9 Mother of Plants

Benua Eaiis merupakan wilayah dengan luasan hutan paling luas diantara benua lainnya. Banyak pemukiman penduduk baik kota maupun desa berada dibawah naungan lebatnya hutan hujan, beberapa lainnya berada di padang savana dengan lahan pertanian dan perkebunan yang tertata rapih nan berwarna-warni sejauh mata memandang. Mungkin ini yang disebut indahnya persahabatan manusia dengan alam. Semua keajaiban ini tak lain karena simbol keagungan, induk dari segala tanaman, pusat keindahan alam, "Mother of Plants".

Mother of Plants adalah bukti nyata keajaiban alam, bahkan mungkin layak disebut bukti rahasia alam. Bagaimana tidak, kau akan dapati bunga raksasa cantik nan megah mencuat kepermukaan. Pesonanya mencuri perhatian siapapun yang memandangnya. Bunga yang tak pernah layu, wanginyatak pernah pudar, seakan-akan ia turun dari surga untuk menyampaikan pesan pada umat manusia. Ibu kota kerajaan berada ditengah-tengah bunga raksasa tersebut. Kota utama sekaligus kastil kerajaan ditopang oleh mahkota bunga Rose raksasa, disekeliling bunga paling besar ini terdapat pula lima anak bunga sekaligus kota bagian yang berdiameter lebih kecil, masing-masing bernama petunia, dahlia, gerbera, camelia, dan alamanda. Kelima kota bagian memiliki ciri khas unik satu sama lain.

Setiap pagi hari tiap-tiap bunga mengeluarkan wanginya ke sekitar, menentramkan hati, pikiran, dan jiwa penduduk yang tinggal disana. Kala hujan tiba tentu ada pemandangan yang berbeda pula, kelopak menampung hujan, aliran air nya mengalir ke tempat rendah menjadikan air terjun alami mengitari seluruh kota. Jalur-jalur sungai nampak indah terlihat dari atas sana, mengalir menuju sendi-sendi kehidupan wilayah pemukiman lainnya. Induk bunga adalah sumber penghidupan.

~

Disuatu tempat didalam istana, tampak seorang wanita karismatik diatas altar singgasana megahnya sedang berbincang.

"Lapor Ratu!. Warden Vandal telah kembali dari ekspedisi khusus" ucap seorang prajurit tertunduk hormat.

"Baik, pinta ia segera menghadapku" balas ratu.

Tak lama berselang, kesatria berjirah emas, berjubah biru memasuki ruangan. Ia adalah Warden Vandal, diusianya yang masih terbilang muda ia menduduki salah-satu jabatan petinggi penting.

"Ekspedisi telah hamba rampungkan ya mulia" ucapnya sambil tertunduk hormat

"Kerja bagus vandal. Laporkan padaku bagaimana hasilnya?"

"Keempat lokasi benar ditemukan adanya siluman buas sesuai penglihatan Ratu. Semuanya telah diselesaikan. Dalam penyelesaian tersebut sayangnya hanya satu lokasi yang hamba selesaikan secara utuh, ketiga lainnya kami dapati siluman buas tersebut telah ditumpas terlebih dahulu. Disana memang terdapat jejak pertarungan, yang menjadi fokus keanehan adalah setiap jantung para siluman menghilang dengan kondisi mengenaskan."

"Bagaimana dengan para tawanan yang menjadi korban?"

"Sayang sekali semua tawanan di kuil kesepian dan hutan sesat tidak ada yang selamat. Sisa-sisa tawanan di menara jeritan berhasil kami evakuasi, mayat para korban pun telah kami semayamkan dengan layak."

"Terimakasih atas usaha terbaikmu Vandal. Aneh sekali, seharusnya informasi terkait kemunculan siluman buas tidak bocor mengingat hanya para petinggi yang aku sampaikan informasi ini. Siapa gerangan yang mendahului kita?. Kita harus mewaspadai orang yang telah menumpas para siluman buas tersebut. Aku memercayai para petinggi sebab mereka memiliki prioritas tugas yang lebih penting. Apa artinya terdapat kemungkinan seseorang yang mampu merasakan kehadiran siluman buas?. Warden Vandal, aku perintahkan secepatnya untuk mengumpulkan keempat warden lainnya untuk mendiskusikan penerawangan lanjutan!. Mulai dari sekarang kehidupan damai mungkin akan terganggu. Kita harus bersiap!. Aku punya firasat buruk" tegas sang Ratu

"Baik ya mulia" balas Vandal penuh keyakinan.

