webnovel

4. NIKAH YUK

Luna sedang bersiap untuk hari pertama ia kerja sebagai karyawan biasa. Walaupun dia bertahun - tahun menjadi sekertari dan sekarang hanya sebatas Karyawan tak apa. Yang penting halal dan pekerjaan nya nyaman.

Luna menjalankan mobilnya dengan pelan, Jakarta di pagi hari cukup sepi jujur saja Luna berangkat jam 6 pagi sedangkan jam kerjanya jam 8 pagi .

30 menit kemudia ia sampai, setelag memarkirkan mobilnya ia naik lift ke lantai atas dan benar dugaan nya masih sangat sepi hanya ada satpam dan pekerja lain nya .

Luna melihat - lihat kesana kemari hingga ia bosan sendiri. Lalu melirik jam tangan nya lagi sudah pukul 7:30 tandanya setengah jam lagi jam masuk kerja .

Kemarin saat di interview dan pemberitahuan kelolosan, Luna sudah di beritahu untuk langsung naik kelantai paling atas dan sudah ada dua meja di dekat sekertaris .

Luna tersenyum saat melihat tidak dirinya sendiri yang sudah datang ia pun mendekat dan mencoba berbasa basi.

"Permisi" ujar nya sopan

"Ya?" Tapi yang ia terima adalah tatapan merendahkan dan seperti tidak ingin di ganggu.

"Mba nya juga karyawan baru yah?" Ujar Luna .

"Iya"

Luna menyerah dan tidak melanjutkan basa basi nya, jawaban ketus dan irit itu membuat Luna ingin mencakar wajah perempuan didepan nya ini.

*****

Kepala HRD menghampiri mereka berdua dan mengatakan jika Boss nya sudah menunggu di ruangan.

Luna bangun sedikit merapihkan sebelum melangkah, tetapi langkah nya terhenti dan menatap bingung Mba - mba tadi .

Sungguh pakaian yang digunakan wanita tadi terlalu sexy untuk ukuran bekerja kantoran dan make up tebal lalu payudara yang sengaja di busungkan. Luna menggeleng dan melanjutkan langkah nya .

Tok tok tok

Setelah itu Luna dan Wanita tadi masuk .

Saat masuk kedalam ruangan Bos nya itu sedang menatap bangunan - bangunan di luar, entah kenapa Luna merasakan aura dominasi yang begitu kuat.

"Permisi Pak, Saya ingin memperkenalkan diri sebagai karyawan baru" ujar Luna selembut mungkin.

"Silahkan" ujar Bos nya yang masih membelakangi Luna.

"Nama Saya Luna Nasution 28 tahun Lulusan UI S1 dan UNPAD S2, pernah bekerja sebagai Sekertaris di perusahaan Bulan departement store"

Setelah selesai bagian wanita disebelah Luna yang memperkenalkan diri . Setelah keduanya selesai Luna semakin kesal menunggu respon dari atasan nya ia menunduk takut dan tidak melihat jika atasan nya sudah berbalik dan menatap tajam ke arah nya .

"Hari ini , hari pertama kalian bekerja Saya ingin kalian mengerahkan semua kemampuan kalian . Saya tidak suka kegagalan jadi bekerjalah semaksimal mungkin"

Luna mengangkat wajah nya dan matanya hampir keluar , hampir saja Luna pingsan tapi sungguh kaki nya begitu lemas dan gemetar. Bagaimana bisa?

*********

Saat ini Luna sedang berada di kamar mandi mendekam seorang diri merasakan denyut jantung nya yang begitu keras, ia pun keluar namun diurungkan saag mendengar ucapan seseorang.

"Mba Lo nggak liat tadi tatapan Pak Bryan kayak mau maka Gue, astaga kayaknya Gue terlalu seksi dimata dia"

"Haha, makanya nurut apa yang Gue bilang. Tapi cewe yang bareng sama Lo siapa? Karyawan baru juga kan"

"Iya, tapi Lo harus pas si Bos liatin tuh cewe kayak nggak minat sama sekali"

"Lagian pake baju tertutup banget, punya dada kecil aja bangga"

Keduanya tertawa sedangkan Luna menahan kesal untuk tidak memberikan pukulan dikedua wajah itu .

