1 Prolog

Aku heran, mengapa laki-laki bangga dengan wajahnya yang tampan. Memamerkan wajah kesana-kemari, namun kemampuan tidak setara dengan wajah. Ditambah sering mempermainkan perasaan perempuan. Benar-benar memalukan.

Teriakan wanita memenuhi gedung kampus karena seorang mahasiswa yang memiliki wajah tampan nan rupawan. Dilihat dari segimanapun ia terlihat bangga akan wajahnya.

Lho sebentar? Kenapa dia? Apa yang sedang ia lakukan di sebelahku? Memamerkan wajahnya? Sungguh tak berguna. Apa katanya? Dia mau mendekatiku? Cih, mimpi saja sana karena sampai kapanpun aku tidak akan jatuh dalam pesona wajahmu!

***

Tidak pernah sekalipun aku memiliki rasa suka kepada lawan jenis. Bagiku perempuan merupakan makhluk menjijikan yang hanya memandang seseorang dari wajahnya. Lihat saja mereka berteriak hanya karena aku berjalan melewati mereka.

Aku bingung, mengapa mereka begitu memuja-muja wajah tampan? Ya meski begitu berkat wajahku ini aku mendapatkan sesuatu dengan mudah. Contohnya tidak perlu mengantri saat membeli makanan atau mendapatkan hadiah yang aku mau. Ah benar-benar menyenangkan sampai aku bertemu dengannya. Satu-satunya perempuan yang tak terpengaruh dengan wajahku.

Aku mendekatinya karena penasaran dan benar saja dia mengabaikanku. Lihat saja aku akan buat dia jatuh hati pada wajahku ini.

***

avataravatar
Next chapter