~ Sementara itu...

Rein dengan santainya duduk dihalaman depan perpustakaan, ia seakan tahu bahwa pagi ini aku datang kembali untuk menemuinya. Mata kami saling bertatap bisu. Ia mestilah tahu apa yang aku maksudkan.

"Masuklah, kita diskusikan didalam" Rein mempersilahkan. Seperti biasanya bau lapuk kayu dan buku tua mengelilingi seisi ruangan ini. Kami berdua duduk saling berhadapan, jamuan secangkir kopi hangat menjadi pendamping.

"Aku telah mempersembahkan semua keempat jantung siluman buas sesuai yang engkau serukan." kata ku memulai percakapan, tangan ku meraih cangkir gelas, menyeruput panas nya kopi berharap pikiran ini menjadi lebih tenang.

"Aku terkesan kau bisa menyelesaikannya dengan baik. Jadi bagaimana tanggapanmu ?." Rein membalas diringi seruputan gelas kopinya.

Untuk sejenak aku mengalihkan pandangan ke arah jendela. Membayangkan rekam jejak kejadian, merajut bagian-bagian janggal.

"Katakan pada ku Rein, apakah kau teman atau lawan?"

Rein menyipitkan kedua matanya, menatap dengan serius "aku adalah kawan, tidak ada keraguan". Rein paham dengan apa yang aku maksudkan. Dirinya yang setengah siluman dimata Hevea adalah keraguan. Bangsa siluman tidak bisa dipercaya. Namun rein adalah hybrid, ia mampu melawan kehendak naluri alamiahnya, berpikir dan bertindak sendiri.

"Baiklah. Aku pegang kata-katamu. Masuk ke topik selanjutnya; dalam perjalanan awal ini aku belum banyak memahami rencana yang dimaksud para siluman. Aku duga akan terjadi hal besar dalam waktu dekat ini. Kekuatan armblade sedikitnya telah aku kuasai" ucap ku.

"Kini kau telah melihat realita apa yang sebenarnya terjadi. Kau bukan lagi anak polos yang baru saja ku temui kemarin hari. Kenyataan pahit telah berhasil merubah diri. Seperti yang kau ketahui bangsa setan dan para siluman tengah merencanakan kehancuran tidak lama lagi. Untuk menyelidikinya kita harus dekat dengan sumber informasi. Tapi sebelum itu kita harus berangkat menuju pulau keabadian"

"Untuk apa?"

"Dalam perjalanan kau menemukan kesulitan bukan?, mari kumpulkan kekuatan terlebih dahulu"

"Komandan pasukan bernama Vandal memang sosok yang kuat, aku harus mengakui kelemahanku"

"Hahaha... warden vandal rupanya, sang pemilik pusaka tombak suci. Orang-orang menyebutnya sebagai Warden Savior. Keempat lainnya tidak kalah kuat juga"

"Apa? masih ada empat lainnya?"

"Tentu saja. Warden Swordmaster, Warden Hunter, Warden Eater, Warden Beasttamer, dan Warden Savior kelimanya adalah petinggi kerajaan sekaligus tangan kanan Ratu. Orang terkuat dan terpilih"

"Begitu rupanya. Ini menjadi semakin menarik. Jadi, kekuatan apa yang kau maksud sebelumnya?"

"Kita harus mengakui kita belum cukup kuat bukan, pulau keabadian adalah tempat yang sempurna mencari darah dan arwah untuk diserap. Tenang saja tidak ada satu pun penduduk eaiis yang berani mendekati pulau itu. Termasuk kita harus merekrut anggota tambahan. Rafflesia..!"

"Rafflesia...?"

avataravatar
Next chapter