"Kalau menurut Gue si walaupun di misal udah hs sama si Bos pasti langsung di buang, kayak nggak terlalu memuaskan. Pantat kecil dada kecil apa yang harus dipuasin. Kasia si Bos kalau sampe pernah hs sama cewe modelan kayak gitu"

Luna tidak bisa menahan air matanya, andai bukan hari pertama bekerja sudak pasti Luna tidak segan untuk menghabisi wanita ular itu .

*******

Jam makan siang dan Luna bingung harus kemana , mood nya ancur gara - gara wanita ular tadi. Ia pun memilih berdiam diri di depan komputer dengan wajah masam.

Sekertaris atasan nya mendekatinya dan berbicara.

"Kamu disuruh masuk keruangan Pak Bryan" dengan nada sinis.

Sekertaris dan karyawan baru yang bernama jeni itu yang membicarakan hal buruk di kamar mandi tadi.

Luna masuk kedalam ruangan dengan lemas ia perlahan mendekati atasan nya yang masih menunduk mengerjakan berkas.

Luna memberanikan menatap pria yang telah merebut harta penting di tubuhnya mengingat itu aura dominasi semakin terasa mencengkam.

"Mendakat" ujar lelaki di depan nya dengan suara tidak ingin di bantah .

Luna mendekat dan sudah tepat di depan meja atasan nya.

"Lebih dekat" ujarnya lagi yang semakin menatap Luna .

Luna bingung ia sudah ada di batas meja apa ia harus naik ke meja kerja atasan nya?

Dengan ragu Luna mengangkat kaki nya dan baru saja kaki keduanya akan naik segera di interup oleh atasan nya.

"Ehhh, sini maksud nya" ujar atasanya dan Luna perlahan turun lalu mendekat ke tempat duduk atasan nya itu .

Luna sudah di depan atasan nya yang menatap ia intense . Jujur saja sedari tadi pikiran Luna hanya tertuju pada nananini waktu itu. "Lelaki yang ia kira gigolo ternyata atasan nya bekerja"

"Kamu masih ingat?" Ujar nya dan Luna mengangguk

"Jelaskan kepada Saya"

Luna menatap atasanya bingung , jelasin yang mana nih? Pas nananini apa pas apa ?

"Saya harus jelasin?"

"Iya"

"Jadi waktu Saya mabuk dan pas ngeliat Bapak lewat nggak tau kenapa Saya maen caplok aja itu bibir setelah nya Bapak juga tau kan pas Bapak masukin Sa.." ucapan nya terhenti

"STOP!" Luna menatap heran atasan nya kenapa respon nya seperti marah dan juga kenapa wajah nya bersemu merah .

"Bukan itu maksud Saya, maksud Saya kenapa kamu ngasih Saya uang" ujar Bian

"Ya Saya kirain gigolo"

"Stop, Saya nggak mau lanjutin masalah ini"

"Dih sape yang mulai, Lo yang duluan nanya. Dasar aki - aki bangkotan"

"Terua Bapak ngapain manggil Saya? Cuman bahas itu?" Bian mengangguk

Luna melangkah pergi dan tangan nya malah ditarik hingga ia duduk di atas pangkuan Bian.

Sebelum protes Bian malah mencium nya keras, melumat dan memangut bibir kecil nya mata Bian sudah tertutup sedangkan Luna menatap heran dengan apa yang terjadi .

Luna masih belum menutup mata hingga ketika tangan Bian masuk kecela - cela bajunya membuat Luna kaget dan membuka mulut yang malah menjadikan itu sebagai keuntungan bagi Bian.

Luna meronta dan ciuman itu lepas tapi masih dengan posisi dipangkuan Bian dan lelaki itu yang memeluk pinggang nya erat.

"Nikah yuk" ujar Bian tiba - tiba dan Luna mengambil berkas yang tadi dikerjakan oleh Bian lalu melayangkan satu pukulan di kepala Bian.

Plakk

"Arghh" teriak nya kesakitan

Luna bangun dari pangkuan Bian dan pergi begitu saja sambil menahan kesal .

Next chapter