webnovel

Chapter 1

Beribu tahun yang lalu, sebuah benda dari langit jatuh menghantam bumi. Benda langit itu bersinar sangat terang dan pecah menjadi tujuh warna dan masuk ke dalam tujuh manusia. Kemudian, manusia yang dirasuki oleh cahaya tersebut mendapatkan kemampuan luar biasa, salah satu dari mereka bisa mengendalikan air, lainnya api, udara, tanah, kayu, logam hingga petir.

Masing-masing dari mereka membagikan kekuatan tersebut kepada orang lain, hingga lahirnya manusia sihir yang menyebut diri mereka sebagai Obscure. Para Obscure mulai mendominasi dunia dan menjadi hal yang wajar dengan kekuatan yang mereka miliki.

Waktu berlalu, manusia-manusia yang dirasuki oleh cahaya akhirnya meninggal. Mereka meninggal tanpa meninggalkan apapun, seperti debu yang tertiup angin menghilang di udara. Tanpa meninggalkan apapun, kecuali tujuh kristal dengan tujuh warna yang berbeda. Hanya saja, kristal-kristal tersebut juga menghilang begitu saja di depan mata.

Para Obscure percaya, bahwasanya kristal-kristal itu telah kembali ke tempat mereka berasal. Kembali ke alam semesta luas yang penuh misteri. Tetapi tidak lama kemudian, sebuah kristal muncul bersamaan dengan seorang bayi yang baru saja lahir, di tubuh mereka tertanam cahaya terang yang menyilaukan. Ada rasa takut, takjub, cemas, bahagia di saat hal itu pertama kali terjadi, ketika bayi-bayi terlahir dengan cahaya yang berbeda, mereka akhirnya percaya bahwa kristal-kristal itu tidak kembali ke asal mereka, melainkan terlahir kembali pada tubuh yang berbeda.

Siklus tersebut terus berulang. Saat kristal terdahulu meninggal, maka mereka tinggal menunggu kelahiran kristal yang baru.

Para Obscure terpisah dan bermukim berdasarkan kekuatan mereka masing-masing, para Obscure berkekuatan api memilih gunung berapi sebagai rumah mereka, Obscure air di samudera, dan begitu seterusnya hingga mereka membentuk 7 daerah bagian yang berdiri dengan megah di permukaan bumi.

Pada masa ini, kerajaan Obscure terbagi menjadi 7 wilayah besar beserta satu wilayah netral yang berada tepat di pusat bernama Acus. Acus adalah ibukota kerajaan para Obscure, pusat pendidikan, pusat peradaban, pusat kemiliteran dan tempat sang penguasa tinggal. Di Acus, kalian akan menemukan Obscure dari berbabagai wilayah saling berinteraksi, mulai dari berdagang hingga hanya sekedar berjalan di jalanan ibu kota.

Ke tujuh wilayah hidup dengan damai dan saling bergantung satu sama lain. Mereka percaya bahwa para Obscure adalah saudara dan hanya bisa bertahan jika saling membantu. Mereka tidak pernah lengah dan terus memperkuat pertahanan dan kemiliteran mereka, hal ini karena mereka tau, kedamaian yang nenek moyang mereka bicarakan hanyalah ilusi semata.

Aret Cleariver meletakkan tangannya di belakang kepala seraya menatap awan putih yang bergerak pelan saat angin berhembus. Hidungnya menangkap bau harum dari pohon peri yang bermekaran di sepanjang sungai. Telinganya tidak mendengar suara apapun selain deru angin dan air sungai, suasana yang jarang didapati di ibu kota Arcus yang sibuk.

"Hei, kalian orang-orang buangan, kota Arcus tidak cukup besar untuk di bagi bersama orang-orang buangan seperti kalian."

"Buangan? Hanya karena kau berasal dari keluarga militer bukan berarti kau bisa menyebut kami sebagai orang buangan!" telinga Aret meruncing saat suara barusan terdengar familiar. Aret berusaha mengabaikan, namun mereka bertengkar terlalu dekat dengan tempatnya menikmati agenda hariannya, yaitu menatap luas ke langit birunya.

"Hah! Flame Land sudah hancur! Kalian mengungsi ke ibu kota mengemis kepada penguasa agar kalian bisa tinggal dan makan dari uang yang terpaksa kami berikan."

"Ka-Kau! Kita berasal dari kerajaan yang sama, kau tidak bisa berkata seperti itu!" gadis kecil berbicara, kini suara yang terdengar menjadi tiga orang. Dua lawan satu.

