetiap fakultas. Karena dia dikaruniai penampilan ala oppa Korea.

"Non, Lo pernah hitung jumlah pacar Lo gak?"

"Nggak, itu terlalu banyak dan sangat membuang-buang waktu"

"Lo melupakan mereka?"

"Jane, kenapa Lo kepo soal pacar gue sih?"

"Gue sahabat Lo, gue berhak mengetahui itu"

"Entahlah, gue lupa"

"Gini deh, gue sebutin fakultas demi fakultas, siapa tau Lo inget"

Masalah nya, mungkin jumlahnya lebih banyak dari yang dia ingat. Dia bisa mengingat beberapa dalam waktu yang bersamaan.

"Oke" ucapnya menyetujui

"Administrasi perkantoran?"

"Ada 3 disana, tapi favorit gue adalah Noina"

"Arsitektur?"

"Ploy, selera berpakaian nya bagus tapi terlalu manja"

"Pendidikan?"

"Seorang bintang fakultas, Prim"

Astaga, apa dia mengoleksi semua bintang fakultas untuk bersenang-senang?

"Fakultas kedokteran? Kedokteran Gigi? Ilmu kesehatan?"

"Uh-huh"

"Maksud Lo gimana?" Aku tak paham

"Ya, gue sedang mengusahakan nya" ucapnya membuatku memelototinya.

"Lo emang definisi real dari seorang brengsek. Semua bintang fakultas Lo pacari" ujarku sebal

"Tunggu, ada satu fakultas yang gak pernah gue sentuh" ucapnya

"Yang mana?" Ini harapan terakhir ku. Semoga dia tidak sebrengsek yang ku kira.

"Seni. Karena gue punya prinsip. Gak akan pernah berpacaran dengan sahabat gue sendiri. Mengerti?"

Dia tersenyum padaku disaat aku terpukul secara bersamaan. Kau ingin aku mengerti tentang apa? Tidak peduli seberapa besar aku mencintaimu, aku tidak akan pernah bisa mengatakannya padamu. Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku mengangguk. Aku mengerti sekarang, begitupun air mataku.

Nanon tak pernah peduli terhadap apapun. Namun,ada satu hal yang menjadi prioritas nya. Selain para pacarnya, tak ada yang boleh menyentuh nya. Itu adalah motor KTM 1190 RCB miliknya. Motor itu seperti anak baginya, ia menamainya 'Charles'

"Hari ini jadi nonton kan?" Tanya Nanon padaku

"Iya. Gue nebeng ya" pintaku

"Gak bisa. Lo bawa mobil sendiri"

"Trus Lo?" Tanyaku

"Pake Charlie dong" ujarnya dengan nada bangga

"Siapa itu Charlie?"

"Charles adalah nama panggilan anak gue, Charlie adalah nama sebenarnya"

"Lo serius?" Dia mengangguk semangat

"Gue males bawa mobil non, gue nebeng ya" pintaku membuat dia menggeleng keras.

"Gak. Motor ini hanya untuk pacar gue. Lo paham?"

Oke,gue paham... entahlah. Nanon pernah berkata "cinta itu seperti.. jika seseorang memang menyukaimu, dia akan mencarimu" itulah alasan kenapa Nanon tak pernah mencari pacar, toh para gadis datang dengan sendirinya.

Dering telepon membuyarkan lamunanku.

"Prim, tenang. Jangan emosi dulu deh" ujar Nanon setelah mengangkat teleponnya.

"..."

"Jangan memulai pertengkaran, gue gak suka itu" Sialan, ini terasa sangat akrab di telinga ku. Aku sudah mengalaminya berkali-kali. Setelah kalimat ini, mereka berdua akan putus. Percayalah.

"Lo minta putus? Oke. Kita putus" ucapnya lalu segera mematikan panggilannya.

Aku melirik ke arahnya, mengelus pundaknya pelan.

"Lo gak apa-apa kan?"

"Sedikit" ucapnya singkat. Wajahnya sedih, aku tak tega. Aku ingin memeluknya, namun suara dering telepon kembali terdengar.

Sialan! Jangan angkat telepon nya Nanon bego! Jangan angkat telepon nya!!.

"Ohhh, Lo Mild dari fakultas akuntansi.." sialan.

Setelah mematikan telepon nya, Nanon melirik ke arahku. Aku tau reaksi itu.

"Jadian?" Tanyaku. Semoga tidak. Semoga tidak.

"Iya dong" ujarnya bangga membuatku ingin menamparnya keras-keras.

"Lo gila ya? Baru satu menit yang lalu Lo putus sama Prim, sekarang Lo jadian sama Mild anak akuntansi"

"Itu sudah biasa kan? Gue balik duluan ya Jane. Gue harus memulai kisah cinta yang baru. Ingat untuk membuatkan bekal. Gue cinta Lo, sahabat"

"Tunggu dulu! Hei.. Nanon sialan"

penasaran kan selanjutnya bagaimana, jangan lupa dukung terus.

Makasih sehat selalu kalian

ouh, iya cerita ini dari film ya kalau ada yang bilang unsur jeplak iya tapi penulis di sini merubahnya,🍂

hebat Banget ya penulis ini, sebenernya yang nulis temen tapi dia ragu buat ngasih ke yang lain.

Aku , ke siniin deh jangan lupa kalian dukung temen aku ya agar dia lebih semangat dan percaya diri✨

#keep strong

Next chapter