6 Noel arc: sore yang hangat

"Kamu sudah berbicara dengan temanmu? Kalian bukan teman yang baru kenalkan? Tidak mungkin dia melakukan hal itu tanpa alasan." tanya Pak Sugimin.

- N e w C h a p t e r-

Noel's POV

'Kenapa semua orang terus menyuruhku untuk meluruskan kesalahpahaman dengan John? Bukannya sudah sangat jelas bahwa John memang sengaja untuk menjebakku karena keegoisannya? Dia saja hanya bisa terdiam dan minta maaf didepanku. Tidak ada kesalahpahaman disini.' batinku.

"Karena temanku yang awalnya hampir menjadi bahan fitnah, tidak mau menjadi korban dalam insiden itu. Dia juga sudah minta maaf padaku beberapa detik setelah aku membulatkan tekad untuk pindah sekolah" kataku sambil mencoba untuk tersenyum.

Mengingat bahwa pertemanan kami berawal sejak umur 6 tahun membuatku mengenang banyak hal. kebersamaan kami selama ini, hingga ia memutuskan untuk ikut memfitnahku karena keegoisannya. Membuatku sadar bahwa bukan marah, lebih tepatnya kecewa. Kecewa karena John yang memilih untuk memutuskan pertemanan kami.

Mataku sampai berkaca-kaca saat membicarakan tentang pengkhianatan John

Saat kelas menjadi hening dengan penuh kecanggungan, tiba-tiba Lea mendongakkan kepalanya ke arah palafon ruang kelas .

"Napa lu?" tanya Eden

"H-hiks eyeliner gue ngga waterproof, sori ceritanya sedih banget" jawab Lea yang berlinang air mata dengan mata belepotan warna hitam.

"yaelah, gitu aja udah baperan" sahut Lucas

Mataku yang awalnya berkaca-kaca langsung jernih kembali karena kebingungan dengan situasi saat ini. Yang difitnah siapa yang nangis siapa.

"Yaudah, lu jangan liat ke arah Noel, ntar sedih lagi" ucap Eden sambil menutup mata Lea dengan kedua tangannya dari belakang agar Lea tidak melihat Noel.

"ini udah biasa kok, hehe." balas Lea sambil menghempas ringan tangan Eden.

Eden langsung menatap tajam bagai laser ke arah Lucas hingga terasa hawa dingin.

Lucas yang menyadari tatapan itu hanya bisa mengalihkan matanya ke arah lain sambil keringat dingin seolah tak melihat tatapan Eden.

"E-ehem, cuaca hari ini bagus ya" basa basi yang tiba-tiba dilontarkan Lucas untuk mengurangi kecanggungan.

"Fitnahan kamu itu pasti ada hubungannya dengan Kevin kan?" tanya sa yoo secara tiba-tiba.

"Y-ya? Aku tidak dekat dengan Kevin" jawabku dengan gelagapan

'Darimana dia tahu? Matilah aku, nasib bunda dan adik-adikku di panti pasti akan bermasalah' batinku.

"Kevin? Maksud anda anak tunggal perusahaan Pratama?" tanya Hady ke sa yoo

"Iya, dia sepupu jauh ku. Orang tuanya terus menerus mempromosikan perusahaan kecil mereka di acara keluarga"

'Oh iya, benar juga. Endah Sariayu Pranama dan Kevin Pratama. Marga mereka hampir sama.'

"kamu akan melaporkanku ke kevin kalau aku pindah kesini?" tanyaku dengan hati-hati

"Berarti dugaanku benar ya? Jangan khawatir Noel, Kevin adalah sepupu jauhku sekaligus anak dari kompetitor perusahaan keluargaku." jawab sa yoo dengan senyum sejuta arti

"hei, kamu nggak bermaksud untuk menggunakan Noel kan?" tanya Neth

"menggunakan? Aku cuma ingin membantu Noel. Bukankah peristiwa yang dialaminya tidak adil? Lagi pula semuanya tergantung keputusan Noel juga" jawab sa yoo

"Hah... melihatmu memberi alasan seperti ini, dugaanku sudah pasti benar" ujar Neth sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"maksudnya apa ya?" tanyaku yang kebingungan

"kalau kamu memberikan pengakuan mengenai sifat Kevin, semua orang di dunia ini akan tahu kebusukan penerus tunggal keluarga Pratama, Perusahaannya hancur, kamu bisa mendapatkan balas dendammu dan perusahaanku akan lebih dipercaya. Bagaimana? Ini win-win situation bukan?"

'Balas dendam? Jangankan balas dendam, cukup dengan Kevin yang tidak mengganggu keluargaku di panti saja sudah membuatku merasa bersyukur.' batinku

"Aku tidak bisa apa-apa, kevin menggunakan panti asuhan beverly sebagai ancaman untuk tidak membeberkan masalah ini"jawabku

"Baiklah, kalau itu sudah keputusan kamu aku tidak bisa apa-apa. Tapi, seandainya kamu berubah pikiran. Jangan sungkan-sungkan untuk memberitahuku oke?" ucap sa yoo dengan senyum sejuta artinya.

