1 The Beginning of Despair

Hujan angin disertai petir menerjang tanpa henti, awan mendung menyelimuti kegelapan malam yang seharusnya sunyi tiba2 menjadi semakin bertambah buruk. Di wilayah jalan pegunungan saat itu terlihat mobil hitam mewah yang kondisinya terbalik dan rusak parah karena tertimpa reruntuhan tanah longsor...

"ugh..!? kepalaku.. sakit sekali..!!! apa yang terjadi?"

"Nathan..!! Nathan..!! anak ku..!! apakah kau tidak apa - apa...!!!?

Ibunya yang melihat kondisi anak nya yang mengalami pendarahan di kepalanya terlihat panik dan berusaha meraih Nathan, namun kaki kiri nya terjepit.

"ugh.. Ibu..!!! tolong aku..!!! kepalaku sakit sekali, aku tidak bisa keluar...!!"

"Nathan... lihat ibu.., tatap mata ibu dan tenang lah.. kaki ibu saat ini terjepit dan tidak bisa membantumu keluar, cobalah gunakan tangan kirimu untuk menekan tombol pelepas sabuk pengaman nya."

Menyadari kondisi ibunya, Nathan berusaha menenangkan dirinya dan meraba tombol pelepas sabuk pengaman dengan tangan kiri nya yg terlihat gemetar ketakutan.

"umm... ahhh..!!!"

brukkk!!!

"Nathan!!! , kau tidak apa - apa sayang!!?"

Melihat Nathan terjatuh saat melepas sabuk pengamannya, ibunya terlihat panik memastikan kondisi anak nya lagi.

"ugh... Aku baik - baik saja ibu, ahh..!! lalu bagaimana dengan mu ibu?!!"

"Jangan khawatir... ibu baik - baik saja saat ini, hanya saja kaki ku masih terjepit dan aku tidak bisa melepas sabuk pengamannya."

Sambil tersenyum melihat Nathan merangkak keluar dari mobil, ibunya merasa lega, dan sekarang tinggal memikirkan bagaimana cara dia untuk keluar. Namun dengan kondisi cuaca yang semakin memburuk, membuat ibunya mengambil keputusan yg ekstrim untuk menghindari hal yg tidk diinginkan.

'aku harus melakukannya, aku tidak punya pilihan lagi'

"ugh..!! uaghhhhhhhhh..!!!"

"huh?!! apa yang terjadi ibu?!! kenapa kau tiba - tiba berteriak...?!! huh..!!!?"

Tubuh Nathan terdiam membeku melihat kondisi ibu nya yang berlumuran darah akibat pergelangan kakinya yang putus, kepalanya yang terluka membuatnya semakin sulit untuk memproses apa yang terjadi di depannya.

"hahh.. hahh... Nathan... dengarkan ibu, cari lah benda tajam untuk memotong sabuk pengaman... Nathan...?!!"

"huh..!? ah tunggu sebentar aku akan mencarinya... bertahan lah sedikit lagi ibu..!!"

Kembali tersadar dari kondisi shock nya, Nathan mulai berusaha mengikuti perkataan ibunya, dan mengambil pecahan kaca mobil untuk memotong sabuk pengaman nya.

"ibu... bertahanlah sedikit lagi, aku akan mengeluarkan mu dari sini, tolong bertahanlah..!!"

"huff.. huff.. anak pintar.."

Melihat Nathan yg berusaha keras untuk menyelamatkan nya, membuat ibu nya kembali tersenyum, walaupun dengan kondisi tubuhnya yang terluka parah.

"ibu.. kau harus selamat, aku tidak ingin sendirian, aku tidk butuh dia, cukup kita berdua saja... , ayo kita kembali pulang kerumah..!!"

"Nathan... ugh.. kau tidak boleh berkata seperti itu, ibu berjanji akan bersamamu selamanya.. Bagaimanapun apapun yang terjadi jangan pernah membenci ayahmu..!!"

krakk!! krakk!! bommmm!!!!

Tiba - tiba petir besar menyambar diatas bukit dan membuat longsor susulan disertai runtuhan bebatuan. Nathan yang sedikit lagi mengeluarkan ibunya tidak dapat menerima kenyataan yg tiba - tiba datang, dan hanya bisa terdiam memeluk ibunya.

"Tidakkkkk..!!!!!!!!!"

bommmmmmmmmmmm!!!

Suara longsoran disertai ledakan seketika itu menghilang terbawa deras nya hujan angin dan petir yang menyambar tanpa henti, seakan mereka bekerja sama untuk melenyapkan mereka berdua.

avataravatar
Next chapter