"Ckck, tidak ada lagi Obscure api yang tersisa! Kalaupun ada, hanya tersisa orang-orang lemah seperti kalian! Lagi pula keluarga Storain sejak awal sudah tinggal di sini, kalian yang datang dari kota yang hancur dan menjadi beban. Aku berharap tidak ada lagi orang buangan yang datang ke ibu kota untuk mengemis setelah semua bantuan yang kerajaan berikan untuk kalian."

Adu mulut berlanjut pada suara pukulan. Keras, hingga si mulut besar yang mengakui dirinya berasal dari keluarga Storain yang terkenal meringis kesakitan. Aret masih memilih untuk tidak peduli, matanya yang tertutup sejak kedatangan mereka terasa enggan untuk terbuka.

Adu mulut mereka berubah menjadi adu pukul, lalu suara milik gadis kecil mengejutkan Aret, refleks ia menoleh. Seorang anak sudah tergeletak di tanah, bajunya kotor dengan tubuh meringkuk menahan sakit, ia memegangi kaki seorang pemuda berpakaian bagus yang tengah menarik rambut gadis kecil 7 tahun tanpa mempedulikan jika gadis itu sudah menangis.

Aret menimbang apakah ia harus membantu atau tidak. Sudah jelas pemuda itu berasal dari keluarga Storain, jika ia ikut campur, ia tidak bisa menjamin kehidupannya sendiri. Tetapi saat melihat wajah gadis kecil yang berlinang air mata, Aret harus memarahi dirinya sendiri yang bangkit menuju kekacauan.

Tangannya melemparkan batu kecil dan mengenai pelipis Storain junior, mungkin kelihatan biasa, nyatanya itu sangat sakit. Storain menoleh, melihat siapa orang yang berani melemparinya dnegan batu, Aret berdigik ketika pemuda itu lebih mengerikan dilihat dari pada didengar.

"Apa kau juga ingin aku mematahkan tulang-tulangmu?"

"Hei, hei. Aku hanya ingin membuatmu terhindar dari masalah." Aret mengangkat kedua tangannya tanda tidak ingin membuat keributan. "Kedua anak itu, mereka berasal dari Crystal Souls. Bahkan jika ayahmu adalah kepala militer sekalipun, tetap saja mereka dilindungi oleh kerajaan." seakan tidak percaya dengan perkataan Aret, Storain junior menarik pergelangan gadis kecil yang masih menangis kesakitan. Di lengan kurus itu terdapat sebuah gelang perak dengan ukiran kristal bersegi tujuh.

Storain melepas pergelangan tangan sang gadis dengan kasar lalu berdecak tidak suka. Ia beralih kepada Aret, mata hitamnya berubah merah. Hanya melihat saja, Aret sempat berpikir Storain seperti ingin memakannya hidup-hidup, untungnya ia tidak melakukan apapun setelahnya, hanya berlalu pergi dengan gaya berjalan ala bangsawan yang selalu mereka gaungkan.

"Hei, kau tidak apa?" Aret membantu bocah lelaki yang masih kesakitan di tanah. Gadis kecil yang masih menangis juga ikut membantu sebelum dari tangannya muncul cahaya hijau dan mengarahkannya pada perut si anak kecil. Saat itu, rintihan kesakitannya menghilang.

"Bukankah anak-anak yang tinggal di yayasan milik kerajaan adalah anak-anak yang berasal dari Land of Fire? Tetapi kenapa adikmu bisa memiliki kemampuan penyembuh?" Aret hanya menebak mereka berdua adalah bersaudara, jika salah mereka bisa menyanggah hal itu. Anak laki-laki mendudukkan dirinya dengan sempurna, meskipun masih kecil, ekspresinya sudah sangat dewasa.

"Kami campuran." ah tentu saja, tidak ada peraturan yang melarang pernikahan Obscure dengan elemen berbeda. "Ngomong-ngomong, terimakasih, tuan."

"Ah, tidak perlu berterima kasih! Lagipula aku masih muda, kau bisa memanggilku Aret." anak itu mengangguk.

'Apa aku terlihat seprti orang tua?' pikirnya.

"Sekali lagi aku ucapkan terimakasih, tuan Aret. Aku Conrad dan ini adikku, Zea." Aret masih ingin mengoreksi kata 'tuan' yang anak ini ucapkan, namun sepertinya tidak akan berhasil hingga Aret hanya menghela nafas pasrah. Aret membantu anak itu berjalan, gadis kecil di sebelahnya memegangi baju sang kakak erat, dia tidak lagi menangis, namun jejak air mata masih terlihat di pipinya yang gembul.

"Tuan Aret, dari mana kau tau jika kami berasal dari Crystal Souls?" Aret menyingsingkan lengan bajunya untuk menunjukkan gelang perak yang sama kepada anak itu, wajah Conrad berubah lucu.