'Eun Sa Yoo, siswi yang paling ceria semenjak aku menginkakkan kakiku dikelas ini. Kupikir dia hanya siswi yang baik dan antusias, ternyata dibalik senyumnya itu dia sudah memikirkan cara menjatuhkan perusahaan orang lain secara diam-diam. Memang ya, kita tidak bisa mempercayai orang lain dari senyumannya saja.'

-KRINGKRINGKRINGKRING-

"Oke class, untuk hari ini cukup sampai sini saja ya. Kalian sudah bisa pulang" Ujar Pak Sugimin

Tidak terasa, 2 jam telah berlalu dan kelas pun berakhir. Waktu benar-benar tidak terasa disini. Mungkin, karena selama ini aku harus berada di sekolah selama 8 jam per hari.

"Guys, mau ngumpul-ngumpul dimana nih?" tanya Neth

"laper nih" sahut Jean

"apakah ada yang mau barbeque? Karena hari ini hari pertama masuk sekolah, maka saya yang traktir" sahut Hady

"Oh! Kalau gitu, karena Hady yang traktir makan siang, aku yang traktir dessert di cafe deket sini. Gimana?" tidak mau kalah, sa yoo juga mengajukan diri untuk mentraktir di hari pertama masuk sekolah.

"Yey! Setuju!" jawab Lea

"gue ngikut kalian aja" ucap Eden sambil bermain game online di hp-nya.

"Hoki banget gue, punya dua temen tajir yang suka bikin acara traktir kek gini. Sering-sering ya guys" jawab Lucas

'Mereka semua terlihat sangat akrab. Disisi lain, aku yang selalu dikenal penyendiri hanya bisa terdiam dikursiku.

Apa sih yang ku harapkan? Menjadi akrab dengan mereka? Hahahaha teman aja hanya punya satu. Aku bisa apa?'

Disaat aku terlarut oleh pikiranku lagi, tiba-tiba ada suara yang memanggilku.

"Noel ngapain? Kok bengong aja? ikutan gabung kuy" tanya Sa Yoo

"Noel ikutan yuk"ucap Lea

'Disaat itu, aku menyadari bahwa cahaya sore yang terselip dari jendela kelas baruku terasa berbeda dibanding cahaya sore di kelas lamaku. Entah kenapa, cahaya sore disini terasa hangat.'

'Jujur saja, mendengar ajakan mereka aku merasa... senang? Bukan karena makan gratisnya. Selama ini aku makan berdua dengan John di jam istirahat tiap kali aku yang mengajaknya, tapi kali ini ada seseorang yang mengajakku duluan.'

"Gapapa nih? Kalau menraktir 8 orang biayanya besar loh" tanyaku

"Santai aja, untungnya mereka berdua tajir nya bukan main. Sekalian merayakan hari pertama sekolah" jawab Lea

"Gini ya Noel, kalo dibandingkan dengan keluarga Kevin aku ini lebih chaebol. Apalagi Hady, dia chaebol-nya lebih bukan main lagi. Gimana ikutan ngga?" jawab Sa Yoo

(A/N: chaebol= holang kaya dalam bahasa korea)

"oke, aku ikut" jawabku dengan senyum

di Restaurant Barbeque

"Sebagai murid baru, anda makan yang banyak ya" ucap Hady ke Noel.

"Iya, Makasi, kamu juga makannya yang banyak" balas Noel ke Hady.

"perasaan gue doang atau emang percakapannya kayak orang pacaran gak sih?" ganggu Lucas

"Hahahaha bener banget, jadi keinget pacar pertamaku" jawab Jenneth

"udah guys, mumpung all you can eat, fokus makan dulu, bicaranya entar aje" sahut Jean

"HAHAHAHAHA"

Restaurant Barbeque dipenuhi oleh suara tawa bahagia kami.

'aku berharap waktu bisa berhenti sebentar pada saat menyenangkan itu' batinku.

--------------

Tidak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Makan bersama dengan teman baru. Seharusnya menjadi hari yang penuh kecanggungan, ternyata mereka semua anak yang asik dan ramah. Sedikit penyesalan terasa didalam diriku karena telah men-cap mereka sebagai kumpulan berandal disaat aku sendiri belum mengenal mereka.

"Guys! Lanjut ke cafe yok! Abis makan asin enaknya minum yamg manis-manis" sahut Sa Yoo

"Maaf ya temen-temen, aku udah harus pulang, jam malam pantiku maksimal 19:30. Aku balik duluan ya" ujarku

"Yah... sayang banget, padahal ini kan acara penyambutan Noel sebagai murid baru" sahut Sa Yoo

"berarti acara penyambutan Noel masih berlanjut dong? Minggu depan cafe-an lagi kuy" ujar Lucas

"iya, minggu depan aku ikut deh" jawabku dengan antusias

"Okeh, sampai ketemu di hari rabu, Noel. Anyonghigeseyo" ujar Sa Yoo sambil melambaikan tangannya

------------------

di Panti Asuhan Beverly

"Bunda, Noel pulang" sahutku

"Noel, kamu kemana saja? Kenapa tidak mengangkat telepon bunda?" tanya bunda dengan nada cemas.

avataravatar
Next chapter