"Kau juga dari yayasan? Tetapi kenapa kita tidak pernah bertemu?"

"Mungkin karena aku lebih suka menghabiskan waktu di sayap timur?" Aret tersenyum licik. Ekspresi Conrad berubah, sepertinya ucapannya memancing rasa penasaran dari yang lebih muda.

"Lalu, buku apa yang kau baca di perpustakaan, tuan Aret?" Aret memasang wajah berpikir, "Aku ragu apakah aku harus membicarakan ini denganmu atau tidak." Saat itu mereka sudah meninggalkan tempat sepi dan memasuki kerumunan orang yang berlalu lalang di ibukota. Aret melirik hologram besar yang sedang menayangkan pemberitahuan. Mereka sudah mengumumkan hal ini sejak seminggu yang lalu dan terus muncul di setiap sudut. Saking seringnya, Aret bahkan ingat setiap detil dari pengumuman itu.

"Aku ingin tau apa yang kerajaan sembunyikan dari kita." Aret membawa matanya pada Conrad saat hologram tersebut menghilang. Conrad yang masih muda menjadi bingung, terlihat jelas dari alis matanya yang berkerut.

"Sesuatu telah terjadi 13 tahun yang lalu."

"Apa ini berhubungan dengan Fire Flame Land? Aku dengar kota itu hancur 13 tahun yang lalu. Itu aneh."

"Ya, itu aneh. Sejak awal Obscure api sudah tinggal di kawasan gunung berapi, dan tidak pernah menunjukkan masalah setelah seribu tahun terakhir, kau tau karena apa, coward boy?"

"Karena Kaisar Ruby menjaganya?" jawab Conrad ragu. Zea di sampingnya beralih ke tangan kanan Aret, sepertinya ia juga sama penasaran dengan teori yang ingin di sampaikan oleh Aret.

"Kurang lebih seperti itu, meskipun kota itu hancur, kenapa kaisar Ruby tidak mengembalikannya seperti sedia kala? Nenek moyang mereka memilih tempat itu karena dapat meningkatkan kekuatan Obscure api, namun kenapa sekarang kota itu seperti dilupakan?" ucapan Aret terhenti ketika seorang wanita berpakaian bagus menghentikan mereka bertiga. Wanita itu bermata kuning emas, rambutnya tergerai cantik, ia menatap mereka dengan mata yang sering ia lihat, tatapan iba.

"Ah, apa kalian dari Crystal Souls? Ini, bawa ini ke yayasan dan bagi dengan teman-temanmu." wanita itu menyerahkan sekantong plastik besar pada Zea, gadis kecil itu berterima kasih, sebelum pergi, dia juga memberikan Aret dan Conrad senyuman.

"Waw, ini sepertinya mahal!" secara inisiatif Aret mengambil bungkusan besar yang pastinya berat untuk anak kecil seperti Zea.

"Apa kita bisa melanjutkan pembicaraan tadi, tuan Aret?" Conrad mencomot satu roti dari dalam kantong, setelah membaginya bersama Zea dan menawarkan pada Aret, dia kemudian memakan rotinya dengan senang.

"Hmm, sampai mana kita tadi? Ah, benar, lagipula, kerajaan melarang siapapun untuk ke Flame Land, kota itu benar-benar sudah di tutup, jangan lupakan fakta tidak ada lagi Obscure api yang tersisa, jikapun ada, kekuatan yang dimiliki sudah melemah."

"Dari banyak buku yang telah kubaca, di jelaskan jika sumber kekuatan para Obscure adalah dari kristal, karena sejak awal kekuatan yang kita miliki saat ini berasal dari kristal yang berada dalam tubuh seseorang, sang kaisar." Conrad mengangguk paham. Pada dasarnya semua Obscure sudah mengetahui hal ini, tentang nenek moyang mereka, asal kekuatan mereka, semua sudah tertulis di dalam buku.

"Jika kau membahas kekuatan yang melemah, seorang Obscure air yang aku kenal juga mengeluhkan hal yang sama."

"Ya, ya. Kau benar. Tetapi tidak seperti Obscure api yang melemah secara drastis, Obscure air lebih seperti tidak bisa mengeluarkan kekuatan mereka dengan maksimal." Setelah melewati keramaian ibu kota, kini mereka melalui tempat yang tidak begitu ramai. Sebuah jalan besar satu arah menjadi panduan arah bagi ketiga anak tersebut, di sisi jalan, tiang-tiang berlambang kristal bersegi tujuh menghiasi, warna warni yang terang, bahkan masih bisa terlihat meski matahari belum tenggelam.

Next chapter